Edith Stein: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 48:
Ia dilahirkan dalam suatu keluarga [[Yahudi]] yang taat, namun ia menjadi seorang [[ateis]] pada masa remajanya. Karena tergerak oleh tragedi-tragedi yang terjadi selama [[Perang Dunia I]], pada tahun 1915 ia menempuh studi untuk menjadi seorang asisten perawat dan berkarya di suatu rumah sakit yang khusus menangani penyakit menular. Setelah menyelesaikan tesis doktoralnya dari [[Universitas Göttingen]] pada tahun 1916, yang menjadikannya seorang doktor filsafat dengan predikat ''[[summa cum laude]]'', ia diterima sebagai asisten pengajar di [[Universitas Freiburg]].
 
Setelah membaca karya-karya dari pembaharu [[Karmelit|Ordo Karmel]], yaitu St. [[Teresa dari Ávila]], ia menjadi tertarik dengan iman Katolik. Ia dibaptis dalam [[Gereja Katolik Roma]] pada tanggal 1 Januari 1922. Ketika itu ia ingin menjadi seorang biarawati Karmelit Tak Berkasut, namun dihalangi oleh para pembimbing rohaninya. Ia kemudian mengajar di suatu program pendidikan Katolik di [[Speyer]]. Akibat dari disyaratkannya "[[:en:Aryan certificate|sertifikat Arya]]" bagi para pegawai negeri sipil oleh pemerintah Nazi pada bulan April 1933, sebagai bagian dari [[:en:Law for the Restoration of the Professional Civil Service|Undang-Undang Pemulihan PelayananLayanan Sipil Profesional]], ia harus berhenti dari jabatan mengajarnya.
 
Ia akhirnya memasuki biara Karmelit Tak Berkasut di [[Köln]] (Cologne) pada bulan Oktober 1933, menerima [[busana religius|jubah biara]] tarekat tersebut sebagai seorang [[novis]] pada bulan April 1934, dan mengambil [[nama religius|nama biara]] Teresa Benedikta dari Salib. Pada tahun 1938, ia dan Rosa saudara perempuannya, yang juga seorang konver Katolik seperti dirinya dan menjadi seorang suster sekular (ordo ketiga Karmel, yang menangani kebutuhan masyarakat di luar biara), dikirim ke biara Karmel di [[Echt, Belanda|Echt]], [[Belanda]], demi keselamatan mereka. Kendati Nazi menginvasi negara tersebut pada tahun 1940, mereka tidak mengalami gangguan hingga ditangkapnya mereka oleh Nazi pada tanggal 2 Agustus 1942. Ia dan Rosa dikirim ke [[kamp konsentrasi Auschwitz]], tempat mereka meninggal dunia di [[kamar gas]] pada tanggal 9 Agustus 1942.
Baris 60:
{{Filsafat Katolik |expanded=all}}
 
