Gabriel Marcel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 17:
'''Gabriel Honoré Marcel''' ({{IPA-fr|ɡa.bʁi.jɛl ɔ.nɔ.ʁe maʁ.sɛl|lang}}; {{lahirmati||7|12|1889||8|10|1973}}) adalah seorang [[kritik musik|kritikus musik]], [[pengarang drama]], [[filsafat Perancis|filsuf Perancis]], dan tokoh terkemuka [[eksistensialisme Kristen]].<ref name="Audi">{{en}} {{cite book |author=K.R. Hanley |year=1999 |chapter=Marcel, Gabriel |title=The Cambridge Dictionary of Philosophy |editor=Robert Audi |pages=834-835 |location=London |publisher=Cambridge University Press}}</ref> Ia adalah penulis lebih dari selusin buku dan setidaknya tiga puluh drama, karya-karyanya berfokus pada pergumulan individu modern dalam suatu masyarakat yang tidak manusiawi secara teknologi. Karya-karya awalnya memperlihatkan ketertarikannya pada [[idealisme]], sebelum di kemudian hari ia memperlihatkan kecondongannya pada [[eksistensialisme]].<ref name="Harun"/>
 
Kendati sering dipandang sebagai tokoh eksistensialis Perancis yang pertama, ia melepaskan diri dari figur seperti [[Jean-Paul Sartre]], serta memilih istilah 'Filsafat Eksistensi' atau "neo-Sokrateanisme" untuk mendefinisikan buah pemikirannya. ''[[Misteri Eksistensi]]'' ({{lang-fr|''Le Mystère de l'être}}'') adalah buku dua jilid karya Marcel yang dikenal luas.
 
==Biografi==
Baris 45:
* ''Paix sur tere'' (1965)- Damai di bumi
 
==Tema eksistensial==
== Teori Pemikiran ==
Marcel sering diklasifikasikan sebagai salah seorang dari tokoh-tokoh eksistensialis awal, meski ia mengkhawatirkan penempatannya dalam kategori yang sama dengan [[Jean-Paul Sartre]]. Ia lebih menyukai label "neo-[[Sokrates|Sokratik]]" (kemungkinan karena [[Søren Kierkegaard]], yang disebut sejumlah pihak sebagai bapak [[eksistensialisme Kristen]] dan adalah seorang pemikir neo-Sokratik). Kendati Marcel menyadari bahwa interaksi manusia seringkali melibatkan karakterisasi objektif dari "yang lain", ia tetap menegaskan kemungkinan adanya "persekutuan" – suatu keadaan ketika kedua individu yang berinteraksi dapat saling merasakan atau memahami subjektivitas yang lainnya.
=== pemikiran filisofis ===
Marcel sangat menonjol dalam menolak filsafat sebagai sistem, sehingga sulit untuk memahaminya baik sari isi maupun penguraiannya.<ref name="Bertens"/> Ia mencapai puncak pemikiran pada era Perang Dunia II.<ref name="Bertens"/> Dalam menuliskan tantang filsafat yang berhubungan dengan keagamaan, dia lebih suka disebut neosokratisme dibanding eksistensialisme kristiani.<ref name="Bertens"/> Hal ini didasarkan pada pikiran Marcel yang menghargai hal-hal yang tidak sistematis, seolah-olah filsafatnya sudah lengkap.<ref name="Bertens"/>
 
