Kakao: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Diraliya (bicara | kontrib)
Menambah pranala dalam
Diraliya (bicara | kontrib)
Menambah pranala dalam
Baris 148:
Kakao sebagai komoditas perdagangan biasanya dibedakan menjadi dua kelompok besar: ''kakao mulia'' ("edel cacao") dan ''kakao curah/lindak'' ("bulk cacao").
 
Di Indonesia, kakao mulia dihasilkan oleh beberapa perkebunan tua di Jawa, seperti di [[Kabupaten Jember]] yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XII (Persero). [[Kultivar]]-kultivar penghasil kakao mulia berasal dari [[pemuliaan tanaman|pemuliaan]] yang dilakukan pada masa kolonial Belanda, dan dikenal dari namanya yang berawalan "DR" (misalnya DR-38). Singkatan ini diambil dari singkatan nama perkebunan tempat dilakukannya seleksi (Djati Roenggo, di daerah [[Ungaran]], Jawa Tengah). Kakao mulia ber[[penyerbukan sendiri]] dan berasal dari tipe [[Criollo]].
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Criollo cacaokolf TMnr 10012219.jpg|thumb|200px|Buah kakao Criollo.]]
Baris 157:
Pohon kakao mulai berbuah dan dipanen ketika tanaman sudah berumur empat atau lima tahun. Pohon dewasa mungkin memiliki 6.000 bunga dalam setahun, namun hanya sekitar 20 buah yang dihasilkan. Sekitar 300-600 biji (kira-kira dari 10 buah) yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg pasta kakao.
 
Secara historis, pembuat cokelat telah mengakui tiga kelompok kultivar utama biji kakao digunakan untuk membuat kakao dan coklat yang paling berharga, langka, dan mahal adalah kelompok Criollo, biji kakao yang digunakan oleh Bangsa Maya. Hanya 10% dari coklat terbuat dari Criollo, yang kurang pahit dan lebih aromatik daripada kacang lainnya. Biji kakao di 80% dari coklat dibuat dengan menggunakan biji dari kelompok [[Forastero]]. Pohon Forastero secara signifikan lebih keras daripada pohon Criollo, sehingga biji kakao lebih murah. [[Trinitario]], hibrida dari Criollo dan Forastero, digunakan pada sekitar 10% dari coklat. Ini, genetis baru berbasis klasifikasi menjadi 10 kelompok juga dapat membantu pemulia tanaman untuk menciptakan varietas baru yang tahan hama dan penyaki dan mengandung rasa yang lebih disukai. Hasil penelitian Mursidi, di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, akhir tahun 2008, salah satu hama yang menyerang buah kakao adalah lalat buah, ''Bactrocera carambolae'' dan ''Bactrocera papayae''.
 
== Manfaat ==