Keraton Surakarta Hadiningrat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: penggantian teks otomatis (-Moderen +Modern, -moderen +modern) |
|||
Baris 71:
Di sebelah barat bangunan ''Sasana Sewaka'' terdapat ''Sasana Parasdya'', sebuah ''pringgitan'' atau tempat menggelar pertunjukan wayang kulit. Di sebelah barat ''Sasana Parasdya'' terdapat ''Dalem Ageng Prabasuyasa'' (''praba'' = cahaya, ''suyasa'' = rumah/kediaman). Tempat ini merupakan bangunan inti dan terpenting dari seluruh bangunan yang ada di Keraton Surakarta. Di tempat inilah disemayamkan pusaka-pusaka kebesaran dan juga singgasana tahta (''Dhampar Kencana'') Sri Sunan serta regalia yang menjadi simbol kerajaan. Di lokasi ini pula Sri Sunan bersumpah ketika mulai bertahta sebelum upacara pemahkotaan dihadapan rakyat dan tamu undangan di ''Siti Hinggil Lor''. Di sisi timur ''Sasana Sewaka'' terdapat ''Bangsal Maligi'' yang dibangun pada masa pemerintahan [[Pakubuwana IX|Susuhunan Pakubuwana IX]] pada tahun [[1882]], berfungsi sebagai tempat mengkhitankan putra Sri Sunan dari permaisuri.
Bangunan berikutnya adalah ''Sasana Handrawina''. Tempat ini digunakan sebagai tempat perjamuan makan resmi kerajaan. Kini bangunan ini biasa digunakan sebagi tempat seminar maupun ''gala dinner'' tamu asing yang datang ke kota [[Surakarta]]. Di depan ''Sasana Handrawina'' terdapat tiga bangunan serupa bangsal yang berukuran kecil yaitu ''Bangsal Bujana'' (tempat menjamu pengikut tamu agung), ''Bangsal Pradangga'' (tempat memukul gamelan), dan ''Bangsal Musik'' (tempat memainkan musik
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Staatsiebed in de kraton van de Susuhunan van Solo Soerakarta TMnr 60001435.jpg|thumb|left|240px|Bagian dalam bangunan Dalem Ageng Prabasuyasa, dengan ''senthong'' atau ''petanen gading'' yang menghadap ke selatan (foto sekitar tahun [[1910]]-[[1930]]).]]
|