Petrus Abelardus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 10:
|school_tradition = [[Skolastisisme]]
|main_interests = [[Metafisika]], [[logika]], [[filsafat bahasa]], [[teologi]]
|influences = [[Aristoteles]], [[PorfirioPorfirius]], [[Boethius]]
|influenced = [[Yohanes dari Salisbury]], [[William Ockham]]
|notable_ideas = [[Konseptualisme]], Skolastisisme
Baris 48:
Pada bulan April 1129 [[Kepala Biara Suger]] dari St Denis berhasil memenuhi rencananya untuk memiliki komunitas [[biarawati]], di mana termasuk juga Héloïse, yang telah dikeluarkan dari biara di Argentuil, agar propertinya dapat dialihkan untuk Biara St Denis. Héloïse untuk sementara menjadi kepala dari komunitas biara baru tersebut, yang dinamakan [[Parakletos]]. Abelardus menjadi [[abbas]] dan menyusun seperangkat aturan dengan suatu penyesuaian atas cara hidup para biarawati; dalam hal ini ia menekankan keutamaan studi [[sastra]]. Ia juga memberikan buku-buku [[himne]] hasil komposisinya, dan di awal tahun 1130 ia dan Héloïse menyusun suatu kumpulan surat cinta mereka dan surat korespondensi rohaniah.<ref name="Luscombe"/>
 
Ketidakberhasilan Petrus Abelardus sebagai abbas di Biara Saint-Gildas membuatnya memutuskan untuk mengajar kembali. Tidak dapat dipastikan sepenuhnya kapan ia melakukan hal tersebut, tetapi mengingat [[:en:John{{ill|Yohanes ofdari Salisbury|Yohanesen|John dariof Salisbury]]}} (Uskup [[Chartres]]) pernah diajar [[dialektika]] oleh Abelardus pada tahun 1136 maka dapat diasumsikan bahwa Abelardus kembali ke Paris dan mengajar lagi di [[Montagne Sainte-Geneviève]]. Ada dugaan juga bahwa pengajarannya termasuk [[logika]], setidaknya sampai tahun 1136, tetapi utamanya berkaitan dengan [[AlkitabKitab Suci Katolik|Kitab Suci]], [[Etika Kristen|etika]], dan [[doktrin]]ajaran [[Kristiani]]. Ia menghasilkan rancangan lebih lanjut dari ''Theologia''-nya karyanya, yang di manadalamnya ia menganalisis sumber-sumber keyakinan akan [[Trinitas]] dan iaserta memuji para filsuf [[pagan]] dari zaman kuno atas keutamaan dan penemuan mereka mengenai penggunaan [[akal]] (''[[:en:reason|reason]]''daya pikir) ataspada banyak aspek fundamental pewahyuan KristenKristiani.<ref name="Luscombe"/> Dalam masa ini juga Abelardus menuliskan, antara lain, ''Historia Calamitatum'' yang adalah [[otobiografiautobiografi]]nya. Tulisan tersebut menggerakkan Héloïse untuk menulis surat pertamanya yang berisi suatu ungkapan tak tertahankan dari hasrat [[manusia]] dan pengabdian [[femininitas]].;<ref>{{en}} {{cite book|last=Wheeler|first=Bonnie|title=Listening to Héloïse: the voice of a twelfth-century woman|year=2000|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=978-0-312-21354-1|pages=150–151|url=http://books.google.com/?id=f4ETQPKFVwoC&pg=PA150&dq=Héloïse+first+letter+passion#v=onepage&q=Héloïse%20first%20letter%20passion&f=false}}</ref> kemudian diikuti dua surat lainnya, yang di dalamnya Héloïse akhirnya setuju untuk mengundurkan diri sehingga Abelardus memujinya, sekarang sebagai seorang saudara laki-laki kepada seorang saudara perempuan.
 