Dalam ''Latar Belakang Eksistensial Martabat Manusia'' (''La Dignité humaine''), Marcel menyebut suatu drama yang ditulisnya pada tahun 1913 dengan judul ''Le Palais de Sable'', untuk memberi contoh tentang seseorang yang tidak dapat memperlakukan orang lain sebagai subjek:
=== Metode Folosofis ===
Sebagai filsuf sekaligus dramawan, dia tidak memisahkan aktivitas itu, malah drama merupakan salah satu cara terbaik dalam mengungkapkan gagasan pikirannya sekaligus langsung berdampak pada orang banyak.<ref name="Sweetman"/> Dia menyebutnya "kehidupan memanjat ke pemikiran", di mana yang utama adalah hidup itu sendiri yang kemudian dipikirkan.<ref name="Sweetman"/> Dengan menekankan kaitan antara realitas dan pemikiran, maka dia menolak [[rasionalisme]] dan [[empirisme]] yang selama ini mendominasi filsafat [[modern]]. Dia bertolak dari cara eksistesialisme, warisan atau pengaruh dari Kierkegaard, Heidegger dan Jasper.<ref name="Sweetman"/> Eksistensi adalah seluruk kompleks yang meliputi semua faktor kongkret, hal ini dari peristiwa hidup yang digumuli secara pribadi oleh Marcel. [[Eksistensi]] tidak lebih penting dari esensi atau [[obyektifitas]], dan hal ini dapat dialami dan bermakna ketika manusia memiliki [[relasi]] dengan manusia lain.<ref name="Bertens"/> Peralihan itu memiliki 3 fase; ''admiration'' atau kekaguman, ''reflextion'' atau perenungan dan ''exploration'' atau eksplorasi.<ref name="Sweetman"/>
 
<blockquote>Roger Moirans, tokoh utama dalam drama tersebut, adalah seorang politikus, seorang konservatif yang mengabdikan diri untuk membela hak-hak Katolisisme terhadap pemikiran bebas. Ia telah menetapkan diri sebagai pembela kedaulatan tradisional dan baru saja meraih suatu kesuksesan besar di dewan kota tempat ia menyerang sekularisme sekolah-sekolah negeri. Adalah cukup wajar kalau ia mesti menentang perceraian Therese putrinya, yang hendak meninggalkan suaminya yang tidak setia dan memulai lagi hidup yang baru. Dalam hal ini, ia membuktikan kalau dirinya hampir-hampir tidak berperasaan; segala kelemahlembutannya beralih ke putri keduanya, Clarisse, yang ia anggap secara rohani kurang lebih sama seperti dirinya. Tetapi sekarang Clarisse mengatakan kepadanya bahwa ia telah memutuskan untuk menjadi seorang biarawati [[Karmelit]]. Moirans merasa ngeri dengan gagasan bahwa makhluk ini, yang begitu menyenangkan, cerdas, dan penuh semangat, mungkin akan pergi dan mengubur dirinya di suatu biara. Moirans memutuskan untuk melakukan yang terbaik guna membuat sang putri mengurungkan niatnya. ... Clarisse sangat terkejut; ayahnya sekarang tampak di hadapannya seperti seorang penyemu, nyaris seperti seorang penipu yang cermat...<ref>{{en}} ''The Existential Background of Human Dignity'', pp. 31–32.</ref></blockquote>
Marcel menyatakan bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian, melainkan harus bersama manusia-manusia lainnya.<ref name="Harun"/> Akan tetapi, manusia juga memiliki kebebasan yang bersifat [[otonomi|otonom]].<ref name="Harun"/> Otonomi inilah yang membuat manusia dapat melakukan pilihan, yaitu mengatakan "ya" atau "tidak" terhadap segala sesuatu yang dihadapinya.<ref name="Harun"/> Akan tetapi, manusia harus juga terbuka terhadap orang lain.<ref name="Harun"/> Jika tidak, manusia akan menjadi terasing, bukan saja dari sesamanya, tetapi dari dirinya sendiri.<ref name="Harun"/>
 
Dalam kasus di atas, Moirans tidak mampu memperlakukan kedua putrinya sebagai subjek, bahkan menolak keduanya karena masing-masing putrinya tidak sesuai dengan citra sang putri yang diobjektifikasi dalam benaknya. Marcel menuliskan bahwa objektifikasi semacam itu "tidak lain daripada melucuti objek dari satu kualitas yang dimiliki {{interp|sang ayah|orig=dia}}, yang adalah berharga, dan karenanya secara efektif merendahkan diri {{interp|sang ayah|orig=dia}}."<ref>{{en}} ''[https://books.google.co.id/books?id=MKg9tBOdjqEC Homo Viator]'', p. 23.</ref>
 
