Abdul Karim (Sang Munsyi): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak perubahan teks terakhir (oleh HelloItsMichelle) dan mengembalikan revisi 13123412 oleh Rachmat-bot
Caw252 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 17:
| death_place = [[Agra]], [[Kepresidenan dan provinsi di India Britania|India Britania]]
}}
[[Hafiz]] '''Mohammed Abdul Karim''' [[Ordo Kekaisaran India|CIE]], [[Ordo Kerajaan Victoria|CVO]] (1863 – April 1909) ({{lang-hi|हाफ़िज़ मुहम्मद अब्दुल करीम}}, {{lang-ur|{{nq|حافظ محمد عبد الكريم}}}}), dikenal sebagai "'''Sang Munsyi'''", adalah seorang Muslim [[Kepresidenan dan provinsi di India Britania|India]] pengiring [[Victoria dari Britania Raya|Ratu Victoria]]. Ia bekerja melayani Ratu Victoria selama lima belas15 tahun terakhir masa pemerintahannya, dan selama itu pula beroleh kasih sayang keibuan darinya.<ref>NIDIOT: [http://www.nidiot.de/de/Abdul_Karim_(Munshi) Abdul Karim (Munshi)], diakses 2 Juli 2017</ref>
 
Karim lahir di Lalatpur, dekat kota [[Jhansi]], [[Kemaharajaan Britania|India Britania]], sebagai putra seorang asisten rumah sakit. Pada 1887, tahun [[Yubileum Emas Ratu Victoria]], Karim menjadi salah satu dari dua orang India yang terpilih menjadi pelayan Sri Ratu. Ratu Victoria sangat berkenan dengan pelayanannya dan menganugerahinya gelar "[[Munsyi]]", sebuah kata dari [[bahasa Urdu]] yang kerap diterjemahkan menjadi "juru tulis" atau "guru". Ratu Victoria mengangkat Karim menjadi sekretaris pribadi, melimpahinya dengan kehormatan, dan mengaruniakan sebidang tanah di India kepadanya.<ref>First Post: [http://www.firstpost.com/living/victoria-abdul-the-story-of-the-unlikely-friendship-between-a-queen-and-her-munshi-3511653.html Victoria & Abdul: The story of the unlikely friendship between a queen and her munshi], diakses 2 Juli 2017</ref>
 
Hubungan [[Platonisme|platonis]] yang akrab antara Karim dan Ratu Victoria menimbulkan keretakan dalam [[Rumah Tangga Istana]], karena sebagian warga Rumah Tangga Istana menganggap derajat mereka lebih mulia daripada Karim. Ratu Victoria bersikeras mengikutsertakanmengikut sertakan Karim dalam perjalanan-perjalanannya, sehingga menimbulkan perdebatan antara Sri Ratu dan para pengiringnya yang lain. Setelah Ratu Victoria mangkat pada 1901, penggantinya, [[Edward VII dari Britania Raya|Raja Edward VII]], memulangkan Karim ke India dan menitahkan agar surat-menyurat antara Karim dan Ratu Victoria disita dan dimusnahkan. Karim kelak hidup tenang di dekat kota [[Agra]], di lahan pribadi karunia Ratu Victoria, sampai akhir hayatnya pada usia 46 tahun.<ref>Dawn: [https://www.dawn.com/news/969430 The Munshi and the Queen], diakses 2 Juli 2017</ref>
 
== Masa muda ==
Karim terlahir dalam sebuah keluarga Muslim di Lalatpur, dekat kota [[Jhansi]], pada 1863.<ref>Basu, hal. 22</ref> Ayahnya, Haji Mohammed Waziruddin, adalah seorang asisten rumah sakit yang ditempatkan di ''[[Central India Horse]]'', salah satu resimen kavaleri Inggris.<ref>Basu, hal. 22–23</ref> Karim memiliki seorang abang, Abdul Aziz, dan empat orang adik perempuan. Ia diajari bahasa Persia dan bahasa Urdu secara privat,<ref>Basu, hal. 23</ref> dan di masa remajanya pernah melakukan perjalanan menjelajahi India Utara sampai ke Afganistan.<ref>Basu, hal. 23–24</ref> Ayah Karim ikut serta dalam [[Pertempuran Kandahar|perbarisan ke Kandahar]], yang mengakhiri [[Perang Inggris-Afganistan Kedua|Perang Inggris-Afgan II]], pada Agustus 1880. Seusai perang, ayah Karim dipindahtugaskan dari ''Central India Horse'' untuk menduduki sebuah jabatan sipil di Pusat Tahanan [[Agra]], sementara Karim bekerja sebagai ''vakil'' ("agen" atau "wakil") dari Nawab [[Negara Jaora|Jawara]] di kantor perwakilan [[Agar, India|Agar]]. Karim mengundurkan diri sesudah tiga tahun bekerja di Agar, pindah ke Agra, dan bekerja sebagai juru tulis bahasa pribumi di Pusat Tahanan. Ayahnya [[perjodohan|menjodohkan]] Karim dengan saudari rekan sejawatnya.<ref>Basu, hal. 24</ref>
 