=== Konflik dengan St. Bernardus ===
Setelah tahun 1136, tidak jelas apakah Abelardus telah berhenti mengajar, atau apakah ia meneruskannya (kecuali pengajaran mengenai logika) sampai akhir tahun 1141. Pada suatu waktu, [[William dari St. Thierry]] (Abbas dari Biara [[Saint-Thierry]]) menemukan apa yang dianggapnya penyesatan dalam beberapa pengajaran Abelardus; dan pada [[musim semi]] 1140 Abbas William menulis surat kepada Uskup Chartres dan kepada [[Bernardus dari Clairvaux]] (pada masa itu Bernardus termasuk figur paling berpengaruh dalam Kekristenan Barat) berisi kecaman atas ajaran-ajaran Abelardus tersebut. Seorang teolog lainnya, Thomas dari Morigny, dalam waktu bersamaan juga mendaftar ajaran-ajaran Abelardus yang dianggap sesat, hal ini kemungkinan atas perintah Bernardus. Keberatan Bernardus terutama adalah bahwa Abelardus telah menerapkan ilmu [[logika]] pada konteks yang di manadalamnya halilmu tersebut tidak dapat diterapkan, dan menurutkarenanya Bernardusdipandang itu tidaklahtidak logis.<ref>{{en}} {{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=lj_CNqojMV8C|page=134|title=Bernard of Clairvaux on the Life of the Mind|author=John R. Sommerfeldt|publisher=Paulist Press|year=2004|isbn=9780809142033}}</ref>
 
Di tengah tekanan dari Bernardus, Abelardus menantang Bernardus untuk menarik tuduhannya, atau mempublikasikannyaia akan mengungkapkannya secara terbuka di [[Konsili]] Sens yang direncanakan pada tanggal 2 Juni 1141. Dengan demikian Abelardus menempatkan dirinya dalam posisi pihak yang bersalah dan memaksa Bernardus untuk mempertahankan dirinya sendiri atas tuduhan fitnah. Namun, Bernardus menghindari perangkap ini, pada malam sebelum berlangsungnya konsili ia mengadakan suatu pertemuan pribadi dengan para uskup yang akan hadir dalam konsili dan berhasil mempengaruhi mereka untuk mengutukmengecam semua dalilproposisi kesesatan[[ajaran sesat|sesat]] yang ditujukan pada Abelardus. Lalu saat Abelardus datang di konsili pada hari berikutnya, ia disajikan dengan suatu daftar dalilproposisi kutukankecaman yang dituduhkan kepadanya.<ref name="Marenbon"/>{{rp|17}}
 
Abelardus menolak untuk menjawab dalilproposisi-dalilproposisi yang dituduhkan kepadanya, ia pergi meninggalkan konsili tersebut dan mengajukan banding kepada [[Paus (Gereja Katolik Roma)|Sri Paus]]; ia berangkat ke [[Roma]] dengan harapan mendapat dukungan dari Sri Paus. Namun, harapannya tidak terpenuhi, dan pada tanggal 16 Juli 1141 [[Paus Innosensius II]] mengeluarkan sebuah [[bulla kepausan|bulla]] yang meng[[ekskomunikasi]]kan Abelardus dan para pengikutnya. Abelardus diperintahkan untuk hidup dalam kesunyian selama-lamanya, dalam sebuah [[biara (tempat tinggal)|biara]], dan buku-bukunya harus dibakar. Namun, Abelardus diselamatkan dari hukumannya oleh [[:en:Peter{{ill|Petrus the VenerableVenerabilis|en|Peter the Venerable]]}}, [[abbas]] dari biara di [[Cluny]]. Pada waktu itu Abelardus singgah di sana, dalam perjalanannya ke Roma, sebelum bulla ekskomunikasi darisang Pauspaus sampai ke Perancis. Abbas PeterPetrus berhasil membujuk Abelardus, yang sudah tua pada saat itu, untuk tidak melanjutkan perjalanannya dan tinggal di biaranyaBiara Cluny. Lalu sang abbas mengatur suatu rekonsiliasi dengan Bernardus, agar hukuman ekskomunikasi atas Abelardus dicabut dan agar ia membujuk Paus Innosensius II untuk mengizinkan Abelardus menetap di bawah pengawasan Biara Cluny selama sisa hidupnya. Bernardus menyetujuinya, dan permohonannya dipenuhi Paussang paus, sehingga terjadi rekonsiliasi dengan Abelardus.
 
