Barus, Tapanuli Tengah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: penggantian teks otomatis (-mesjid, +masjid) |
k Penjelasan mengenai agama dan etnis yang ada di Barus |
||
Baris 34:
Wilayah Barus Raya terdiri atas :
[[Berkas:Selamat Datang Di Kota Barus Kota Bertuah.JPG|thumb|Gapura Selamat Datang Di Kota Barus Kota Bertuah]]
1. '''BARUS KOTA ''' meliputi Dewan
2. '''BARUS TIMUR ''' terdiri dari Dewan
3. '''BARUS UTARA''' meliputi Dewan
4. '''BARUS BARAT''', terdiri dari Dewan Negeri Siambaton Napa, Manduamas, Gosong-Telaga, Laebutar, Singkil Baru (Suraya) berikut desa-desanya antara lain Pardomuan, Tumba, Binjohara, Pagaran-Pinang, Saragih, Purti, Balno, Rimau, Oboh, Runding,Tambisi, Sikoran, Napagalu, Bistang, Pangkalan Surambi, Lipek Kajang, Pakkiraman, Sirimo-Bunga-Tolu, Kampung Keras, Lae Gambir, Bonang, Siteraju, Namasondol, Suro, Uruk-datar, Tanjung Mas, Subulussalam, dan dll.
Baris 73:
<big>'''AGAMA DAN ETNIS'''</big>
----
Menurut sejarah, Barus merupakan wilayah awal masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia. Masyarakat di Barus menganut tiga agama yang diakui di dunia, yakni agama Islam, Kristen Protestan dan Kristen Katholik. Bentuk keyakinan lainnya adalah kepercayaan Parmalim yang merupakan agama nenek moyang suku Batak. Sebagian besar penduduknya adalah suku '''Batak,''' suku lain seperti '''Minangkabau, Batak Toba, Mandailing, Aceh, Pakpak, Nias, Bugis''' dan '''Jawa''' juga dapat ditemui di daerah ini. Demikian dengan penduduk yang berasal dari keturunan '''Arab, India,''' dan '''Cina.''' Walau berbeda keyakinan dan etnis dan budaya, masyarakat tetap dapat hidup damai berdampingan dalam kebhinekaan.
Penduduk
Julukan '''‘Kota Tua’''' seolah telah melekat pada daerah Barus, hal ini karena Barus memiliki sejarah panjang di Indonesia, sebagaimana diketahui bahwa dulunya Barus merupakan pelabuhan internasional yang disinggahi oleh berbagai pedagang yang berlabuh dari berbagai negeri di belahan dunia dengan berbagai etnis dan suku untuk mendapatkan kapur barus dan rempah-rempah.
.
▲Penduduk Kecamatan Barus yang beretnis Pesisir umumnya mempunyai marga sesuai dengan suku induknya. Masyarakatnya banyak yang bermarga Batak seperti : Pasaribu, Sinaga, Sinambela, Tarihoran, Sitanggang, Sihombing, Tanjung, Pohan, Samosir, Limbong dan lain-lain. Ada juga yang bermarga Mandailing seperti Nasution, Lubis, Batubara, Matondang dan bersuku Minang di antaranya Chaniago. Dari Etnis Nias ada marga Harefa, Lase. Begitu juga dari marga Pakpak yakni Gaja, Tumanggor dan lain-lain.
<big>'''PEREKONOMIAN'''</big>
Baris 89 ⟶ 87:
Untuk menunjang kehidupan yang layak maka perekonomian sangat menentukan tingkat kemakmuran suatu daerah. Di Kecamatan Barus mata pencarian masyarakatnya sebagai tulang punggung penunjang kehidupan yang layak tersebut. Profesi masyarakatnya ada yang menjadi nelayan, pegawai, petani dan berdagang. Mata pencarian ini dapat dibagi menjadi berbagai sektor di antaranya sektor perikanan atau kelautan, sektor perindustrian, sektor Jasa dan perdagangan.
'''1. Sektor Perikanan'''
Sebagai daerah yang langsung berbatasan dengan Samudera Indonesia, maka penduduk Kecamatan Barus banyak yang menjadi nelayan. Umumnya nelayan di Kecamatan Barus sangat bergantung dari hasil perikanan laut. Desa yang menjadi pusat transaksi hasil laut tersebut berada di Desa Pasar Terandam atau '''Kualo''' (istilah masyarakat setempat) dan Desa Kade Gadang. Kualo menjadi pusat kegiatan nelayan, tempat ini dilengkapi dengan pelelangan ikan. Pelabuhan Kualo yang berada di Desa Pasar Terandam merupakan kawasan yang paling aktif di Barus. Di antara kegiatan yang berkaitan dengan penangkapan ikan, terdapat pula pembuatan kapal bot, pembuatan es, kenderaan pengangkutan ikan segar ke ibukota Provinsi Sumatera Utara, Medan, ke Sibolga, Padang, Dolok Sanggul dan daerah lainnya. Penjualan ikan yang murah di daerah Barus di jajakan oleh pedagang keliling bersepeda atau kenderaan sepeda motor. Masyarakat setempat menyebutnya pangalong-along. Penjual ikan pun ada pada hari ''''onan'''' (pekan) di hari Sabtu dan Rabu.
|