Pada bulan April 1913, Stein tiba di Göttingen dalam rangka studi untuk semester musim panas dengan [[Edmund Husserl]]. Pada akhir musim panas tersebut, Edith telah memutuskan untuk meraih gelar sebagai filsuf di bawah bimbingan Husserl dan memilih "Empati" sebagai topik tesisnya. Studinya mengalami gangguan pada bulan Juli 1914 karena pecahnya Perang Dunia I. Ia kemudian melayani sebagai seorang perawat relawan [[Palang Merah]] pada masa perang dalam suatu rumah sakit khusus penyakit menular di Märisch-Weisskirchen pada tahun 1915. Pada tahun 1916, Stein pindah ke Freiburg untuk menyelesaikan disertasinya tentang Empati. Sesaat sebelum ia menerima gelarnya, ia setuju untuk menjadi asisten Husserl. Setelah disertasinya yang berjudul ''Zum Problem der Einfühlung'' (''Tentang Masalah Empati'') disetujui pada tanggal 3 Agustus 1916, yang menjadikannya seorang doktor filsafat dengan predikat ''[[summa cum laude]]'',<ref>{{en}} {{cite book |url=https://books.google.com/books?id=DURuCQAAQBAJ |title=Body, Text, and Science: The Literacy of Investigative Practices and the Phenomenology of Edith Stein |author=M. Sawicki |publisher=Springer Science & Business Media |year=2013 |isbn=9401139792 |page=187}}</ref> ia mulai bekerja secara independen sebagai asisten Husserl. Dalam tesisnya pada tahun 2007, "The Philosophical Contributions of Edith Stein",<ref>{{en}} Wilhelmsson, John Christopher, "The philosophical contributions of Edith Stein." (2007). Master's Theses. 4017. http://scholarworks.sjsu.edu/etd_theses/4017</ref> John C. Wilhelmsson berpendapat bahwa Stein memberikan pengaruh yang signifikan pada karya tulis Husserl selama periode ini. Stein kemudian menjadi seorang pengajar di [[Universitas Freiburg]], tempat ia bekerja sebagai asisten pengajar dari Husserl, yang telah pindah ke institusi tersebut. Karena ia adalah seorang wanita, Husserl tidak memberikan dukungan baginya ketika ia menyerahkan tesis kualifikasinya (''habilitationsschrift'', satu prasyarat untuk mendapatmendapatkan jabatan akademik) ke Universitas Freiburg pada tahun 1918. Tesisnya yang lain, ''Psychische Kausalität'' (''Kausalitas Psikis''),<ref>{{en}} {{cite web |url=http://eprints.nuim.ie/393/1/Edith_Stein.pdf |first1=Mette |last=1Lebech |title=Study Guide to Edith Stein's Philosophy of Psychology and the Humanities |work=Faculty of Philosophy, NUIM, Maynooth}}</ref> yang diserahkan ke [[Universitas Göttingen]] pada tahun berikutnya, juga ditolak.
 
Stein sebelumnya telah mengenal iman Katolik dari sejumlah karya tulis dan temannya, namun, baru setelah ia membaca autobiografi (''Riwayat Hidup'') Santa [[Teresa dari Avila]]—seorang [[mistisisme Kristen|mistikus]] dari [[Spanyol]]—saat liburan musim panas tahun 1921 di [[Bad Bergzabern]], ia membulatkan tekadnya untuk menjadi Katolik. Ia dibaptis pada tanggal 1 Januari 1922, dan disarankan oleh para pembimbing rohaninya untuk tidak segera memasuki [[hidup bakti|kehidupan religius]]. Stein lalu mendapat posisi mengajar di sekolah yang dikelola oleh para biarawati [[Dominikan]] di [[Speyer]] dari tahun 1923 sampai 1931. Selama di sana, ia menerjemahkan ''De Veritate'' (''Tentang Kebenaran'') karya Santo [[Thomas Aquinas]] ke dalam bahasa Jerman, membiasakan diri dengan filsafat Katolik pada umumnya, dan berupaya untuk menjembatani fenomenologi dari mantan gurunya (Husserl) dengan [[Thomisme]]. Ia mengunjungi Husserl dan Heidegger di Freiburg pada bulan April 1929, bulan yang sama dengan pidato sambutan Heidegger kepada Husserl pada ulang tahunnya yang ke-70. Pada tahun 1932, ia menjadi seorang pengajar di suatu institusi yang berafiliasi dengan Gereja Katolik, yaitu Institut [[Pedagogi]] Ilmiah di Münster, tetapi undang-undang [[antisemitisme|antisemit]] yang disahkan oleh [[Jerman Nazi|pemerintah Nazi]] memaksanya untuk mengundurkan diri dari jabatan tersebut pada tahun 1933. Dalam sebuah surat kepada [[Paus Pius XI]] pada bulan April 1933, ia mengecam rezim Nazi dan memohon kepada sang paus agar secara terbuka mengecam rezim tersebut "untuk menghentikan penyalahgunaan nama Kristus ini".
 
{{quote|Sebagai seorang putri bangsa Yahudi yang, karena rahmat Allah, selama sebelas tahun terakhir juga telah menjadi seorang putri Gereja Katolik, saya berani berbicara kepada Bapa Kekristenan mengenai apa yang menindas jutaan orang Jerman. Selama berminggu-minggu kita telah melihat perbuatan-perbuatan yang dilakukan di Jerman yang mengolok-olok rasa keadilan dan kemanusiaan, serta kasih akan sesama. Selama bertahun-tahun para pemimpin Sosialisme Nasional telah memberitakan kebencian terhadap orang-orang Yahudi. ... Tetapi, bagaimanapun, tanggung jawabnya tentu terletak pada orang-orang yang membawa mereka ke titik ini dan juga pada orang-orang yang tetap diam dalam menghadapi kejadian tesebut.
 
