Harry Murti: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k referensi |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 51:
Harry pun memulai petualangan baru; hanya tinggal di rumah dengan pekerjaan meriset drum. Setiap sang isteri gajian, Harry langsung minta uang untuk bisa membeli barang yang terhubung dengan drum. Selesai dibeli, barang-barang itu langsung dibedah dan dipotong-potong. Orang yang melihat aksi ini, menyangka ia gila. Padahal, Harry tengah melakukan eksplorasi.
Bantuan untuk menghidupkan Harry Drum Craft datang pula dari doa dan keikhlasan Ibunya Almarhumah Nilawati Indra. Pertama, Harry diijinkan pindah dari rumah mertua ke rumah milik keluarga di Bumi Serpong Damai di kawasan Vila Melati, dekat dengan rumah sang Ibu. Di sini Harry semakin bebas melakukan riset. Kedua, sesaat sebelum sang Ibu wafat, Harry diberi modal untuk berbisnis sesuai kata hatinya : drum!
Dengan modal tersebut, Harry menjadikan rumah keluarga sebagai bengkel drum sekaligus sekolah musik yang diberi nama Jakarta Drum School. Di dalam rumah itu, ia membangun coffee shop, studio rental dan show room alat musik. Barang-barang untuk show room didapat Harry dari titipan distributor.
|