Hadis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Dikembalikan ke revisi 13032524 oleh Mohamadhzanhari (bicara): Rujukan?
Tri Rahmat (bicara | kontrib)
pranala
Baris 13:
Menurut istilah ulama ahli hadits,{{who}} hadits yaitu apa yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad {{saw}}, baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapannya ([[Bahasa Arab|Arab]]: ''taqrîr''), sifat jasmani atau sifat akhlak, perjalanan setelah diangkat sebagai Nabi ([[Bahasa Arab|Arab]]: ''bi'tsah'') dan terkadang juga sebelumnya, sehingga arti hadits di sini semakna dengan [[sunnah]].
 
Kata hadits yang mengalami perluasan makna sehingga disinonimkan dengan sunnah[[Sunnah]], maka pada saat ini bisa berarti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari [[Muhammad|Nabi Muhammad]] {{saw}} yang dijadikan ketetapan ataupun [[Hukum Islam|hukum]].<ref name="H-EoI">"Hadith," ''Encyclopedia of Islam.''</ref> Kata hadits itu sendiri adalah bukan kata infinitif,<ref>Lisan al-Arab, by Ibn Manthour, vol. 2, pg. 350; Dar al-Hadith edition.</ref> maka kata tersebut adalah kata benda.<ref>''al-Kuliyat'' by Abu al-Baqa’ al-Kafawi, pg. 370; Al-Resalah Publishers. This last phrase is quoted by al-Qasimi in Qawaid al-Tahdith, pg. 61; Dar al-Nafais.</ref>
 
== Struktur hadits ==
Baris 58:
 
=== Berdasarkan ujung sanad ===
Berdasarkan klasifikasi ini hadits dibagi menjadi 3 golongan yakni ''marfu’’[[Marfu]]'' (terangkat), ''mauquf'' (terhenti) dan ''maqthu’'':
* ''Hadits Marfu’'' adalah hadits yang sanadnya berujung langsung pada Nabi [[Muhammad]] {{saw}} (contoh: hadits di atas)
* ''Hadits Mauquf'' adalah hadits yang sanadnya terhenti pada para [[sahabat nabi]] tanpa ada tanda-tanda baik secara perkataan maupun perbuatan yang menunjukkan derajat marfu'. Contoh: [[Imam Bukhari|Al Bukhari]] dalam kitab ''Al-Fara'id'' (hukum waris) menyampaikan bahwa [[Abu Bakar]], Ibnu Abbas dan Ibnu Al-Zubair mengatakan: "Kakek adalah (diperlakukan seperti) ayah". Pernyataan dalam contoh itu tidak jelas, apakah berasal dari Nabi atau sekadar pendapat para sahabat. Namun jika ekspresi yang digunakan sahabat adalah seperti "Kami diperintahkan..", "Kami dilarang untuk...", "Kami terbiasa... jika sedang bersama Rasulullah", maka derajat hadits tersebut tidak lagi mauquf melainkan setara dengan marfu'.
* ''Hadits Maqthu’'' adalah hadits yang sanadnya berujung pada para [[tabi'in]] (penerus) atau sebawahnya. Contoh hadits ini adalah: [[Imam Muslim]] meriwayatkan dalam pembukaan sahihnya bahwa [[Ibnu Sirin]] mengatakan: "Pengetahuan ini (hadits) adalah agama, maka berhati-hatilah kamu darimana kamu mengambil agamamu".
Keaslian hadits yang terbagi atas golongan ini sangat bergantung pada beberapa faktor lain seperti keadaan rantai sanad maupun penuturnya. Namun klasifikasi ini tetap sangat penting mengingat klasifikasi ini membedakan ucapan dan tindakan Rasulullah {{saw}} dari ucapan para sahabat maupun tabi'in di mana hal ini sangat membantu dalam area perkembangan dalam fikih (Suhaib Hasan, ''Science of Hadits'').
 
Baris 124:
=== Kitab hadits Syi'ah ===
[[Syi'ah]] hanya memercayai hadits yang diriwayatkan oleh keturunan Muhammad {{saw}}, melalui [[Fatimah az-Zahra]], atau oleh pemeluk Islam awal yang memihak [[Ali bin Abi Thalib]]. [[Syi'ah]] tidak menggunakan hadits yang berasal dari atau diriwayatkan oleh orang-orang yang diklaim memusuhi Ali, seperti [[Aisyah]], yang melawan Ali pada [[Perang Jamal]]. Beberapa sekte Syi'ah sebagian besar menggunakan:
* ''[[Ushul al-Kafi]]''
* ''Al-Istibshar''
* ''Al-Tahdzib''
Baris 131:
Kitab-kitab ini mengandung hujjah yang sangat lemah dan jelek, sampai-sampai ulama Syiah berkata bahwa tidak ada hadits di situ yang berperawi tsiqah. Ulama Syiah kadang bertaqiyah bahwa perawi itu tsiqah, tapi kalau dilihat di kitab-kitab rijal Syiah, didapati mereka itu majhul, dha'if, atau bahkan matruk. Seperti memakai sendal kuning (yang dikatakan orang sesat Syiah) sebagai pembawa kebaikan, dibolehkannya taqiyah yang haram, mut'ah, akidah thinah, dan hadits-hadits yang mereka tahrif.
-->
Kebanyakan hadits-hadits tersebut meriwayatkan perkataan [[Ja'far ash-Shadiq]] dengan pentahrifan sanad. Kitab-kitab hadits Syiah tidak beredar secara umum di Indonesia.
 
=== Beberapa istilah dalam ilmu hadits ===
Baris 152:
 
=== Masa Penggalian ===
Masa ini adalah masa pada sahabat besar dan [[tabi'in]], dimulai sejak wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 11 H atau [[632]] M. Pada masa ini hadits belum ditulis ataupun dibukukan, kecuali yang dilakukan oleh beberapa sahabat seperti Abu Hurairah, Abu Bakar, Umar bin Khattab, Abdullah bin Mas'ud, dllnya. Seiring dengan perkembangan dakwah, mulailah bermunculan persoalan baru umat Islam yang mendorong para sahabat saling bertukar hadits dan menggali dari sumber-sumber utamanya.
 
=== Masa penghimpunan ===