Segala sesuatu yang terjadi dan terus terjadi setiap hari bermula dengan suatu pemerintahan yang menyebut dirinya 'Kristen'. Selama berminggu-minggu tidak hanya orang-orang Yahudi tetapi juga ribuan umat Katolik yang setia di Jerman, dan, saya percaya, di seluruh dunia, telah menunggu dan berharap agar Gereja Kristus mengangkat suaranya untuk menghentikan penyalahgunaan nama Kristus ini. Bukankah pemberhalaan ras dan kekuasaan pemerintah yang diulang-ulang ke dalam kesadaran publik melalui radio ini [merupakan] penyesatan secara terbuka? Bukankah usaha untuk memusnahkan darah Yahudi [merupakan] suatu penyalahgunaan terhadap kemanusiaan tersuci dari Juruselamat kita, dari Perawan yang paling terberkati dan para rasul? Bukankah semua ini benar-benar bertentangan dengan tingkah laku Tuhan dan Juruselamat kita, yang bahkan di atas kayu salib masih berdoa bagi para penganiaya-Nya? Dan bukankah ini suatu tanda hitam dalam catatan Tahun Suci yang dimaksudkan untuk tahun perdamaian dan rekonsiliasi ini? Kita semua, yang adalah putra putri Gereja yang setia dan yang melihat kondisi di Jerman dengan mata terbuka, khawatir akan yang terburuk bagi wibawa Gereja apabila kesunyian terus berlanjut.}}
 
Dikatakan bahwa suratnya tidak mendapat jawaban dan tidak diketahui secara pasti apakah Paus Pius XI sempat membacanya.<ref>{{en}} {{cite news |url=https://www.independent.co.uk/news/world/europe/this-europe-letters-reveal-auschwitz-victims-plea-to-pope-pius-xi-598301.html |title=This Europe: Letters reveal Auschwitz victim's plea to Pope Pius XI |publisher=The Independent |accessdate=2003-02-21 |location=London |first=Peter |last=Popham |date=February 21, 2003}}</ref> Bagaimanapun, pada tahun 1937, Sri Paus mengeluarkan satu ensiklik yang ditulis dalam bahasa Jerman, ''[[Mit brennender Sorge]]'' (''Dengan Kekhawatiran yang Mendalam''), yang di dalamnya ia mengkritik Nazisme, mencantumkan pelanggaran-pelanggaran terhadap [[Reichskonkordat|Konkordat]] antara Jerman dengan Gereja yang ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 20 Juli 1933, dan mengutuk antisemitisme.
 
== Biarawati Karmelit Tak Berkasut dan martir ==
DiaStein memasuki [[biara Karmel(tempat tinggal)|biara]] St. Maria vom Frieden (Maria Bunda Perdamaian) di [[CologneKöln]] (Cologne) pada [[1934]]tahun 1933 dan mengambil nama [[biarawatinama religius|Susternama biara]] Teresa Benedikta dari Salib. Di sana diaia menulis buku [[metafisika]] karyanya yang berjudul ''Endliches und ewiges Sein'' (''Keberadaan Terbatas dan Kekal''), yang mencobaberupaya untukmemadukan menggabungkanfilsafat-filsafat filosofidari [[Thomas Aquinas|St. [[Thomas Aquinas]], [[Duns Scotus]], dan Husserl.
 
