Didik Mukrianto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Teamdm (bicara | kontrib)
riwayat pendidikan dan tulisan
Baris 35:
'''MASA KECIL'''
 
Lahir sebagai [[Petani]] dari keluarga petani yang serba miskin, kekurangan baik akses ekonomi, informasi, pendidikan dan akses lainnya. Lahir di desa kecil di lereng [[Gunung Lawu]] 43 tahun yang lalu. Lahir dengan pertolongan dukun bayi di desa Janggan, Kecamatan Poncol, [[Kabupaten Magetan]] menjadi awal perjalanan hidup Mas Didik. Menikmati Indonesia dengan dinamika hidup, sekolah SD tanpa sepatualas kaki, jalan kaki melewati sawah dan ladang selama SMP, menikmati dimar ublik/lampu minyak tanah dan pulang sekolah ke sawah sambil mencari rumput pada saat SMA menjadi kesehariankegiatan sehari-hari Mas Didik.
 
Karena keterbatasan orang tua untuk membiayai hidup, selepas SMA Mas Didik tidak berkesempatan untuk menikmati bangku kuliah, mengingat kakak perempuannya sudah berkesempatan menikmati bangku kuliah lebihterlebih duludahulu. Sambil menunggu kakak selesai kuliah Mas Didik tetap bersama orang tua membantu bertani dan berharap agar kakak cepat selesai kuliah agar bisa mendapat kesempatan untuk kuliahberkuliah.
 
Alhamdulillah Allah MahaSWT Besar mengaruniakanmengabulkan harapan Mas Didik. Tidak sampai menunggu terlalu lama atau menunggu kakak selesai kuliah, akhirnya tawaran kuliah di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] dari alm pamannya yaitu Om Sutjipto, SH tidak disia-siakan. Akhirnya setelah setahun menunggu sambil bertani, Mas Didik mendapat karunia dari Allah SWT melalui pamannya untuk berkesempatan kuliah di Trisakti, sebuah universitas yang sangat jauh dari bayangan apalagi harapan Mas Didik.
 
'''MASA REMAJA'''
Baris 49:
Ditengah-tengah aktifitas sebagai aktifis mahasiswa, dalam menikmati kesehari-hariannya yang selalu berusaha memperkuat eksistensi dalam jalur pergerakan moral dan social, Mas Didik tidak melupakan tanggung jawab yang diberikan pamannya yang telah memberikan kesempatan berharga dalam hidupnya. Tugas dan tanggung jawab rutin Mas Didik tiap harinya diantaranya bertanggung jawab atas kebersihan mobil-mobil, membantu membersihkan rumah, mengurus taman dan mengantar jemput sekolah putra putri pamannya disamping tugas-tugas yang lainnya. Mas Didik mendapat banyak pelajaran dan kesempatan berharga selama ikut pamannya diantaranya skill untuk bisa membawa kendaraan atau sopir, dimana sebelumnya hanya kenal sabit dan cangkul.
 
Dengan dorongan, nasehat dan do’a kedua orang tuanya, Mas Didik terus berikhtiar dan berbuat sekuat tenaga untuk menjadi yang terbaik, minimal untuk dirinya sendiri. Pesan yang sangat berharga dan tidak akan pernah dilupakan adalah manaka alm Bapak Mas Didik punya harapan besar yaitu : “''hanya ingin melihat Mas Didik ke kantor memakai dasi dan naik mobil”. ''Harapan dan cita-cita yang sederhana dari seorang petani namenamun punya makna yang sangat besar dan sesuatu hal yang tidak mudah diwujudkan oleh Mas Didik. Kesedihan mendalam pertama kali dalam hidup Mas Didik, manakala alm Bapaknya dipanggil menghadap Allah SWT pada hari Jum’at Legi tanggal 9 September 1994 sebelum harapan Beliau terwujud.
 
Berbekal keterbatasan dan semakin beratnya kondisi hidup yang Mas Didik hadapi karena adek perempuannya juga sudah mulai membutuhkan biaya karena masuk kuliah, maka sebagai pengganti alm Bapaknya yang harus mengambil tanggung jawab maka Mas Didik tidak hanya berjuang untuk segera selesai kuliah secara cepat namun juga harus membantu ibu untuk membiayai kuliah kakak dan adeknya. Walaupun mudah dalam semangat ternyata Mas Didik tidak kuasa dan tidak mampu untuk membantu meringankan beban ibu untuk membiayai kuliah kakak dan adek perempuannya.
Baris 77:
# Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni [[Universitas Trisakti]];
#Sekretaris Jenderal Gerakan Aman Adil Sejahtera Untuk Indonesia (GARANSI);
#Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Rugbi Union Indonesia;
Berangkat dari semangat, tekad, kejujuran dan kerja keras serta do’a yang tidak pernah henti, Mas Didik ingin membuktikan bahwa kemiskinan harta tidak menghalangi seseorang untuk keluar dari kemiskinan bahkan menuai sebuah keberhasilan manakala seseorang itu tetap konsisten memperjuangkan keyakinan. Berbekal pengalaman hidup yang Mas Didik dan keluarganya rasakan sebagai keluarga miskin maka tidak berlebihan apabila Mas Didik ingin memperjuangkan wong cilik, masyarakat kecil, masyarakat yang masih dibawah garis kemiskinan melalui kelembagaan politik, karena kelembagaan politiklah yang menjadi alat perjuangan yang efektif dan konkrit dalam mendesign pengelolaan bangsa dan Negara. Dan sesuatu hal yang sangat nyata dalam modal perjuangannya untuk rakyat kecil, ketika banyak elit yang mengeksploitasi isu kemiskinan untuk mewujudkan kepentingan pribadinya padahal mereka tidak pernah bisa memahami kemiskinan karena tidak pernah mengalami, maka Mas Didik yang memulai perjuangan hidupnya dari keluarga wong cilik, keluarga petani di lereng gunung lawu bertekad untuk terus konsisten berjuang mengentaskan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
 
== Riwayat Pendidikan<ref>{{Cite web|url=http://103.11.74.155/onebio/detailbio.php?idk=2361!Didik-Mukrianto|title=Didik Mukrianto|last=BiOne|website=OneBio|language=en|access-date=2017-09-20}}</ref> ==
* Tahun 1999-20002016, ProgramSedang Spesialismenempuh Notariat danProgram PertanahanDiktoral Fakultas Hukum [[Universitas IndonesiaTrisakti]];
* Tahun 2014-2016, Magister Fakultas Hukum [[Universitas Trisakti]];
* Tahun 1997-2000, Program Spesialis Notariat dan Pertanahan Fakultas Hukum [[Universitas Indonesia]];
* Tahun 1992-1996, Fakultas Hukum [[Universitas Trisakti]], Jakarta;
* Tahun 1988-1991, SMA Negeri 2 Magetan;