=== Akhir hidupKemangkatan ===
Petrus Abelardus menghabiskan bulan-bulan terakhir hidupnya di dunia ini di biara St. Marcel, dekat [[Chalon-sur-Saône]], dan ia meninggal dunia pada tanggal [[21 April]] [[1142]].<ref name="Marenbon"/>{{rp|17}} Ada laporan bahwa Abelardus mengucapkan kata-kata terakhir "Saya tidak tahu", sebelum menghembuskan napas terakhirnya.<ref>{{en}} {{cite book|last=Davies|first=Norman|title=Europe: A history|page=687|publisher=Oxford University Press|year=1996|isbn=978-0-19-820171-7|url=http://books.google.com/books?id=jrVW9W9eiYMC|accessdate=7 December 2008}}</ref> Ia meninggal karena [[demam]] dan kelainan pada [[kulit]], kemungkinan besar penyakit [[kudis]].<ref>{{en}} {{cite book|first=Norman and Betty|last=Donaldson|title=How Did They Die?|year=1980|publisher=Greenwich House|isbn=0-517-40302-1}}</ref> Pada awalnya Petrus Abelardus dimakamkan di Biara St Marcel, namun jenasahnyajenazahnya kemudian diam-diam dibawa ke "Parakletos" untuk diberikan kepada Héloïse —yang kemudian meninggal pada tahun 1163 dan dimakamkan bersama dengannya. Tulang-tulang mereka telah berpindah lebih dari sekali dan saat ini diduga berada di suatu pemakaman terkenal di [[:en:Père Lachaise Cemetery|Père Lachaise Cemetery]], sebelah timur Paris.<ref name="Burge">{{en}} {{cite book|last=Burge|first=James|title=Héloïse & Abelard: A New Biography|year=2006|publisher=HarperOne|isbn=978-0-06-081613-1|pages=276–277|url=http://books.google.com/?id=-mshQ2HLIksC&pg=PA276&dq=Héloïse+and+abelard+tomb+cemetery+of+P%C3%A8re+Lachaise#v=onepage&q=Héloïse%20and%20abelard%20tomb%20cemetery%20of%20P%C3%A8re%20Lachaise&f=false}}</ref> Dikatakan bahwa jenazah pasangan tersebut dipindah dari Parakletos ke Père-Lachaise pada awal [[abad ke-19]] dan dikebumikan di ruang bawah tanah pemakaman Père-Lachaise yang terkenal itu.<ref name="Burge"/>
 
== Pemikiran ==
Baris 65:
 
=== Allah dan determinisme ===
Pandangan Abelardus akan [[Allah]] sangatlahdipandang deterministik (lihat:sangat [[Determinismedeterminisme|deterministik]]). Ia berpendapat bahwa Allah hanya dapat melakukan hanya apa yang Ia (kehendaki untuk Ia) lakukan, danserta hanya kapan dan bagaimana Ia melakukannya, sebatas apa yang Ia abaikan. Menurutnya, hal ini adalah suatu konsekuensi dari kebaikan Allah, dan Ia bahkan tidak pernah harus memilih antara alternatif-alternatif yang sama baiknya. Demikian berarti bahwa ada suatu alasan atas segala sesuatu yang Allah lakukan atau abaikan; dan bahwa dunia ini, yang mana adalah hasil dari berbagai pengabaian dan perbuatan yang beralasan, adalah satu halbersifat deterministik. TapiTetapi tetap ada kebebasan ([[kehendak bebas|kehendak]]) bagi [[manusia]] di [[dunia]] ini; manusia benar-benar bisa bebas, sementara Allah tidaklah bebas.<ref name="Lagerlund">{{en}} {{citation |url=https://books.google.co.id/books?id=x5FiMR3kd_8C |title=Encyclopedia of Medieval Philosophy: Philosophy Between 500 and 1500, Volume 1 |author=Henrik Lagerlund |publisher=Springer Science & Business Media |year=2010 |isbn=9781402097287}}</ref>{{rp|934}}
 
