Kota Malang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Pemerbaikian infobox. |
Penambahan konten |
||
Baris 3:
<!-- See Template:Infobox settlement for additional fields and descriptions -->
| name = Malang
| official_name =
| native_name =
| native_name_lang = id
| other_name =
Baris 22:
| translit_lang2_info1 =
| translit_lang2_type2 =
| translit_lang2_info2 =<!-- etc., up to translit_lang2_type6 / translit_lang2_info6 -->
<!-- images, nickname, motto ---> ▼
▲<!-- images, nickname, motto --->
| image_skyline = Montase Kota Malang.jpg
| imagesize = 300px
Baris 205 ⟶ 204:
| demographics1_title1 = Suku bangsa
| demographics1_info1 = [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Madura|Madura]], [[Suku Arab|Arab]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], dll
| demographics_type2 = Sastra
| demographics2_footnotes =
Baris 274 ⟶ 269:
== Sejarah ==
Wilayah cekungan Malang telah ada sejak masa [[Prasejarah|purbakala]]
Nama "Malang" sampai saat ini masih diteliti asal-usulnya oleh para ahli sejarah. Para ahli sejarah masih terus menggali sumber-sumber untuk memperoleh jawaban yang tepat atas asal usul nama "Malang". Sampai saat ini telah diperoleh beberapa [[hipotesis]] mengenai asal usul nama Malang tersebut.
Baris 283 ⟶ 278:
Dari kedua hipotesa tersebut di atas masih juga belum dapat dipastikan manakah kiranya yang terdahulu dikenal dengan nama Malang yang berasal dari nama bangunan suci [[Malangkuçeçwara]] itu. Apakah daerah di sekitar Malang sekarang, ataukah kedua gunung yang bernama Malang di sekitar daerah itu.
Sebuah prasasti tembaga yang ditemukan akhir tahun [[1974]] di perkebunan Bantaran, [[Wlingi]], sebelah barat daya Malang, dalam satu bagiannya tertulis sebagai berikut : “………… taning sakrid Malang-akalihan wacid lawan macu pasabhanira dyah Limpa Makanagran I ………”. Arti dari kalimat tersebut di atas adalah : “ …….. di sebelah timur tempat berburu sekitar Malang bersama wacid dan mancu, persawahan Dyah Limpa yaitu ………” Dari bunyi prasasti itu ternyata Malang merupakan satu tempat di sebelah timur dari tempat-tempat yang tersebut dalam prasasti itu. Dari prasasti inilah diperoleh satu bukti bahwa pemakaian nama Malang telah ada paling tidak sejak abad [[Abad ke 12|12 Masehi]].<ref name=":5" />
Nama Malangkuçeçwara terdiri atas 3 kata, yakni ''mala'' yang berarti kecurangan, kepalsuan, dan kebatilan; ''angkuça'' (baca: angkusha) yang berarti menghancurkan atau membinasakan; dan ''Içwara'' (baca: ishwara) yang berarti "Tuhan". Sehingga, Malangkuçeçwara berarti "Tuhan telah menghancurkan kejahatan".
Baris 293 ⟶ 288:
Setelah kerajaan Kanjuruhan, pada masa emas kerajaan [[Singasari]] (1000 tahun setelah Masehi) di daerah Malang masih ditemukan satu kerajaan yang makmur, banyak penduduknya serta tanah-tanah pertanian yang amat subur. Ketika [[Islam]] menaklukkan [[Kerajaan Majapahit]] sekitar tahun [[1400]], Patih Majapahit melarikan diri ke daerah Malang. Ia kemudian mendirikan sebuah kerajaan Hindu yang merdeka, yang oleh putranya diperjuangkan menjadi satu kerajaan yang maju. Pusat kerajaan yang terletak di kota Malang sampai saat ini masih terlihat sisa-sisa bangunan bentengnya yang kokoh bernama [[Kutobedah]] di desa Kutobedah. Adalah Sultan Mataram dari Jawa Tengah yang akhirnya datang menaklukkan daerah ini pada tahun 1614 setelah mendapat perlawanan yang tangguh dari penduduk daerah ini.
