Cindaga, Kebasen, Banyumas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 10:
|luas =-
|penduduk =-
|kepadatan = sedang-
}}
'''Cindaga''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Kebasen, Banyumas|Kebasen]], [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. SalahDesa satuini peninggalanberada eradi perangtepian dunia[[Sungai IISerayu]]. adalahDi adanyaDesa jembatanCindaga lengkungterdapat dua [[rawa-rawa]] yaitu Rawa Winong yang sdhterletak berusiadi sektrGrumbul setengahWerdeg abaddan lebih,Rawa sempatKalong runtuhyang karnaterletak dibomdi olehGrumbul jepang,Poncot namunKidul. dibangunSelain kembali,sehinggaitu jikajuga musimterdapat kemarauJembatan bekasLengkung jembatanmelintang ygdiatas runtuh[[Sungai terlihatSerayu]] apabilayang kitamerupakan perhatikanberserajarah dipeninggalan bawah[[Perang jembatanDunia tsbII]].
 
=== Batas wilayah ===
{{Kebasen, Banyumas}}
{{batas_USBT
cindaga dibagi menjadi beberapa gerumbul yaitu Buntungan,Krunculan,pasemutan,wungu banjeng,lemah abang, brusan,tambangan,wlahar,poncot,kemitan,werdeg. Di Cindaga sendiri ada rawa yaitu rawa Winong yg terletak di grumbul Werdeg .dan rawa kalong yang terletak di poncot kidul...
|utara=[[Kebasen, Kebasen, Banyumas|Desa Kebasen]] dan [[Sungai Serayu]]
|selatan=[[Kabupaten Cilacap]]
|barat=[[Sungai Serayu]]
|timur=[[Kalisalak, Kebasen, Banyumas|Desa Kalisalak]] dan [[Sawangan, Kebasen, Banyumas|Desa Sawangan]]
}}
 
== Pembagian wilayah ==
{{col-css3-begin|2}}
# Grumbul Berusan
# Grumbul Buntungan
# Grumbul Kemitan
# Grumbul Krunculan
# Grumbul Lemah Abang
# Grumbul Pasemutan
# Grumbul Poncot
# Grumbul Tambangan
# Grumbul Welahar
# Grumbul Werdeg
# Grumbul Wungu Banjeng
{{col-css3-end}}
 
== Jembatan Lengkung ==
Di desa ini terdapat bangunan peninggalan masa [[Perang Dunia II]] berupa [[jembatan]] lengkung yang sudah berusia sekitar setengah abad lebih. Yaitu Jembatan sepanjang 250 meter yang membelah Sungai Serayu yang mulai dibangun Belanda pada 1938. Namun, pada 1942, ketika Jepang datang, jembatan tersebut dihancurkan. Pada 1946, Soekarno merancang desainnya sekaligus dan membangun kembali jembatan tersebut. Jika musim kemarau bekas jembatan yg runtuh tersebut akan terlihat di bawah jembatan. Ada nilai filosofis yang terkandung dalam jembatan tersebut yaitu di jembatantersebut ada lima lengkung yang berarti adalah lima sila Pancasila. Beberapa bagian jembatan yang kini sudah tidak dipakai tersebut juga pernah runtuh pada 26 Juni 2011<ref>[http://regional.kompas.com/read/2011/06/27/21134999/Jembatan.Rancangan.Soekarno.Runtuh Jembatan Rancangan Soekarno Runtuh]</ref>.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{Kebasen, Banyumas}}
 
{{kelurahan-stub}}