Untuk menghindari ancaman [[Nazisme|Nazi]] yang terus meningkat, tarekatnya memindahkan Stein dan Rosa saudara perempuannya, yang juga seorang konver Katolik seperti dirinya dan seorang suster sekular ordo ketiga Karmel, ke biara Karmelit Tak Berkasut di [[Echt, Belanda|Echt]], [[Belanda]]. Di sana ia menulis ''Studie über Joannes a Cruce: Kreuzeswissenschaft'' (''Studi tentang [[Yohanes dari Salib]]: Ilmu Salib''). Dalam surat wasiatnya tertanggal 6 Juni 1939, ia menulis: "Saya memohon kepada Tuhan untuk mengambil kehidupan saya dan kematian saya ... demi segala keprihatinan dari hati kudus Yesus dan Maria serta Gereja yang kudus, terutama demi kelanjutan Tarekat kita yang kudus, khususnya biara-biara Karmel di Köln dan Echt, sebagai pendamaian bagi ketidakpercayaan Bangsa Yahudi, dan supaya Tuhan kelak diterima oleh bangsa-Nya sendiri dan kerajaan-Nya kelak datang dalam kemuliaan, demi keselamatan Jerman dan kedamaian dunia, [dan] akhirnya demi semua orang yang saya kasihi, yang masih hidup [di dunia ini] ataupun yang telah meninggal dunia, dan demi segala yang Allah berikan kepada saya: supaya tidak satu satupun dari mereka dibiarkan tersesat."
 
Pemindahan Stein ke Echt mendorongnya untuk lebih bertumbuh dalam kesalehan dan bahkan lebih taat akan [[Regula Karmel]]. Setelah jabatan mengajarnya dicabut melalui pemberlakuan Undang-Undang Pemulihan Layanan Sipil Profesional beberapa tahun silam, Stein dengan cepat beralih secara bertahap ke dalam peranan pengajar di biara di Echt, mengajar bahasa Latin dan filsafat kepada sesamanya biarawati dan para murid di dalam komunitasnya.<ref name="Mosley, J. 2006 pp. 43-52">{{en}} Mosley, J. (2006). The Ultimate Sacrifice. In Edith Stein: Modern Saint and Martyr (pp. 43-52). Mahwah, N.J.: HiddenSpring.</ref>
 
Sejak sebelum pendudukan Nazi di Belanda, Stein telah meyakini bahwa ia tidak akan bertahan hidup melewati masa perang, dan bahkan ia menulis kepada [[prior|priorin]] atau kepala biaranya agar diizinkan untuk "mempersembahkan dirinya kepada hati Yesus sebagai suatu kurban pendamaian bagi perdamaian sejati" dan membuat suatu wasiat. Para biarawati sesamanya kelak mengisahkan bagaimana Stein mulai "secara diam-diam melatih diri untuk hidup dalam [[kamp konsentrasi]], dengan menanggung kedinginan dan kelaparan", setelah invasi Nazi ke Belanda pada bulan Mei 1940.<ref name="Mosley, J. 2006 pp. 43-52"/>
Untuk menghindari meningkatnya ancaman dari [[Nazi]], ordonya memindahkannya — bersama adiknya (Rosa) yang juga menjadi Katolik — ke biara [[Karmelit]] di [[Echt]] di [[Belanda]]. Di sana dia menulis ''Studie über Joannes a Cruce: Kreuzeswissenschaft'' (Ilmu Salib: Penelitian tentang [[Yohanes dari Salib]]).
 
Namun, dia tidak aman di Belanda karena Konferensi [[Uskup]] Belanda mengumumkan pernyataan yang dibacakan di seluruh gereja di negara tersebut pada [[20 Juli]] [[1942]], yang mengutuk rasisme Nazi. Sebagai balasan, pada [[26 Juli]] [[1942]], [[Adolf Hitler]] memerintahkan penangkapan orang Yahudi (yang sebelumnya telah diampuni) di sana. Edith dan adiknya, Rosa, ditangkap dan dikirim ke [[kamp konsentrasi Auschwitz]], di mana mereka mati di [[kamar gas]] pada [[9 Agustus]] [[1942]].<ref name=VNS /><ref>{{cite book|first=María Ruiz|last=Scaperlanda|title=Edith Stein: St. Teresia Benedicta of the Cross|place=Huntington, Indiana|publisher= Our Sunday Visitor Press|year=2001|page= 154}}</ref>
 
== Peninggalan dan penghormatan ==
Sekarang ini ada sekolah sebagai penghormatan terhadap Edith Stein di [[Darmstadt]], Jerman.<ref>{{cite web|url=http://www.ess-darmstadt.de |title=Edith-Stein-Schule |publisher=Ess-darmstadt.de |date=2012-12-04 |accessdate=2012-12-26}}</ref>