Sistem mato: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 1:
'''Sistem Mato''' adalah sistem bagi hasil usaha yang digunakan oleh [[Rumah Makan Padang]] dalam menjalankan usaha. Dalam Bahasa [[Minangkabau]] ''mato'' berarti poin. Mato tiap karyawan berbeda tergantung pada posisi atau peran dan kinerja dalam usaha rumah makan tersebut. Sebagai contoh seorang juru masak memiliki mato yang lebih besar dari tukang hidang karena tugasnya lebih rumit yaitu menjamin kualitas cita rasa masakan supaya mempertahankan khas masakan Minangkabau namun tetap disukai oleh konsumen. Mato digunakan sebagai dasar menghitung pembagian keuntungan ke masing-masing karyawan. Sistem mato berbeda dengan sistem [[gaji]] atau [[upah]] bulanan karena pembagian keuntungannya dilakukan setiap 100 hari sekali.<ref>[http://www.kabarbisnis.com/read/283840/karyawan-restoran-padang-tak-digaji Harian Kabarbisnis]</ref>
=== Pengelolaan Rumah Makan Padang ===
Baris 6:
Pembagian keuntungan atau bagi hasil antara pihak pemodal dan pihak pengelola bervariasi, umumnya digunakan prinsip persentase 50:50, 55:45, 45:55 dan seterusnya sesuai kesepakatan kedua pihak. Kadangkala ketika kondisi rumah makan mengalami kerugian pihak pemodal akan menanggung persentase yang lebih besar (contohnya antara pemodal : pengelola pembagian saat kondisi menguntungkan adalah 55:45 dan saat rugi menjadi 70:30), hal ini dikarenakan pihak pengelola dianggap sudah melakukan pekerjaan yang lebih keras sehingga akan semakin terbebani jika menanggung kerugian lebih besar.
Juru masak memegang peran yang vital karena cita rasa masakan bergantung pada keterampilannya mengolah bahan baku menjadi masakan khas '''minang''' yang disukai konsumen. Juru masak didampingi oleh dua kelompok asisten yang bertugas sebagai koki I dan II. Koki I bertugas meramu bumbu masak dan memasak sedangkan koki II bertugas berbelanja bahan baku, menyiapkan bahan, membersihkan bahan baku serta peralatan masak.
Pada bagian keuangan rumah makan Padang umumnya terdiri dari satu kasir kepala dan beberapa asisten [[kasir]]. Tugasnya selain menerima dan mengawasi transaksi pembayaran dari konsumen, juga berbelanja bahan baku dari juru masak, melakukan pembayaran kepada pihak ketiga, serta melakukan perhitungan hasil usaha untuk karyawan. Bagian kasir juga melayani bon dari karyawannya yang hendak meminjam uang.
Baris 16:
'''Koki kepala''' : 6.0 – 7.0 mata/poin
Koki I
Koki II
'''Kasir kepala''' : 5.0 – 5.5 mata/poin
Kasir
'''Palung''' : 4.0 – 4.5 mata/poin
Pelayan
Cuci piring
=== Perhitungan Laba Bersih ===
Baris 28:
Laba kotor = Pendapatan – beban operasional
Laba bersih = laba kotor – (2.5%
Laba bersih kemudian dibagi berdasarkan persentase kesepakatan antara pemodal dengan pengelola rumah makan. Misalkan kesepakatan pembagian pemodal dengan pengelola adalah 55:45, maka 45% bagian pengelola akan dibagi hasilnya sesuai perhitungan mato masing-masing karyawan (juru masak, manajer, kasir, dan palung). Sistem bagi hasil ini menempatkan para pekerja di rumah makan padang sesuai dengan fungsi, berat ringan pekerjaan, dan status pekerja di rumah makan tersebut. <ref>[http://news.liputan6.com/read/2403792/ini-rahasia-langgengnya-bisnis-rumah-makan-padang kanal liputan6]</ref>
Baris 42:
== Pranala luar ==
{{cabang ilmu sosial}}▼
[[Kategori:Rumah Makan Padang]]
[[Kategori:Masakan Padang]]
▲{{cabang ilmu sosial}}
[[Kategori:Ekonomi]]
|