Bahasa Cirebon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tambahan rujukan valid dan edit kalimat yg kurang efektif
Baris 11:
|fam2=[[bahasa Melayu-Polinesia|Malayo-Polinesia]]
|fam3=[[bahasa Malayo-Polinesia Inti|Malayo-Polinesia Inti]]
|fam4=[[Rumpun bahasa Sunda-SulawesiJawa|Sunda-SulawesiJawa]]
|fam5=
|script=Aksara Cirebon, [[Aksara Jawa]],{{br}} [[aksara Arab|Pegon]], [[aksara Latin]]
Baris 25:
[[Berkas:Reynan-basacerbon.rawulu.jpg|thumb|300px|Basa Cerbon]]
 
'''Bahasa Cirebon''' atau Bahasa Jawa Cirebon<ref>[https://www.ethnologue.com/language/jav Ethnologue]</ref><ref>Saraswati, Desi. 2008. Indonesiaku Kaya Bahasa. [[Depok]] : Lintas Nusantara</ref> disebut oleh masyarakat setempat sebagai ''Basa Cerbon'' ialah bahasa yang dituturkan di pesisir utara Jawa Barat terutama mulai daerah [[Pedes, Karawang|Pedes]] hingga [[Cilamaya Kulon, Karawang|Cilamaya Kulon]] dan [[Cilamaya Wetan, Karawang|Wetan]] di [[Kabupaten Karawang]], [[Blanakan, Subang|Blanakan]], [[Pamanukan, Subang|Pamanukan]], [[Pusakanagara, Subang|Pusakanagara]], sebagian [[Ciasem, Subang|Ciasem]], dan [[Compreng, Subang|Compreng]] di [[Kabupaten Subang]], sebagian besar [[Kabupaten Indramayu]] (mengunakan dialek Dermayon), [[Ligung, Majalengka|Ligung]], [[Jatitujuh, Majalengka|Jatitujuh]], dan sebagian [[Sumberjaya, Majalengka|Sumberjaya]], [[Dawuan, Majalengka|Dawuan]], [[Kasokandel, Majalengka|Kasokandel]], [[Kertajati, Majalengka|Kertajati]], [[Palasah, Majalengka|Palasah]], [[Jatiwangi, Majalengka|Jatiwangi]]<ref>Tim Penyusun Disparbud Prov. Jawa Barat. 2011. "Peta Budaya Provinsi Jawa Barat". Bandung: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat</ref>, [[Sukahaji, Majalengka|Sukahaji]], [[Sindang, Majalengka|Sindang]]<ref>Nurfaidah, Dedeh. 2008. "Basa Sunda Dialék Majalengka di Kacamatan Sukahaji". Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia</ref> [[Leuwimunding, Majalengka|Leuwimunding]] dan [[Sindangwangi, Majalengka|Sindangwangi]] di [[Kabupaten Majalengka]] sampai [[Kota Cirebon|Kota]] dan [[kabupaten Cirebon]] serta [[Losari, Brebes|Losari Timur]] di [[Kabupaten Brebes]] di [[Jawa Tengah|Provinsi Jawa Tengah]]<ref>Saraswati, Desi. 2008. Indonesiaku Kaya Bahasa. [[Depok]] : Lintas Nusantara</ref><ref>[http://www.radarcirebon.com/pangeran-losari-angkawijaya-tali-sejarah-cirebon-brebes.html Radar Cirebon - Pangeran Losari ‘Angkawijaya’ Tali Sejarah Cirebon Brebes (edisi 2014)]</ref>. Pengembangan bahasa Cirebon dilakukan oleh ''Lembaga Basa lan Sastra Cirebon (LBSC)'' dan ''Lembaga Basa lan Sastra Dermayon (LBSD)'' untuk Bahasa Cirebon dialek Dermayon/Dermayu.
[[Berkas:Reynan-Carakan-gamel.jpg|thumb|300px|Aksara Rikasara Cirebon gaya [[Gamel, Plered, Cirebon|Gamel]] pada proposal dewan adat [[Gamel, Plered, Cirebon|Gamel]], dibagian atas tertulis dengan Rikasara Cirebon gaya [[Gamel, Plered, Cirebon|Gamel]] yang bunyinya "waringin rungkad" artinya secara harafiah adalah<br><br>Wari Ngin Rug Kad<br><br>Wari (air) pada masa lalu air itu bening = Kalam = Elmu<br>Ngin = Angin = Nafas = Kehidupan<br><br>Rungkad (Ru' Kad)<br><br>Ru' = Jiwa<br>Kad = Pekerja (Badaniya) <br><br>"Ilmu Kehidupan yang mengisi Jiwa dan Raga" yang merupakan salah satu nilai pegangan masyarakat [[Gamel, Plered, Cirebon|desa Gamel]], [[Plered, Cirebon|kecamatan Plered]], [[kabupaten Cirebon]]]]
 
Baris 89:
 
== Kosakata ==
Sebagian besar kosa kata asli dari bahasa ini tidak memiliki kesamaan dengan bahasa Jawa standar (Surakarta/Yogyakarta) baik secara morfologi maupun fonetik. Memang bahasa Cirebon yang dipergunakan di Cirebon dengan di Indramayu itu meskipun termasuk bahasa Jawa, mempunyai perbedaan cukup besar dengan “bahasa Jawa baku”, yaitu bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah yang berpegang kepada bahasa Jawa Solo. Dengan demikian, sebelum 1970-an, buku-buku pelajaran dari Solo tak dapat digunakan karena terlalu sukar bagi para murid (dan mungkin juga gurunya). Oleh karena itu, pada 1970-an, buku pelajaran itu diganti dengan buku pelajaran [[bahasa Sunda]] yang dianggap akan lebih mudah dimengerti karena para pemakai bahasa Sunda “lebih dekat”. Akan tetapi, ternyata kebijaksanaan itu pun tidak tepat sehingga muncul gerakan untuk menggantinya dengan buku dalam bahasa yang digunakan di wilayahnya, yaitu Bahasa Jawa dialek Cirebon.<ref>Rosidi, Ajip. 2010. "Bahasa Cirebon dan Bahasa Indramayu".: Pikiran Rakyat</ref> namun penerbitan buku penujang pelajaran bahasa daerah yang terjadi tahun selanjutnya tidak mencantumkan kata "Bahasa Jawa dialek Cirebon" lagi, akan tetapi hanya menggunakan kata "Bahasa Cirebon" hal ini seperti yang telah dilakukan pada penerbitan buku penunjang pelajaran bahasa cirebon pada tahun 2001 dan 2002. "Kamus Bahasa Cirebon" yang ditulis oleh almarhum bapak Sudjana sudah tidak mencantumkan Kata "Bahasa Jawa dialek Cirebon" namun hanya "Kamus Bahasa Cirebon" begitu juga penerbitan "Wyakarana - Tata Bahasa Cirebon" pada tahun 2002 yang tidak mununjukan lagi keberadaan Bahasa Cirebon sebagai bagian dari Bahasa Jawa, namun menunjukan eksistensi Bahasa Cirebon sebagai bahasa yang mandiri.
 
=== Perbandingan bahasa Cirebon Bagongan (bahasa rakyat) ===