Seperti halnya kebanyakan kota-kota lain di Indonesia pada umumnya, Kota Malang modern tumbuh dan berkembang setelah hadirnya administrasi kolonial [[Hindia Belanda]]. Fasilitas umum direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, misalnya [[''Ijen Boullevard'']] dan kawasan sekitarnya. Pada mulanya hanya dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan Bangsa Eropa lainnya, sementara penduduk pribumi harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu sekarang menjadi monumen hidup dan seringkali dikunjungi oleh keturunan keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim di sana.[[Berkas:Coat of arms of Malang (-1950).jpg|thumb|115x115px|Lambang Kota Malang pada masa [[Hindia Belanda]]|kiri]]Pada masa penjajahan kolonial [[Hindia Belanda]], daerah Malang dijadikan wilayah "Gemente" (Kota). Sebelum tahun [[1964]], dalam lambang kota Malang terdapat tulisan ; “Malang namaku, maju tujuanku” terjemahan dari “Malang nominor, sursum moveor”. Ketika kota ini merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal [[1 April]] [[1964]], kalimat-kalimat tersebut berubah menjadi : “Malangkuçeçwara”. Semboyan baru ini diusulkan oleh almarhum [[Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka]], karena kata tersebut sangat erat hubungannya dengan asal usul kota Malang yang pada masa [[Ken Arok]] kira-kira 7 abad yang lampau telah menjadi nama dari tempat di sekitar atau dekat candi yang bernama Malangkuçeçwara.
Kota Malang mulai tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda, terutama ketika mulai di operasikannya jalur kereta api pada tahun [[1879]]. Berbagai kebutuhan masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.
Berikut ini adalah kilasan sejarah pemerintahan Kota Malang.
▲Kota Malang mulai tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda, terutama ketika mulai di operasikannya jalur kereta api pada tahun [[1879]]. Berbagai kebutuhan masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.[[Berkas:Coat of arms of Malang (-1950).jpg|thumb|115x115px|Lambang Kota Malang pada Masa [[Hindia Belanda]]]]
{| class="wikitable"
!Waktu<ref name=":6">{{Cite news|url=http://malangkota.go.id/sekilas-malang/sejarah-malang/|title=Sejarah Malang - Pemerintah Kota Malang|newspaper=Pemerintah Kota Malang|language=id-ID|access-date=2017-10-01}}</ref>
!Peristiwa yang Terjadi<ref name=":6" />
|-
* Tahun [[1882]] rumah-rumah di bagian barat dan kota didirikan dan alun-alun dibangun.▼
! colspan="2" |Zaman Prakolonial
|-
* [[8 Maret]] [[1942]] Malang diduduki [[Jepang]]▼
|[[Abad ke 8|Abad ke-8 M]]
|Malang menjadi ibu kota [[Kerajaan Kanjuruhan]] dengan rajanya, yaitu [[Gajayana]]
|-
* [[2 Maret]] [[1947]] pemerintah [[Republik Indonesia]] kembali memasuki Kota Malang.▼
! colspan="2" |Zaman Kolonial {{Flag|Belanda}}, {{Flag|Perancis}}, {{Flag|Britania Raya}}, dan {{Flag|Jepang}}
* [[1 Januari]] [[2001]] menjadi Pemerintah [[Kota Malang]].▼
|-
|[[1767]]
|Kompeni (''[[Vereenigde Oostindische Compagnie]]'') memasuki kota
|-
|[[1821]]
|Kedudukan [[Hindia Belanda|Pemerintah Kolonial Belanda]] dipusatkan di sekitar [[Kali Brantas]]
|-
|[[1824]]
|Malang mulai mempunyai [[Asisten Residen|asisten residen]] karena sudah menjadi [[afdeling]]
|-
|[[1882]]
▲
|-
|[[1 April]] [[1914]]
|Malang ditetapkan sebagai [[kotapraja]] dan tanggal ini pun sekaligus menjadi tanggal [[Ulang tahun|hari ulang tahun]] Kota Malang
|-
