Alasdair MacIntyre: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 11:
| main_interests = Etika, [[meta-etika]], [[sejarah etika]], [[filsafat politik]]
| notable_ideas = Kebangunan [[etika kebajikan]], kebaikan-kebaikan internal dan eksternal
| influences = [[Aristoteles]], [[AugustinusAgustinus dari Hippo]], [[Thomas Aquinas]], [[Kierkegaard]], [[Marx]], [[Nietzsche]], [[Hegel]], [[R. G. Collingwood]], [[Imre Lakatos]], [[Thomas Kuhn]], [[John Henry Newman]], [[Edith Stein]]
| influenced = [[Teologi pascaliberal]], [[Stanley Hauerwas]], [[Ortodoksi Radikal]], [[Rod Dreher]]
| signature =
}}
{{Filsafat Katolik |expanded=all}}
'''Alasdair Chalmers MacIntyre''' ({{IPAc-en|ˈ|æ|l|ə|s|t|ər|_|ˈ|m|æ|k|ɪ|n|ˌ|t|aɪər}}; {{lahirmati||12|1|1929||||}}) adalah seorang filsuf Skotlandia<ref>{{en}} Kelvin Knight, ''The MacIntyre Reader'', Notre Dame Press, 1998, "Interview with Giovanna Borradori," 255–256</ref> yang secara khusus dikenal karena kontribusinya pada filsafat moral ([[etika]]) dan [[filsafat politik|politik]], kendati ia juga dikenal karena karyanya seputar sejarah [[filsafat]] dan teologi. Buku ''[[After Virtue]]'' (1981) karya MacIntyre dikenal luas sebagai salah satu karya terpenting filsafat moral dan politik di antara kalangan berbahasa Inggris pada abad ke-20.<ref>{{en}} Lackey, 1999, "What Are the Modern Classics? The Baruch Poll of Great Philosophy in the Twentieth Century", ''The Philosophical Forum'', Vol.30, Issue.4</ref> Ia tercatat sebagai Senior Research Fellow dalam Centre for Contemporary Aristotelian Studies in Ethics and Politics (CASEP) di [[London Metropolitan University]], dan Profesor Emeritus Filsafat di [[University of Notre Dame]]. Selama karier akademisnya yang panjang, ia juga mengajar di [[Brandeis University]], [[Duke University]], [[Vanderbilt University]],<ref name="Suseno"/> dan [[Boston University]].
 
==Biografi==
Baris 23:
*Dean of the College of Arts and Professor of Philosophy, [[Boston University]] (1972),
*[[Henry Luce]] Professor, [[Wellesley College]] (1980),
*W. Alton Jones Professor, [[Vanderbilt University]] (1982),<ref name="Suseno"/>
*Professor of Philosophy, [[University of Notre Dame]] (1985),
*Professor of Philosophy, [[Vanderbilt University]] (1985),
Baris 46:
 
==Karya tulis utama==
Alasdair MacIntyre dikenal sebagai seorang [[filsuf]] kontemporer dengan pandangan [[etika]] [[Aristoteles]] dan secara khusus St. [[Thomas Aquinas]].<ref name="Audi">{{en}} {{cite book |author=Gary Gutting. |year=1999. "|chapter=MacIntyre, Alasdair". In ''|title=The Cambridge Dictionary of Philosophy''. |editor=Robert Audi, ed. |pages=526-527. |location=London: |publisher=Cambridge University Press.}}</ref> Dua buku MacIntyre yang paling terkenal adalah "''After Virtue''" yang ditulis pada tahun 1981, dan "''Whose Justice? Which Rationality?''" yang ditulis pada tahun 1988.<ref name="Suseno"/>
 
Ketika buku ''After Virtue'' diterbitkan, segera buku itu mendapat perhatian luas.<ref name="Suseno"/> Isinya merupakan analisis dan kritik terhadap pandangan-pandangan etika modern dari sudut pandang etika Aristoteles.<ref name="Audi"/> Menurutnya, usaha dalam bidang etika sejak [[David Hume]], baik itu [[Kant]], [[Hegel]], [[Mill]], semuanya keliru.<ref name="Suseno"/> Etika hanya dapat diselamatkan dari kekeliruan elamaselama ini bila kembali ke pandangan etika tradisional, yakni Aristoteles.<ref name="Suseno"/> Buku keduanya yang terpenting berisi cara pandang MacIntyre yang melatarbelakangi kritiknya dalam buku pertama.<ref name="Suseno"/>
 
