Pengguna:Otniel Nyaua/Bak pasir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Otniel Nyaua (bicara | kontrib)
Otniel Nyaua (bicara | kontrib)
Baris 39:
 
== Sejarah ==
=== Masa Pemerintahan Raja-raja (''Gaukan'') Sebelum Pemerintahan Hindia Belanda<ref>[http://fruixerup.blogspot.co.id/2012/10/makalah-asal-usul-tolitoli.html Asal-usul Tolitoli], diakses pada 26 September 2017</ref> ===
Menurut sejarah, Tolitoli mempunyai bentuk pemerintahan sendiri yang bersifat [[Kerajaan|kerajaan]] dan dipimpin oleh seorang [[Raja|raja]] yang kemudian berganti menjadi [[Sultan|sultan]]. Yang mana kejayaan kerajaan ini bersamaan dengan masuknya agama [[Islam]] yang disebarkan oleh para [[Mubaligh|mubaligh]] dari [[Kesultanan Ternate]] sekitar abad ke-17. Sejak kedatangan para [[Mubaligh|mubaligh]] tersebut hubungan antara kerajaan Tolitoli dengan [[Kesultanan Ternate]] terjalin dengan baik, sehingga berdampak pada wilayah kekuasaan yang dikuasai oleh [[Kesultanan Ternate]] serta penobatan raja yang berkuasa di Tolitoli harus dinobatkan di [[Ternate]]. Sejak pengakuan [[Kerajaan Tolitoli]] terhadap Kesultanan Ternate, maka raja di Tolitoli bergelar "'''Tamadikanilantik'''" yang selanjutnya diberi gelar '''[[Sultan]]'''. Yang sekaligus berubah bentuk dari bersifat Kerajaan berganti menjadi [[Kesultanan]], dengan nama Kesultanan Tolitoli.<br>
Raja pertama yang mendapat kehormatan untuk dilantik dan dinobatkan di Ternate adalah [[Raja Imbaisug]]. Raja Imbaisug dan saudaranya [[Djamalul Alam]] dipilih bersama-sama di Ternate tahun 1773, dengan ketentuan apabila Raja Imbaisug meninggal maka harus digantikan oleh [[Djamalul Alam]].<br>
Baris 50:
# [[Raja Bantilan Syafiuddin]] (putra dari Raja Mohammad Yusuf Syaiful Muluk Muidjuddin), pada masanyalah [[Belanda]] masuk ke Tolitoli.
 
=== Masa Pemerintahan Raja-raja (''Gaukan'') Setelah Hindia Belanda Masuk ===
# [[Raja Bantilan Syafiuddin]] (1859-1867)
# [[Raja Haji Abdul Hamid Bantilan]] (1869-1901)