|Malang diduduki [[Jepang]] melalui [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|pemerintah kolonialnya]]
|-
! colspan="2" |[[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Pascaproklamasi]]
|-
|[[21 September]] [[1945]]
|Malang menjadi bagian dari [[Indonesia|Republik Indonesia]]
|-
|[[22 Juli]] [[1947]]
|Malang diduduki kembali oleh [[Belanda]]
|-
|[[2 Maret]] [[1947]]
▲
|-
|[[1 Januari]] [[2001]]
|}
=== Makna lambang ===
[[Berkas:Logo_Kota_Malang_color.png|jmpl|
DPRDGR mengukuhkan lambang Kotamadya Malang dengan Perda No. 4
* Merah Putih, adalah lambang [[Bendera Indonesia|bendera nasional Indonesia]]
* Kuning, berarti keluhuran dan kebesaran
Baris 320 ⟶ 348:
== Astronomi, geografi, dan geologi Kota Malang ==
Kota Malang yang terletak di dataran tinggi yaitu pada ketinggian antara 440-667 meter diatas permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan pariwisata karena keindahan alamnya yang dikelilingi pegunungan. Letak kota Malang berada di tengah-tengah wilayah [[Kabupaten Malang]] dan secara astronomis terletak 112,06°-112,07° [[Bujur Timur]] (BT) dan 7,06°-8,02° [[Lintang selatan|Lintang Selatan]] (LS), dengan batas wilayah sebagai berikut
{| class="wikitable"
!Sisi<ref name=":4">{{Cite news|url=http://malangkota.go.id/sekilas-malang/geografis/|title=Geografis - Pemerintah Kota Malang|newspaper=Pemerintah Kota Malang|language=id-ID|access-date=2017-09-21}}</ref>
!Kecamatan di Sisi [[Kabupaten Malang|Kabupaten]] yang Berbatasan
dengan Kota<ref name=":4" />
|-
|Utara
Baris 340 ⟶ 368:
Kota Malang dikelilingi oleh beberapa [[gunung]] serta [[pegunungan]]. Kota ini dikelilingi oleh [[Gunung Arjuno]] di sebelah utara, [[Gunung Semeru]] di sebelah timur, [[Gunung Kawi]] dan [[Gunung Panderman]] di sebelah barat, dan [[Gunung Kelud]] di sebelah selatan.<ref name=":4" /> Letak kota yang dikelilingi oleh Gunung Semeru inilah yang membuat Kota Malang dijadikan tempat perhentian pertama bagi para wisatawan yang hendak menjelajahi [[Taman Nasional Bromo Tengger Semeru]]. Hal ini bisa dibuktikan dalam film "[[5 cm (film)|5 cm]]".
Selain itu, kota Malang juga dilalui salah satu sungai terpanjang di Indonesia serta terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah [[Sungai Bengawan Solo|Bengawan Solo]], yaitu [[Sungai Brantas]] yang mata airnya terletak di lereng [[Gunung Arjuno]] di sebelah barat laut kota.<ref>{{Cite news|url=http://malangku.com/464/jembatan-brantas-kota-malang/|title=Jembatan Brantas Kota Malang - Malangku|date=2016-07-29|newspaper=Malangku|language=id-ID|access-date=2017-09-21}}</ref>
[[Berkas:Malang city view.jpg|right|thumb|Pemandangan kota Malang.|
[[Berkas:Malang skyline day.jpg|right|thumb|Kota Malang dengan latar belakang Gunung Semeru.|
=== Keadaan geologi ===
Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain :
Baris 940 ⟶ 968:
== Lingkungan ==
=== Taman ===
[[Berkas:Taman Alun Alun Malang.jpg|thumb|300px|Taman Alun-Alun Merdeka
[[Berkas:Taman Kertanegara, Malang.JPG|thumb|300px|Taman Bentoel Trunojoyo
Kota Malang merupakan salah satu kota terbersih dan terindah di Indonesia. Taman-taman kota yang rindang dan indah di beberapa sudut kota merupakan salah satu kuncinya. Taman kota di Malang di antaranya adalah:
* Tarekot (Taman Rekreasi Kota), terletak di belakang kompleks
* Alun-Alun Merdeka,
* Alun-Alun Tugu,
* Taman Hutan Kota Malabar
* ''Merbabu Family Park''
* Taman Bentoel Trunojoyo, terletak di Jalan Trunojoyo di depan Stasiun Kota Baru, Malang.