Pokok utama lainnya yang terkait di dalam pemikiran Marcel adalah perjuangan untuk melindungi subjektivitas seseorang dari [[materialisme]] modern dan suatu masyarakat yang berbasis [[teknologi]]. Marcel berpendapat bahwa egoisme ilmiah menggantikan "misteri" eksistensi atau keberadaan dengan suatu skenario palsu kehidupan manusia yang tersusun atas "masalah-masalah" dan "solusi-solusi" teknis. Bagi Marcel, subjek manusia tidak dapat berada di dalam dunia teknologi, bahkan digantikan oleh suatu objek manusia. Sebagaimana yang diuraikannya dalam ''Manusia Melawan Umat Manusia'' (''Les Hommes contre l'humain'') dan karya-karya yang lain, teknologi memiliki semacam wewenang istimewa yang melaluinya ia berupaya meyakinkan sang subjek untuk menerima perannya sebagai 'pribadi' dalam dialog intern ilmu pengetahuan; dan, sebagai hasilnya, manusia diyakinkan oleh ilmu pengetahuan untuk bersukacita dalam pemusnahan dirinya sendiri.<ref>{{en}} {{Cite book
|first=Edward G.
|last=Ballard
|contribution=Gabriel Marcel: The Mystery of Being
|editor-first=George Alfred, Jr.
|editor-last=Schrader
|title=Existential Philosophers: Kierkegaard to Merleau-Ponty
|publication-place=Toronto
|publisher=McGraw-Hill
|publication-date=1967
|pages=227
|postscript=<!-- Bot inserted parameter. Either remove it; or change its value to "." for the cite to end in a ".", as necessary. -->{{inconsistent citations}}}}</ref>
 
== Teori Pemikiranpemikiran ==
{{sub-rapikan|date=Oktober 2017}}
 
=== Pemikiran filosofis ===
Marcel sangat menonjol dalam menolak filsafat sebagai sistem, sehingga sulit untuk memahaminya baik sari isi maupun penguraiannya.<ref name="Bertens"/> Ia mencapai puncak pemikiran pada era Perang Dunia II.<ref name="Bertens"/> Dalam menuliskan tantang filsafat yang berhubungan dengan keagamaan, dia lebih suka disebut neosokratisme dibanding eksistensialisme kristiani.<ref name="Bertens"/> Hal ini didasarkan pada pikiran Marcel yang menghargai hal-hal yang tidak sistematis, seolah-olah filsafatnya sudah lengkap.<ref name="Bertens"/>
 
=== Metode Folosofisfilosofis ===
Sebagai filsuf sekaligus dramawan, dia tidak memisahkan aktivitas itu, malah drama merupakan salah satu cara terbaik dalam mengungkapkan gagasan pikirannya sekaligus langsung berdampak pada orang banyak.<ref name="Sweetman"/> Dia menyebutnya "kehidupan memanjat ke pemikiran", di mana yang utama adalah hidup itu sendiri yang kemudian dipikirkan.<ref name="Sweetman"/> Dengan menekankan kaitan antara realitas dan pemikiran, maka dia menolak [[rasionalisme]] dan [[empirisme]] yang selama ini mendominasi filsafat [[modern]]. Dia bertolak dari cara eksistesialisme, warisan atau pengaruh dari Kierkegaard, Heidegger dan Jasper.<ref name="Sweetman"/> Eksistensi adalah seluruk kompleks yang meliputi semua faktor kongkret, hal ini dari peristiwa hidup yang digumuli secara pribadi oleh Marcel. [[Eksistensi]] tidak lebih penting dari esensi atau [[obyektifitas]], dan hal ini dapat dialami dan bermakna ketika manusia memiliki [[relasi]] dengan manusia lain.<ref name="Bertens"/> Peralihan itu memiliki 3 fase; ''admiration'' atau kekaguman, ''reflextion'' atau perenungan dan ''exploration'' atau eksplorasi.<ref name="Sweetman"/>
 