Dalam ''[[SentencesLibri Quattuor Sententiarum|Sententiae]]'' Buku I:43, [[Petrus Lombardus]] menentang pandangan Abelardus tersebut dengan menuliskan: "Allah dapat melakukan berbagai hal yang yang tidak Ia kehendaki, dan dapat tidak melakukan apa yang Ia kehendaki." Dengan kata lain Lombardus, yang kemudian menjadi Uskup Paris, menyatakan bahwa kekuasaan-Nya melampaui kehendak-Nya. Lombardus menegaskan bahwa dalam Allah sendiri terkandung kekuatan dasar untuk melakukan apa pun yang tidak menyangkut suatu kontradiksi; bahwa Ia menghendaki sesuatu adalah suatu hal yang berbeda.<ref name="Lagerlund"/>{{rp|270}}
 
=== Sikap batin ===
Salah satu pemikiran Abelardus di bidang [[etika]] atau [[moral]] adalah tentang kemurnian sikap batin.<ref name="Simon"/> Dalam tulisannya yang berjudul "Kenalillah Dirimu Sendiri" ({{lang-la|Scito te ipsum}}), yang ditulis tahun 1130, ia mengajarkan bahwa suatu tindakan lahiriah selalu bersifat netral.<ref name="Simon"/> Yang membuatmenjadikan suatu tindakan bermoral atauataupun tidak adalah maksud atau sikap batin dari orang tersebut, apakah batin orang tersebut menyetujui tindakan yang diambil itu.<ref name="Simon"/> Oleh karena itu, suatu hal yang dianggap tidak pantas, belum dapat dinilai baik atau buruk; bila batin orang itu di dalam batinnya menyetujui atau mengiyakan sesuatu yang tidak pantas itu,hanya makadapat barulahdipandang itu dianggapsebagai [[Dosa (Kristen)|dosa]] apabila orang tersebut di dalam batinnya menyetujui atau mengiyakannya.<ref name="Simon">Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. ''Petualangan Intelektual''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 127-129.</ref>
 
Menurut [[Paus Benediktus XVI]], ajaran Abelardus dalam hal ini menimbulkan kerancuan, karena ia bersikeras hanya memperhitungkan niat atau intensi (sikap batin) sebagai satu-satunya dasar untuk menjelaskan tindakan moral yang baik atauataupun jahat sehingga mengabaikan makna objektif dan nilai moral dari tindakan, hasilnya adalah subjektivisme yang berbahaya.<ref name="NCR">{{en}} {{citation |url=http://www.ncregister.com/site/article/st._bernard_and_peter_abelard |title=St. Bernard and Peter Abelard |publisher=National Catholic Register - EWTN News, Inc. |date=13 November 2009}}</ref> Dengan kata lain, ajaran Abelardus tersebut mengarah kepada: penilaian baik atauataupun tidaknya perbuatan seseorang hanyalahhanya tergantung pada orang itu sendirisemata. Menurut Paussang paus, aspek yang demikian sangat relevan dewasa ini, di manaketika kebudayaanbudaya seringkali ditandai dengan suatu kecenderungan yang berkembang menuju relativisme etika, yaitu ketika seseorang menyatakan: Setiap saat, hanya "aku" yang memutuskan apa yang baik untukku.<ref name="NCR"/>
 