* Taman Kunang-Kunang, terletak di sepanjang Jl. Jakarta
Baris 956 ⟶ 984:
=== Penghargaan ===
Di bidang lingkungan, Kota Malang telah beberapa kali meraih penghargaan di antaranya
== Transportasi ==
Baris 964 ⟶ 992:
==== Kereta api ====
[[Berkas:Malang Station.jpg|thumb|[[Stasiun Malang|Stasiun Malang Kota Baru]]|316x316px]]
Kota Malang dilalui jalur kereta api jurusan Malang-Jakarta oleh [[kereta api Gajayana]] (eksekutif), [[kereta api Bima]] (eksekutif) , [[kereta api Majapahit]] (Ekonomi AC non-PSO), [[kereta api Jayabaya]] (Ekonomi AC non-PSO), dan [[kereta api Matarmaja|Matarmaja]] (Ekonomi AC PSO). Jurusan Malang-Bandung-Jakarta [[kereta api Malabar]] (eksekutif-bisnis-ekonomi) dan [[Kereta api Mutiara Selatan|Mutiara Selatan]] (eksekutif dan bisnis ac). Jurusan Malang-Yogyakarta [[kereta api Malioboro Ekspres]] (eksekutif dan ekonomi ac non-pso). Malang-Banyuwangi [[kereta api Tawang Alun]] (ekonomi). Untuk jalur kereta api yang melalui Surabaya-Malang-Blitar-Kediri-Kertosono adalah Kereta api harian kelas ekonomi ([[kereta api Penataran|Penataran]]) melayani jalur Surabaya-Malang via [[Stasiun Bangil|Bangil]]. Serta [[Kereta api Tumapel]] (ekonomi) jurusan Malang-Surabaya. Stasiun utama adalah [[Stasiun Malang]] (Kotabaru) (+444 M). 2 Stasiun lainnya adalah [[Stasiun Malang Kotalama]] (+429 M) dan [[Stasiun Blimbing (Jawa Timur)|Stasiun Blimbing]] (+460 M).
Baris 973 ⟶ 1.001:
==== Angkutan kota ====
[[Berkas:Angkot AL Kota Malang.jpg|jmpl|428x428px|
Kelima terminal yang ada di Kota Malang terhubung dengan berbagai angkutan kota (biasa disebut angkota atau mikrolet). Angkota atau mikrolet ini ada 2 macam, yakni mikrolet untuk jalur dalam kota dan mikrolet untuk jalur luar kota. Mikrolet jalur dalam kota berwarna biru tua dengan kode garis warna yang beragam untuk membedakan jalurnya, contoh: Arjosari-Gadang (AG) dengan garis warna oranye (saat ini huruf G diganti dengan huruf H untuk Hamid Rusdi), Landungsari-Dinoyo-Hamid Rusdi (LDG, sebelumnya LDH)dengan garis warna putih, Arjosari-Landungsari (AL)dengan garis putih-merah, dan lain sebagainya. Termasuk juga dengan angkot yang menuju sub-terminal. Sedangkan mikrolet untuk jalur luar kota (dari Kota Malang ke Kabupaten Malang atau Kota Batu) berwarna selain biru tua, contoh: LA (Lawang-Arjosari) berwarna hijau, TA (Tumpang-Arjosari) berwarna putih atau putih-hijau, BL (Batu-Landungsari) berwarna ungu muda, dan lain sebagainya. ▼
Angkot jalur AL di depan [[Stasiun Malang|Stasiun Malang Kota Baru]]
]]
▲Kelima terminal yang ada di Kota Malang terhubung dengan berbagai angkutan kota (biasa disebut angkota atau mikrolet). Angkota atau mikrolet ini ada 2 macam, yakni mikrolet untuk jalur dalam kota dan mikrolet untuk jalur luar kota. Mikrolet jalur dalam kota berwarna biru tua dengan kode garis warna yang beragam untuk membedakan jalurnya
Terdapat sekitar 25 trayek angkota di Kota Malang. Tidak semua angkota di Malang beroperasi 24 jam hanya angkot yang melewati jalur tengah saja yang melayani penumpang 24 jam seperti angkot AG dan GA (Arjosari-Gadang) via alun-alun. Sejak penyesuaian subsidi BBM, mulai bulan Mei Tahun 2015, tarif angkota di Kota Malang ini (sesuai Peraturan Walikota Malang No. 6 Tahun 2015 tentang Tarip Angkutan) sebesar Rp4.000,
▲Terdapat sekitar 25 trayek angkota di Kota Malang. Tidak semua angkota di Malang beroperasi 24 jam hanya angkot yang melewati jalur tengah saja yang melayani penumpang 24 jam seperti angkot AG dan GA (Arjosari-Gadang) via alun-alun. Sejak penyesuaian subsidi BBM, mulai bulan Mei Tahun 2015, tarif angkota di Kota Malang ini (sesuai Peraturan Walikota Malang No. 6 Tahun 2015 tentang Tarip Angkutan) sebesar Rp4.000,- (untuk umum) dan Rp 2.000,- (untuk pelajar).