Ayah Karim ikut serta dalam [[Pertempuran Kandahar|perbarisan ke Kandahar]], yang mengakhiri [[Perang Inggris-Afganistan Kedua|Perang Inggris-Afgan II]], pada Agustus 1880. Seusai perang, ayah Karim dipindah tugaskan dari ''Central India Horse'' untuk menduduki sebuah jabatan sipil di Pusat Tahanan [[Agra]], sementara Karim bekerja sebagai ''vakil'' ("agen" atau "wakil") dari Nawab [[Negara Jaora|Jawara]] di kantor perwakilan [[Agar, India|Agar]]. Karim mengundurkan diri sesudah tiga tahun bekerja di Agar, pindah ke Agra, dan bekerja sebagai juru tulis bahasa pribumi di Pusat Tahanan. Ayahnya [[perjodohan|menjodohkan]] Karim dengan saudari rekan sejawatnya.<ref>Basu, hal. 24</ref>
Para penghuni Pusat Tahanan Agra dilatih dan dikaryakan menjadi penenun permadani sebagai bagian dari upaya pemasyarakatan mereka. Pada 1886, 34 orang terpidana diberangkatkan ke London untuk mendemonstrasikan cara menenun permadani dalam ''[[Colonial and Indian Exhibition]]'' (Pameran Wilayah Jajahan dan India) di [[South Kensington]]. Karim tidak menyertai para tahanan, tetapi membantu Kepala Pusat Tahanan, [[Sir John Tyler]], untuk mengatur pemberangkatan mereka, serta membantu memilih permadani-permadani dan para penenun yang layak diberangkatkan. Ketika mengunjungi pameran, Ratu Victoria menerima persembahan dari Tyler berupa sepasang gelang tangan emas yang juga merupakan hasil pilihan Karim.<ref>Basu, hal. 25</ref> Sri Ratu, yang sudah lama memendam ketertarikan pada wilayah jajahan Inggris di India dan hendak mempekerjakan beberapa orang India sebagai pelayan dalam perhelatan [[Yubileum Emas Ratu Victoria|Yubileum Emas]], meminta Tyler memilih dua orang pengiring yang dapat dipekerjakan selama setahun.<ref>Surat Ratu Victoria kepada [[Henry Petty-Fitzmaurice, Marquess Lansdowne V|Lord Lansdowne]], 18 Desember 1890, dikutip dalam Basu. hal. 87</ref> Karim pun lekas-lekas dilatih menguasai tata-krama dan bahasa Inggris, kemudian diberangkatkan ke Inggris bersama-sama dengan Mohammed Buksh. Mayor-Jenderal [[Thomas Dennehy]], yang tak kemudian ditunjuk untuk bertugas dalam [[Rumah Tangga Istana]], pernah mempekerjakan Mohammed Buksh sebagai pelayan.<ref>Basu, hal. 26–27</ref> Menurut rencana, kedua pria India ini akan bekerja sebagai pelayan meja makan, dan akan mempelajari tugas-tugas lain.<ref>Anand, hal. 13</ref>
 
Para penghuni Pusat Tahanan Agra dilatih dan dikaryakan menjadi penenun permadani sebagai bagian dari upaya pemasyarakatan mereka. Pada 1886, 34 orang terpidana diberangkatkan ke London untuk mendemonstrasikanmemperlihatkan cara menenun permadani dalam ''[[Colonial and Indian Exhibition]]'' (Pameran Wilayah Jajahan dan India) di [[South Kensington]]. Karim tidak menyertai para tahanan, tetapi membantu Kepala Pusat Tahanan, [[Sir John Tyler]], untuk mengatur pemberangkatan mereka, serta membantu memilih permadani-permadani dan para penenun yang layak diberangkatkan. Ketika mengunjungi pameran, Ratu Victoria menerima persembahan dari Tyler berupa sepasang gelang tangan emas yang juga merupakan hasil pilihan Karim.<ref>Basu, hal. 25</ref> Sri Ratu, yang sudah lama memendam ketertarikan pada wilayah jajahan Inggris di India dan hendak mempekerjakan beberapa orang India sebagai pelayan dalam perhelatan [[Yubileum Emas Ratu Victoria|Yubileum Emas]], meminta Tyler memilih dua orang pengiring yang dapat dipekerjakan selama setahun.<ref>Surat Ratu Victoria kepada [[Henry Petty-Fitzmaurice, Marquess Lansdowne V|Lord Lansdowne]], 18 Desember 1890, dikutip dalam Basu. hal. 87</ref> Karim pun lekas-lekas dilatih menguasai tata-krama dan bahasa Inggris, kemudian diberangkatkan ke Inggris bersama-sama dengan Mohammed Buksh. Mayor-Jenderal [[Thomas Dennehy]], yang tak kemudian ditunjuk untuk bertugas dalam [[Rumah Tangga Istana]], pernah mempekerjakan Mohammed Buksh sebagai pelayan.<ref>Basu, hal. 26–27</ref> Menurut rencana, kedua pria India ini akan bekerja sebagai pelayan meja makan, dan akan mempelajari tugas-tugas lain.<ref>Anand, hal. 13</ref>
 
== Pelayan istana ==