=== Teori pengaruh moral ===
Petrus Abelardus mengemukakan sebuahsuatu teori [[pendamaian dalam Kekristenan|pendamaian]] yang dikenal sebagai teori [[pengaruh moral]].<ref name="Joas">Joas Adiprasetya. 2010. ''Berdamai dengan Salib''. Jakarta:Grafika KreasIndo. Hal. 40-41.</ref> Dalam pemikiran Abelardus, kematianwafat [[Yesus]] di kayu salib menunjukkan Allah yang penuh kasih, merupakan undangan Allah agar manusia mengubah kehidupannya yang penuh dosa menjadi kehidupan yang penuh kasih.<ref name="Joas"/> Karya Yesus melalui pelayanan-Nya selama Ia hidup di [[dunia]] hingga kematianwafat-Nya menjadi teladan moral bagi manusia.<ref name="Joas"/> Bagi Abelardus, kematianwafat Yesus Kristus di kayu salib merupakan ungkapan mutlak kasih Allah dan Ia mengharapkan tanggapan manusia.<ref name="Weaver"/><ref name="Boersma"/>{{rp|115}} Teorinya tetap menuntutmensyaratkan bahwa proses rekonsiliasi Allah dengan manusia membutuhkan tanggapan dan penerimaan manusia untuk berdamai dengan Allah, yaitu ber[[tobat]] dengan kesadaran sepenuhnya dan berbalik kepada Allah.<ref name="Weaver">{{en}} {{cite book|title=The Nonviolent Atonement|edition=Second, revised|author=J. Denny Weaver|publisher=Wm. B. Eerdmans Publishing|year=2011|isbn=9780802864376|page=19-20|url=https://books.google.co.id/books?id=togehl4Dun4C}}</ref><ref name="Boersma">{{en}} {{cite book|title=Violence, Hospitality, and the Cross|author=Hans Boersma|edition=reprint, annotated|publisher=Baker Academic|year=2006|isbn=9780801031335|url=https://books.google.co.id/books?id=jmLHjYlqu0wC}}</ref>{{rp|206}} Teori penebusan inipendamaiannya menganggap bahwa kematianwafat [[Kristus]] sebenarnya tidak diperlukan untuk penebusan dosamembebaskan manusia dari keterikatan dosa, dan bukanlahbukan suatumerupakan syarat rekonsiliasi antara Allah dengan manusia; namun Ia memilih untuk melakukannya (menderita dan matiwafat di kayu salib) untuk mengungkapkan kasih dan persaudaraan dengan manusia dalam penderitaan mereka.<ref name="Boersma"/>{{rp|116}}<ref name="Walvoord">{{en}} {{cite book|title=Jesus Christ Our Lord|others=9. Chrst in His Suffering and Death|author=John F. Walvoord|publisher=Moody Publishers|year=1969|isbn=9781575677316|url=https://books.google.co.id/books?id=3TGgMfnNh7UC}}</ref>
 
Teori pengaruh moral dari Abelardus ini terutama dianut oleh parakalangan [[Protestan]] liberal dari abad ke-19 dan 20;<ref name="Weaver"/> namun dewasa ini hanya sebagian saja yang masih mendukung teori inimendukungnya.<ref name="Walvoord"/> [[KristenGereja Ortodoks]] terang-terangan menentang teori ini karena dianggap tidak cukup untuk menjelaskan banyaknya teks [[Kitab Suci]] yang menyajikan pandangan bahwa kematianwafat Kristus adalah mutlak diperlukan bagiagar Allah untukdapat menyelamatkan manusia yang berdosa.<ref name="Walvoord"/> SementaraSedangkan [[Gereja Katolik Roma]] tidak pernah menetapkan suatu [[dogma]] atas teori penebusanpendamaian tertentu;<ref name="Weaver"/> Gereja Katolik cenderung menggunakan kombinasi berbagai pandangan, terutama dari [[Santo]] [[Anselmus]] dan Santo [[Thomas Aquinas]].<ref name="Walvoord"/>
 
=== Limbo para Bayi ===
Mengenai bayi yang meninggal dunia tanpa di[[baptis]], Petrus Abelardus — dalam ''Commentaria in Epistolam Pauli ad Romanos'' — menekankan kebaikan Allah dan menafsirkan "hukuman paling ringan"-nya yang disampaikan St. [[Agustinus dari Hippo]] sebagai rasa sakit akibat tiadanya [[visiun beatifis]] (''beatific"pandangan vision''yang penuh kebahagiaan"), tanpa harapan untuk mendapatkannya, namun tidak ada hukuman tambahan yang diterima bayi-bayi tersebut. Pemikirannya dalam hal ini memberikan kontribusi atas pembentukan teori "[[Limbo#Limbo para Bayi|Limbo para Bayi]]" pada abad ke 12-13.<ref>{{en}} {{citation |url=http://www.vatican.va/roman_curia/congregations/cfaith/cti_documents/rc_con_cfaith_doc_20070419_un-baptised-infants_en.html |title=The Hope of Salvation for Infants Who Die Without Being Baptised |author=International Theological Commission |publisher=Holy See}}</ref>
 