Marcel menyatakan bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian, melainkan harus bersama manusia-manusia lainnya.<ref name="Harun"/> Akan tetapi, manusia juga memiliki kebebasan yang bersifat [[otonomi|otonom]].<ref name="Harun"/> Otonomi inilah yang membuat manusia dapat melakukan pilihan, yaitu mengatakan "ya" atau "tidak" terhadap segala sesuatu yang dihadapinya.<ref name="Harun"/> Akan tetapi, manusia harus juga terbuka terhadap orang lain.<ref name="Harun"/> Jika tidak, manusia akan menjadi terasing, bukan saja dari sesamanya, tetapi dari dirinya sendiri.<ref name="Harun"/>
 
Kekaguman kepada apa yang ada pada diri kita, kemudian kita refleksikan apa yang kita kagumi. Fase kekaguman meliputi dua hal; 1. abstrak, analistis, obyektif, universal, dapat diverifikasi, dan 2. tidak memikirkan logika, namun dialog, tidak memikirkan obyek namun persona.<ref name="Sweetman"/> tahap ini dapat menguak Ada namun juga tetap tersembunyi. fase yang ketiga adalah eksplorasi yang melampaui pemikiran aktif, di sinilah kita menemukan yang ekspisit. Hal ini oleh Roger Troisfontaines disebut sebagai [[psikoanalis]]a [[ontologis]].<ref name="Sweetman"/>
 
=== "Ada" dan "Mempunyai" ===
Bagi Marcel kata "mempunyai" atau "memiliki" memiliki dua makna, yang pertama memiliki secara otomatis dalam diri sendiri, dan yang kedua adalah memiliki dalam arti di luar diri.<ref name="Bertens"/> Dan secara tahapannya, "Ada" baru "mempunyai", bukan "mempunyai" kemudian "Ada".<ref name="Bertens"/> Relasi di antara dua makna itu nampak dalam tiga aspek [[relasi]]nya; [[ekslusivisme|ekslusivitas]] yaitu "milik saya pribadi" bukan orang lain, yang kedua adalah memelihara agar tidak hilang "apa yang kita miliki" itu, dan yang ketiga adalah adanya kuasa atas "apa yang kita miliki". Dalam hubungan antara pemilik dan yang memiliki itu tidak bisa dipisahkan.<ref name="Bertens"/>
 
=== Problem dan Misteri ===
"Problem" berasal dari bahasa Yunani "''pros''" artinya "di depan", dan "''ballo''" adalah "melemparkan", jadi "problem" adalah sesuatu yang diperhadapkan kepada kita di depan.<ref name="Bertens"/> "Problem" berasal dari luar diri kita, sedangkan "misteri" berasal dari dalam diri kita.<ref name="Bertens"/> Problem bisa dipecahkan dengan logika, namun misteri tidak pernah diajukan secara [[obyektif]] sehingga tidak bisa dipecahkan.<ref name="Bertens"/> Namun misteri bukan tidak bisa dimengerti sama sekali, namun melampaui pemikiran manusia karena bukan kegelapannya melainkan karena cahayanya yang mengagumkan. [[Misteri]] melibatkan diri dalam setiap hidup, namun bukan untuk dipecahkan melainkah untuk dialami dan dipercaya, hal ini bukan hanya dalam keagamaan.<ref name="Sweetman"/> Maka problem bisa dikatakan diliputi suasana "mempunyai" sedangkan misteri diliputi oleh "Ada" Hal selanjutnya adalah mengenai [[teori]] tentang [[tubuh]], kehadiran dan "Engkau [[Absolut]]" yang lebih bersifat misteri.<ref name="Sweetman"/>
 
'''Engkau Absolut''' berbicara mengenai [[Allah]]. Melalui relasi dengan orang lain, bagi Marcel dapat menghantarkan kita kepada kehadiran dari "Yang Lain" atau Tuhan.<ref name="Sweetman"/> Di sinilah maka kepercayaan, iman, dan harapan tidak memerlukan pembuktian sistematis maupun [[rasionalisme|logika]] yang [[empirisme|empiris]].<ref name="Sweetman">{{en}} Brendan Sweetman., ''The vision of Gabriel Marcel: epistemology, human person, the transcendent'', New York: Edition Rodopi B.V, 2008{{page needed}}</ref>
 
== Karya dalam terjemahan Inggris ==