===''After Virtue'' (1981)===
{{main article|After Virtue}}
 
Mungkin karyanya yang paling banyak dibaca, ''After Virtue'', ditulis ketika MacIntyre berusia lima puluhan. Sebelum itu, MacIntyre adalah seorang [[filsafat analitik|filsuf analtik]] yang relatif berpengaruh dengan suatu kecenderungan [[Marxisme|Marxis]], yang penelaahannya ke dalam filsafat moral dilakukan dengan "sedikit demi sedikit, pertama-tama berfokus pada masalah ini dan kemudian pada masalah itu, dalam suatu mode karakteristik dari banyak filsafat analtik."<ref>{{en}} ''The Tasks of Philosophy: Selected Essays, Vol. 1'' (Cambridge: Cambridge University Press, 2006) viii</ref> Namun, setelah membaca karya-karya [[Thomas Kuhn]] serta [[Imre Lakatos]] mengenai [[filsafat ilmu|filsafat sains]] dan [[epistemologi]], MacIntyre terinspirasi untuk mengubah keseluruhan arah pemikirannya, merobek-robek naskah yang telah ia kerjakan dan memutuskan untuk melihat permasalahan [[filsafat politik]] dan moral modern "bukan dari sudut pandang modernitas liberal, melainkan dari sudut pandang ... praktik politik dan moral Aristotelian."<ref name="Tasks_viii">''The Tasks of Philosophy: Selected Essays, Vol. 1'', viii.</ref>
 
Secara umum, ''After Virtue'' dimaksudkan untuk menjelaskan baik kualitas disfungsional dari diskursus moral di dalam masyarakat modern maupun memperbaiki apa yang MacIntyre pandang sebagai alternatif yang terlupakan dalam rasionalitas teleologis dari [[etika kebajikan]] Aristotelian. Pemikiran MacIntyre dipandang revolusioner karena mengekspresikan suatu politik pembelaan diri bagi masyarakat lokal yang berkeinginan untuk melindungi kebiasaan-kebiasaan mereka dan mempertahankan cara hidup mereka dari dampak-dampak korosif [[ekonomi pasar|ekonomi]] kapitalis.<ref name="BlackledgeKnight2011">{{en}} {{cite book|author1=Paul Blackledge|author2=Kelvin Knight|title=Virtue and Politics: Alasdair MacIntyre's Revolutionary Aristotelianism|url=https://books.google.com/books?id=mfpLYgEACAAJ|accessdate=21 December 2012|date=15 June 2011|publisher=University of Notre Dame Press|isbn=978-0-268-02225-9|page=31}}</ref>
 
===''Whose Justice? Which Rationality?'' (1988)===
{{main article|Whose Justice? Which Rationality?}}
 
Karya utama MacIntyre yang kedua dalam periode kematangannya mengangkat persoalan seputar pemberian penjelasan rasionalitas filosofis di dalam konteks gagasannya tentang "tradisi-tradisi", yang masih belum berbentuk teori dalam ''After Virtue''. Secara khusus, MacIntyre berpendapat bahwa konsepsi-konsepsi keadilan yang saling bersaing dan banyak tidak bersesuaian merupakan hasil dari bentuk-bentuk rasionalitas praktis yang saling bersaing dan banyak bertentangan. Bentuk-bentuk rasionalitas praktis yang saling bersaing tersebut, bersama dengan gagasan-gagasan keadilan yang menyertainya, pada akhirnya merupakan hasil dari "tradisi-tradisi yang terwujud secara sosial dari penyelidikan rasional".<ref>{{en}} "Précis of Whose Justice? Which Rationality?" in ''MacIntyre Reader'', ed. Kelvin Knight (Notre Dame, IN: University of Notre Dame Press, 1998) 107.</ref> Kendati perlakuan MacIntyre atas tradisi-tradisi dipandang cukup kompleks, ia memberikan definisi yang relatif ringkas: "Suatu tradisi adalah suatu argumen yang diperluas melintasi waktu, yang di dalamnya kesepakatan-kesepakatan mendasar tertentu didefinisikan dan didefinisikan ulang" dalam kaitannya dengan perbedaan-perbedaan pendapat internal maupun eksternal.<ref>{{en}} ''Whose Justice? Which Rationality?'' (Notre Dame, IN: University of Notre Dame Press, 1988) 12.</ref>
 