== Tanggapan Paus Benediktus XVI ==
Saat audiensi umum tanggal 4 November 2009, [[Paus Benediktus XVI]] berbicara tentang [[Santo]] [[Bernardus dari Clairvaux]] dan Petrus Abelardus untuk menggambarkan perbedaan dalam pendekatan teologi [[monastik]] dan [[skolastik]] pada abad ke-12. Paus mengingatkan bahwa teologi adalah pencarian pemahaman yang rasional (jika memungkinkan) akan misteri [[wahyu]] Kristen, yang diyakini melalui [[iman dalam Kekristenan|iman]]—yaitu —imaniman yang mencari kejelasan atau pengertian ('' fides quaerens intellectum ''). Namun St. Bernardus, yang mewakili teologi monastik, menekankan "iman"; sedangkan Abelardus, seorang skolastik, menekankan "pemahaman melalui akal".<ref name="NCR"/>
 
Bagi St. Bernardus, iman didasarkan atas kesaksian dalam teks [[AlkitabKitab Suci Katolik|Kitab Suci]] dan ajaran para [[Bapa Gereja]]. Dengan demikian, Bernardusia merasa sulit untuk setuju dengan Abelardus dan, secara umum, dengan mereka yang mengandalkan kebenaran iman pada penelitian kritis melalui akal budiatau daya pikir — suatu penelitian yang menurutnya menimbulkan bahaya besar: [[intelektualisme]], yang merelatifkan kebenaran, dan mempertanyakan kebenaran iman sendiri. Teologi bagi St. Bernardus hanya bisa bertumbuh dalam [[doa kontemplatif]], olehmelalui persatuan afektif antara hati dan pikiran dengan [[Tuhan]], dengan hanya satu tujuan: untuk menumbuhkan pengalaman yang hidup dan akrab dengan Allah; suatu bantuan untuk mengasihi Allah secara lebih baik.<ref name="NCR"/>
 
Menurut Paus Benediktus XVI, penggunaan yang berlebihan akan ilmu [[filsafat]] secara berlebihan dalam doktrin Abelardus akan [[Trinitas]] sangat rapuh dan berbahaya, demikian juga pemikirannya akan Allah. DiDalam bidang moral, ajarannya dipandang samar-samar, karena ia bersikeras hanya mempertimbangkan sikap batin sebagai satu-satunya dasar untuk menjelaskan tindakan moral yang baik atauataupun jahat, sehingga mengabaikan makna objektif dan nilai moral dari tindakan, hasilnya adalah subjektivisme yang berbahaya. TapiBagaimanapun, sang Pauspaus mengakui pencapaian besar Abelardus, yang telah berkontribusi bagi perkembangan teologi skolastik, dalam cara yang lebih matang dan berbuah selama abad-abad berikutnya. Dan beberapa wawasan Abelardus tidak bolehdapat dianggapdipandang remeh, misalnyasebagai contoh, penegasannya bahwa tradisi-tradisi agama non-Kristen sudah mengandung beberapa bentuk persiapan untuk menyambut penerimaan akan Kristus.<ref name="NCR"/>
 
Paus Benediktus XVI menyimpulkan bahwa "teologi hati" St. Bernardus dan "teologi akal budi" Abelardus menggambarkan pentingnya diskusi teologis yang sehat, terutama ketika pertanyaan yang diperdebatkan belum didefinisikan oleh [[magisterium]], dan mengekspresikan ketaatan yang [[rendah hati]] kepadapada otoritas Gereja. St. Bernardus, dan bahkan Abelardus sendiri, senantiasa mengakui tanpa ragu-ragu akan kewenangan magisterium. Abelardus menunjukkan kerendahan hati dengan mengakui kesalahan-kesalahannya, dan St. Bernardus mempraktikkan kebajikan besar dengan menerima rekonsiliasi. Paus menekankan, dalamDalam bidang teologi, harusSri adaPaus menekankan perlunya keseimbangan antara prinsip [[arsitektonis]] — yang diberikan melalui pewahyuan dan yang selalu menjaga kepentingan utama prinsip-prinsip tersebut — dandengan prinsip penafsiran yang diusulkandikemukakan oleh filsafat (yaitu, dengan akal budiatau daya pikir), yang mana memiliki suatu fungsiadalah penting peranannya, tetapi hanyalahhanya sebagai sebuahsuatu sarana alatsemata. Ketika keseimbangan tersebut rusak, refleksi teologis menghadapi risiko dirusak oleh kesalahankekeliruan; jika demikian maka adalah tugas [[magisterium]] untuk melaksanakan layanan yang dibutuhkan demi kebenaran, untukkarena hal demikian itulahmerupakan ranah tanggung jawabnya.<ref name="NCR"/>
 
