Barus, Tapanuli Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-mesjid, +masjid)
TyaS24 (bicara | kontrib)
k Penjelasan mengenai agama dan etnis yang ada di Barus
Baris 34:
Wilayah Barus Raya terdiri atas :
[[Berkas:Selamat Datang Di Kota Barus Kota Bertuah.JPG|thumb|Gapura Selamat Datang Di Kota Barus Kota Bertuah]]
1. '''BARUS KOTA ''' meliputi Dewan Negerinagari Barus, Kota Barus, Barus Mudik, Tukka Holbung, Dewan Negeri Pasaribu Dolok berikut desa-desanya antara lain, Kinali, Ladang Tengah, Ladang Baru, Lobu Tua, Uratan, Rina Bolak, Sirami-ramian, Sogar, Pangaribuan, Parik Sinomba, Sihorbo, Purba Tua, Aek Dakka, Siharbangan, Pananggahan, Bukit Hasang, Patupangan, Sigambo-gambo, Kadei Gadang, dll.
 
2. '''BARUS TIMUR ''' terdiri dari Dewan Negerinagari Sorkam, Sorkam kanan, Sorkam kiri, Pasar Sorkam, Bottot, Teluk Roban, Pahieme, Bukkit, Pagaran-Tombak, Riana Bidang, Pasaribu Tobing, Gotting Mahe, Hurlang dengan ibu kotanya Kolang, Sipakpahi, dan lain-lain.
 
3. '''BARUS UTARA''' meliputi Dewan Nagarinagari Tukka Dolok, Kecamatan Pakkat, Kecamatan Parlilitan dan Onan Ganjang (di Tapanuli Utara, Negeri Siranggason Negeri Simanullang, Negeri Rambe, berikut desa-desanya antara lain Batu Gaja Siantar-sitanduk, Situbu-tubu, Tara Bintang, Aek Riman, Sibua kare, Huta Ambasang, Sigalapang, Aek Sopang, Tolping, Siambaton Julu, Temba, Arbaan, Parbotihan, Sanggaran, Huta Julu, Sihikkit, Banuarea, Sijarango, Sitonong, Sampean, Kalasan, Pusuk, dan lain-lain.
 
4. '''BARUS BARAT''', terdiri dari Dewan Negeri Siambaton Napa, Manduamas, Gosong-Telaga, Laebutar, Singkil Baru (Suraya) berikut desa-desanya antara lain Pardomuan, Tumba, Binjohara, Pagaran-Pinang, Saragih, Purti, Balno, Rimau, Oboh, Runding,Tambisi, Sikoran, Napagalu, Bistang, Pangkalan Surambi, Lipek Kajang, Pakkiraman, Sirimo-Bunga-Tolu, Kampung Keras, Lae Gambir, Bonang, Siteraju, Namasondol, Suro, Uruk-datar, Tanjung Mas, Subulussalam, dan dll.
Baris 73:
<big>'''AGAMA DAN ETNIS'''</big>
----
Menurut sejarah, Barus merupakan wilayah awal masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia. Masyarakat di Barus menganut tiga agama yang diakui di dunia, yakni agama Islam, Kristen Protestan dan Kristen Katholik. Bentuk keyakinan lainnya adalah kepercayaan Parmalim yang merupakan agama nenek moyang suku Batak. Sebagian besar penduduknya adalah suku '''Batak,''' suku lain seperti '''Minangkabau, Batak Toba, Mandailing, Aceh, Pakpak, Nias, Bugis''' dan '''Jawa''' juga dapat ditemui di daerah ini. Demikian dengan penduduk yang berasal dari keturunan '''Arab, India,''' dan '''Cina.''' Walau berbeda keyakinan dan etnis dan budaya, masyarakat tetap dapat hidup damai berdampingan dalam kebhinekaan.
Di Kecamatan Barus tiga agama di dunia yakni Islam, Kristen Protestan dan Kristen Katholik hidup berdampingan. Penduduk Kecamatan Barus didiami Etnis '''Pesisir''' yang mayoritas beragama Islam. Bentuk keyakinan lain adalah kepercayaan Parmalim yang merupakan agama nenek moyang suku Batak.
 