Karenanya banyak dari pemikiran yang tertuang dalam ''Whose Justice? Which Rationality?'' dimaksudkan untuk tidak sekadar menyajikan kepada pembaca apa yang MacIntyre anggap tradisi-tradisi aktual yang saling bersaing dan berbagai cara tradisi-tradisi itu dapat memisahkan diri, berintegrasi, atau saling mengalahkan satu sama lain (misalnya [[Aristotelianisme|Aristotelian]], [[Agustinus dari Hippo|Agustinian]], [[Thomisme|Thomis]], [[David Hume|Humean]]), tetapi juga dengan memberikan penegasan bagaimana rasionalitas praktis dan suatu konsepsi keadilan membantu membentuk tradisi-tradisi itu. Secara khusus, menurutnya, konsepsi-konsepsi keadilan yang berbeda yang disajikan oleh Aristoteles dan Hume adalah karena perbedaan-perbedaan mendasar dalam [[paradigma|skema-skema konseptual]]nya.<ref>{{en}} {{Cite journal | last1 = MacIntyre | first1 = A. | title = Précis of Whose Justice? Which Rationality? | journal = Philosophy and Phenomenological Research | volume = 51 | issue = 1 | pages = 149–152 | doi = 10.2307/2107828 | year = 1991 | pmid = | pmc = }}</ref><ref>{{en}} {{Cite journal | last1 = Annas | first1 = J. | title = Whose Justice? Which Rationality | journal = Philosophy and Public Affairs | volume = 18 | issue = 4 | pages = 388–404 | doi = 10.2307/2265479| year = 1989 | pmid = | pmc = }}</ref><ref>{{en}} {{Cite journal | last1 = Mathie | first1 = W. | title = Whose Justice? Which Rationality? | journal = Canadian Journal of Political Science | volume = 21 | issue = 4 | pages = 873–875 | doi = 10.2307/3228938| year = 1988 | pmid = | pmc = }}</ref> MacIntyre berpendapat bahwa, terlepas dari kenyataan tidak dapat saling diperbandingkannya, terdapat beragam cara yang di dalamnya tradisi-tradisi tersebut dapat saling melibatkan satu sama lain secara rasional. Hal itu utamanya terjadi melalui suatu bentuk kritik inheren yang memanfaatkan imajinasi empatik untuk kemudian memasukkan suatu tradisi saingan ke dalam "krisis epistemik", tetapi juga dengan kemampuan menyelesaikan dilema-dilema dan persoalan bersama atau sebanding dari dalam tradisi seseorang yang masih tak terpecahkan dari pendekatan saingan.<ref>''Whose Justice? Which Rationality?'', 361–362.</ref>
 
Laporan MacIntyre juga membela tiga tesis selanjutnya: pertama, bahwa semua penyelidikan rasional insani dilakukan entah dengan penuh kesadaran ataupun tidak dari dalam suatu tradisi; kedua, bahwa skema-skema konseptual yang tidak dapat saling diperbandingkan dari tradisi-tradisi yang saling bersaing tidak membutuhkan [[relativisme]] ataupun [[perspektivisme]]; ketiga, bahwa meskipun argumen-argumen dalam buku itu sendiri merupakan upaya-upaya mendapatkan wawasan-wawasan yang sahih secara universal, kesemuanya itu tetap diberikan dari dalam suatu tradisi tertentu (yaitu tradisi Aristolianisme Thomis), dan bahwa keharusan ini bukan berarti terdapat inkonsistensi filosofis.
 
== Referensi ==