Berikut ini trayek angkutan kota yang melewati jalur dalam Kota Malang.<ref>{{Cite news|url=http://kabarmlg.com/jalurangkot/|title=Jalur Angkutan Kota - Kabar Malang|newspaper=Kabar Malang|language=id-ID|access-date=2017-10-01}}</ref>
{{sembunyikan mulai|titlestyle = background:lightgrey;|title=Trayek Angkutan Kota Malang}}
{| class="wikitable sortable" style="font-size: 100%;"
Baris 1.037 ⟶ 1.067:
==== Angkutan Massal Cepat ====
Pemerintah kota Malang tengah merencanakan pembangunan sistem transportasi massal dalam kota berbasis rel dalam bentuk [[Monorel]] dan [[kereta gantung Gondola|kereta gantung gondola]].<ref>[http://surabaya.tribunnews.com/2015/04/24/pemkot-malang-matangkan-rencana-monorel-dan-kereta-gantung/ Pemkot Malang Matangkan Rencana Monorel dan Kereta Gantung]</ref> Beberapa pengamat transportasi dari perguruan tinggi di Malang menilai wacana pembangunan kereta gantung
=== Udara ===
[[Berkas:Abdul Rachman Saleh Airport.jpg|jmpl|318x318px|
[[Bandar Udara Abdul Rachman Saleh|Bandara Abdul Rachman Saleh]] yang melayani [[Malang Raya]]
]]
Kota Malang dan seluruh kawasan [[Malang Raya]] dilayani oleh sebuah [[bandar udara]] yang bernama [[Bandar Udara Abdul Rachman Saleh]]<ref>{{Cite news|url=http://www.kemalangaja.com/2017/05/bandara-satu-satunya-di-malang-bandara.html|title=Bandara Satu-Satunya Di Malang Bandara Abdul Rahman Saleh|last=KeMalangAja.Com|newspaper=KeMalangAja.Com - Sajian Informasi Khas Malang Raya|language=en-US|access-date=2017-09-02}}</ref> yang lokasinya berada di [[Pakis, Malang|Kecamatan Pakis]], [[Kabupaten Malang]]. Bandara Abdul Rachman Saleh menghubungkan Malang dengan kota-kota lainnya di Indonesia seperti [[Jakarta]], [[Denpasar]], [[Makassar]], dan sebagainya. Bandara Abdul Rachman Saleh juga menjadi bandara terbesar kedua di Jawa Timur setelah [[Bandara Juanda]] di Surabaya. Bandara ini mulai berkembang sejak peristiwa [[Lumpur Lapindo]] yang menghambat perjalanan dari Malang ke Bandara Juanda. Sebelumnya bandara ini adalah bandara militer yang sesekali digunakan untuk kegiatan tertentu, seperti balap mobil ''drag race'' yang memerlukan lintasan yang panjang. Rencananya, Bandara Abdul Rachman Saleh akan ditingkatkan statusnya menjadi bandara internasional serta memperpanjang landasan pacu bandara.<ref>{{Cite web|url=http://mediamalang.com/bandara-abdurahman-saleh-akan-jadi-bandara-internasional/|title=Bandara Abdulrachman Saleh Akan Jadi Bandara Internasional|website=mediamalang.com|language=id-ID|access-date=2016-11-05}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-persoalan-jika-abdulrachman-saleh-jadi-bandara-internasional.html|title=Ini persoalan jika Abdulrachman Saleh jadi bandara internasional {{!}} merdeka.com|newspaper=merdeka.com|access-date=2016-11-05}}</ref> Selain itu, bandara ini akan terhubung dengan ruas tol [[Jalan Tol Pandaan–Malang|Malang-Pandaan]] yang tengah dalam tahap pembangunanan.
|