Penduduk Kecamatan Barus yang beretnismayoritas berada di daerah Pesisir sebagian besar menganut agama Islam. Nilai-nilai kebudayaan Pesisir telah melekat di dalam kehidupan masyarakat, hal ini dilihat dari ragam budaya dan bahasa yang digunakan masyarakat sehari-hari. Penduduk yang tinggal di daerah Pesisir umumnya mempunyai marga sesuai dengan suku induknya., Masyarakatnyasebagian banyakbesar yang bermarga Batak Toba seperti : Pasaribu, Sinaga, Sinambela, Tarihoran, Sitanggang, Sihombing, Tanjung, Pohan, Samosir, Limbong dan lain-lain. Ada juga yang bermargaBatak Mandailing sepertiyang bermarga Nasution, Lubis, Batubara, Matondang dan bersuku Minang di antaranya marga Chaniago. Dari Etnisetnis Nias ada marga Harefa, Lase. Begitu juga dari marga Pakpak yakni Gaja, Tumanggor dan lain-lain.
Masjid terbesar dikecamatan Barus berada didesa kampung solok-Masjid Raya-yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara ke-11 E.W.P. Tambunan. Dan tidak berapa jauh dari Masjid Raya terdapat rumah tua peninggalan Raja Pohan-edited E.Simamora.
 
Julukan '''‘Kota Tua’''' seolah telah melekat pada daerah Barus, hal ini karena Barus memiliki sejarah panjang di Indonesia, sebagaimana diketahui bahwa dulunya Barus merupakan pelabuhan internasional yang disinggahi oleh berbagai pedagang yang berlabuh dari berbagai negeri di belahan dunia dengan berbagai etnis dan suku untuk mendapatkan kapur barus dan rempah-rempah.
Etnis Pesisir mempunyai ragam budaya dan bahasa tersendiri. Berkenaan dengan pembagian etnis dimiliki penduduk melahirkan suatu ke-Bhinneka Tunggal Ika an. Demikian di Kecamatan Barus, Etnis Pesisir hidup berdampingan dengan Etnis Minangkabau, Batak Toba, Mandailing, Aceh, Pakpak, Nias, Bugis dan Jawa. Kendatipun demikian keturunan Arab, India dan China masih terdapat di Kecamatan Barus.
 
.
Penduduk Kecamatan Barus yang beretnis Pesisir umumnya mempunyai marga sesuai dengan suku induknya. Masyarakatnya banyak yang bermarga Batak seperti : Pasaribu, Sinaga, Sinambela, Tarihoran, Sitanggang, Sihombing, Tanjung, Pohan, Samosir, Limbong dan lain-lain. Ada juga yang bermarga Mandailing seperti Nasution, Lubis, Batubara, Matondang dan bersuku Minang di antaranya Chaniago. Dari Etnis Nias ada marga Harefa, Lase. Begitu juga dari marga Pakpak yakni Gaja, Tumanggor dan lain-lain.
 
Dengan adanya berbagai etnis ini maka penggalangan persatuan dan kesatuan dapat terbina dengan baik. Banyaknya etnis di Kecamatan Barus kemungkinan besar tidak terlepas dari julukan '''‘Kota Tua’'''. Sebagaimana diketahui bahwa Barus dulunya merupakan pelabuhan internasional yang disinggahi berbagai etnis dan suku bangsa di dunia untuk mendapatkan kapur barus dan rempah-rempah.
 
<big>'''PEREKONOMIAN'''</big>
Baris 89 ⟶ 87:
Untuk menunjang kehidupan yang layak maka perekonomian sangat menentukan tingkat kemakmuran suatu daerah. Di Kecamatan Barus mata pencarian masyarakatnya sebagai tulang punggung penunjang kehidupan yang layak tersebut. Profesi masyarakatnya ada yang menjadi nelayan, pegawai, petani dan berdagang. Mata pencarian ini dapat dibagi menjadi berbagai sektor di antaranya sektor perikanan atau kelautan, sektor perindustrian, sektor Jasa dan perdagangan.
 
'''1. Sektor Perikanan'''
 
Sebagai daerah yang langsung berbatasan dengan Samudera Indonesia, maka penduduk Kecamatan Barus banyak yang menjadi nelayan. Umumnya nelayan di Kecamatan Barus sangat bergantung dari hasil perikanan laut. Desa yang menjadi pusat transaksi hasil laut tersebut berada di Desa Pasar Terandam atau '''Kualo''' (istilah masyarakat setempat) dan Desa Kade Gadang. Kualo menjadi pusat kegiatan nelayan, tempat ini dilengkapi dengan pelelangan ikan. Pelabuhan Kualo yang berada di Desa Pasar Terandam merupakan kawasan yang paling aktif di Barus. Di antara kegiatan yang berkaitan dengan penangkapan ikan, terdapat pula pembuatan kapal bot, pembuatan es, kenderaan pengangkutan ikan segar ke ibukota Provinsi Sumatera Utara, Medan, ke Sibolga, Padang, Dolok Sanggul dan daerah lainnya. Penjualan ikan yang murah di daerah Barus di jajakan oleh pedagang keliling bersepeda atau kenderaan sepeda motor. Masyarakat setempat menyebutnya pangalong-along. Penjual ikan pun ada pada hari ''''onan'''' (pekan) di hari Sabtu dan Rabu.