== Karya filosofis==
*''Logica ingredientibus'' ("Logika untuk Pemula") diselesaikan sebelum tahun 1121
Abelardus mengarang beberapa buku berikut:<ref name="Wellem"/>
*''Petri Abaelardi Glossae in Porphyrium'' ("Daftar Glosa Petrus Abelardus tentang Porfirius"), {{c.}} 1120
* ''Sic et non'' (Ya dan Tidak) yang ditulis tahun 1122.
*''Dialectica'', sebelum tahun 1125 (tahun 1115–1116 menurut John Marenbon, ''The Philosophy of Peter Abelard'', Cambridge University Press 1997).<ref>{{la}} Latin text in L. M. De Rijk, ed, ''Petrus Abaelardus: Dialectica'', 2nd edn, (Assen: Van Gorcum, 1970)</ref>
* ''Historia Calamitatum'' (Sejarah Nasib Malang)
*''Logica nostrorum petitioni sociorum'' ("Logika sebagai tanggapan atas permintaan rekan-rekan kita"), {{c.}} 1124-1125
* ''Introductio ad Theologia'' (Pengantar ke dalam Teologi)
*''Tractatus de intellectibus'' ("Suatu risalah tentang pengertian"), ditulis sebelum tahun 1128.<ref>{{en}} English translation in Peter King, ''Peter Abailard and the Problem of Universals in the Twelfth Century'', (Princeton, 1982)</ref>
* ''Theologia Christiana'' (Teologi Kristen)
*''[[Sic et non|Sic et Non]]'' ("Ya dan Tidak") (Suatu daftar kutipan dari otoritas Kristen mengenai pertanyaan-pertanyaan filosifis dan teologis)<ref>{{la}} The Latin text is printed in Blanche Boyer and Richard McKeon, eds, ''Peter Abailard: Sic et Non. A Critical Edition, (''University of Chicago Press 1977).</ref>
*''Theologia 'Summi Boni',''<ref name=CCCM13>{{la}} Latin text in Eligius M. Buytaert and Constant Mewsin Petri, eds, ''Abaelardi opera theologica.'' CCCM13, (Brepols: Turnholt, 1987).</ref>'' Theologia christiana,''<ref>{{la}} Latin text in Eligius M. Buytaert, ed, ''Petri Abaelardi opera theologica''. CCCM12, (Brepols: Turnholt 1969). Substantial portions are translated into English in James Ramsay McCallum, ''Abelard's Christian Theology,'' (Oxford: Blackwell, 1948).</ref> dan ''<nowiki>Theologia 'scholarium'</nowiki>''.<ref name=CCCM13/> Karya utamanya tentang teologi sistematis, ditulis antara tahun 1120 dan 1140, dan diterbitkan dalam sejumlah versi dengan judul-judul berbeda (dituliskan secara kronologis).
*''Dialogus inter philosophum, Judaeum, et Christianum'', (Dialog seorang Filsuf dengan seorang Yahudi dan seorang Kristen) tahun 1136–1139.<ref>{{en}} English translations in Pierre Payer, ''Peter Abelard: A Dialogue of a Philosopher with aJew and a Christian,'' (Toronto: The Pontifical Institute of Mediaeval Studies Publications, 1979), and Paul Spade, ''Peter Abelard: Ethical Writings,'' (Indianapolis: HackettPublishing Company, 1995).</ref>
*''Ethica'' atau ''Scito Te Ipsum ''("Etika" atau "Kenalillah Dirimu Sendiri"), sebelum tahun 1140.<ref>{{en}} English translations in David Luscombe, ''Ethics'', (Oxford: Oxford University Press, 1971), and in Paul Spade, ''Peter Abelard: Ethical Writings,'' (Indianapolis: HackettPublishing Company, 1995).</ref>
 
== Referensi ==