Suku Rohingya: Perbedaan antara revisi
[revisi terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
→Referensi: http://www.bbc.com/indonesia/dunia-41149698 |
||
Baris 43:
[[Berkas:Cox's Bazaar Refugee Camp (8539828824).jpg|thumb|275px|Kamp Pengungsi yang kumuh di [[Cox's Bazar]], [[Bangladesh]]]]
'''Rohingya''' adalah sebuah kelompok etnis [[Bangsa Indo-Arya|Indo-Arya]] dari [[Negara Bagian Rakhine|Rakhine]] (juga dikenal sebagai [[Arakan]], atau Rohang dalam bahasa Rohingya) di [[Myanmar]]. Rohingya adalah etno-linguistik yang berhubungan dengan bahasa bangsa Indo-Arya di India dan Bangladesh (yang berlawanan dengan mayoritas rakyat Myanmar yang [[Rumpun bahasa Cina-Tibet|Sino-Tibet]]). PBB mendefinisikan Rohingya sebagai minoritas agama dan bahasa dari Myanmar barat dan bahwa Rohingya adalah salah satu dari minoritas yang paling dipersekusi atau paling mendapat perlakuan buruk di dunia. Namun asal kata Rohingya, dan bagaimana mereka muncul di Myanmar, menjadi isu kontroversial. Sebagian sejarawan mengatakan kelompok ini sudah berasal dari ratusan tahun lalu dan lainnya mengatakan mereka baru muncul sebagai kekuatan identitas dalam seabad terakhir.
Menurut penuturan warga Rohingya dan beberapa ulama, mereka berasal dari negara bagian Rakhine. Sedangkan sejarawan lain mengklaim bahwa mereka bermigrasi ke [[Myanmar]] dari [[Bengal]] terutama perpindahan yang berlangsung selama masa pemerintahan [[Inggris]] di Burma{{Sfn|Leider|2013|p=7}}<ref name="Derek">{{cite web | url=http://blog.irrawaddy.org/2014/04/blog-post_52.html | title=The 'Rohingya' Identity - British experience in Arakan 1826-1948 | author=Derek Tonkin | publisher=The Irrawaddy | accessdate=19 January 2015}}</ref><ref name=":3">{{Cite book|title = Burma's Muslims: Terrorists or Terrorised?|last = Selth|first = Andrew|publisher = Strategic and Defence Studies Centre, Australian National University|year = 2003|isbn = 073155437X|location = Australia|pages = 7}}</ref>, dan pada batas tertentu perpindahan itu terjadi setelah kemerdekaan Burma pada tahun 1948 dan selama periode [[Perang Kemerdekaan Bangladesh]] pada tahun 1971<ref name=":6">{{Cite book|title = Minority Problems in Southeast Asia|last = Adloff|first = Richard|publisher = Stanford University Press|year = 1955|isbn = |location = United States|pages = 154|last2 = Thompson|first2 = Virginia}}</ref>{{Sfn|Crisis Group|2014|pp=4-5}}.
Baris 53:
Rohingya telah menuai perhatian internasional setelah [[Kerusuhan Rakhine 2012|kerusuhan]] negara bagian Rakhine pada tahun 2012. Lalu pada tahun 2015 ketika berlangsungnya perhatian internasional atas [[Krisis pengungsi Rohingya 2015|Krisis Pengungsi Rohingya]] dimana orang-orang Rohingya menempuh perjalanan laut yang berbahaya dalam upaya melarikan diri ke beberapa negara [[Asia Tenggara]], dimana [[Malaysia]] menjadi tujuan utama mereka.
Gelombang kekerasan baru ini menandai eskalasi dramatis sejak Oktober 2016 lalu ketika milisi Rohingya melakukan serangan dengan skala yang lebih kecil. Para pengungsi menuduh aparat keamanan Myanmar dan kelompok militan radikal Buddha membakar desa-desa mereka.
Pemerintah Myanmar berdalih, pasukan keamanan mereka sekadar mengambil langkah balasan terhadap serangan bulan lalu terhadap lebih dari 20 pos polisi oleh milisi Rohingya. Bentrokan susulan sesudah itu membuat banyak warga sipil baik Islam maupun Buddha, lari menyelamatkan diri dari desa-desa mereka.
Setelah serangan milisi pada bulan Oktober 2016, militer melakukan operasi pembalasan yang keras, dan banyak warga Rohingya menuduh bahwa dalam operasi itu pasukan keamanan melakukan pemerkosaan, pembunuhan, pembakaran desa dan penyiksaan. PBB sudah menyebut serangan balasan dari militer terhadap etnis Rohingya pada Oktober lalu sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Pemerintah Myanmar berkeras bahwa mereka adalah pendatang baru dari subkontinen India, sehingga konstitusi negara itu tidak memasukkan mereka dalam kelompok masyarakat adat yang berhak mendapat kewarganegaraan. Mereka tinggal di salah satu negara bagian termiskin di Myanmar, dan gerakan dan akses mereka terhadap pekerjaan sangat dibatasi. Secara historis, mayoritas penduduk Rakhine membenci kehadiran Rohingya yang mereka pandang sebagai pemeluk Islam dari negara lain dan ada kebencian meluas terhadap Rohingya di Myanmar.
Ada sisi agama dalam konflik ini, namun juga ada ketegangan antaretnis dan ekonomi. Komunitas Rakhine merasa terdiskriminasi secara budaya, dieksploitasi secara ekonomi dan terpinggirkan oleh pemerintah pusat yang didominasi oleh etnis Burma. Dalam situasi ini, etnis Rohingya, oleh orang Rakhine dianggap sebagai pesaing dalam perebutan sumber daya, sehingga menimbulkan ketegangan di negara bagian itu yang kemudian memicu konflik dari dua kelompok etnis tersebut.
== Referensi ==
|