Buaya irian: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wie146 (bicara | kontrib)
melengkapi info
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 19:
'''Buaya Irian''' (''Crocodylus novaeguineae'') adalah salah satu [[spesies]] [[buaya]] yang ditemukan menyebar di perairan tawar pedalaman pulau Irian ([[Papua]]). Bentuk umum jenis ini mirip dengan [[buaya muara]] (''C. porosus''), namun lebih kecil dan warna kulitnya lebih gelap.
 
== Pengenalan ==
Panjang tubuhnya sampai sekitar 3,35 [[meter|m]] pada yang jantan, sedangkan yang betina hingga sekitar 2,65 m. Buaya ini memiliki sisik-sisik yang relatif lebih besar daripada buaya lainnya apabila disandingkan. Di bagian belakang kepala terdapat 4–7 sisik lebar (''post-occipital scutes'') yang tersusun berderet melintang, terpisah agak jauh di kanan-kiri garis tengah tengkuk. Sisik-sisik besar di punggungnya (''dorsal scutes'') tersusun dalam 8–11 lajur dan 11–18 deret dari depan ke belakang tubuh. Sisik-sisik perutnya dalam 23–28 deret (rata-rata 25 deret) dari depan ke belakang.<ref name="iskandar2000">Iskandar, D.T. 2000. ''Kura-kura dan Buaya Indonesia dan Papua Nugini''. Penerbit ITB, Bandung. hal. 155. ISBN 979-96100-0-1</ref>
 
== Habitat dan kebiasaan ==
[[Reptil]] yang umumnya [[nokturnal]] ini menghuni wilayah pedalaman Papua yang berair tawar, di [[sungai|sungai-sungai]], [[rawa]] dan [[danau]]. Meskipun diketahui toleran terhadap air asin, buaya ini jarang-jarang dijumpai di [[air payau|perairan payau]], dan tak pernah ditemui di tempat di mana terdapat buaya muara.<ref name="cnov"/>
 
Buaya Irian bertelur di awal musim kemarau. Rata-rata buaya betina mengeluarkan 35 butir telur, dengan jumlah maksimal sekitar 56 butir. Berat telur rata-rata 73 gram, sementara anak buaya yang baru menetas berukuran antara 26–32 [[sentimeter|cm]] panjangnya. Buaya betina menunggui sarang dan anak-anaknya hingga dapat mencari makanannya sendiri.<ref name="iskandar2000"/>
 
== Catatan taksonomis ==
Dari segi morfologi dan habitat, jenis ini mirip dengan jenis-jenis buaya air tawar dari Indonesia bagian barat; yakni [[buaya Siam]] (''C. siamensis''), [[buaya Mindoro]] (''C. mindorensis''), dan [[buaya Kalimantan]] (''C. raninus''). ''C. mindorensis'' dahulu dianggap sebagai anak jenis ([[subspesies]]) buaya Irian (sebagai ''C. novaeguineae mindorensis''), akan tetapi kini dianggap sebagai jenis tersendiri.<ref name="cnov">{{cite web | last = | first = | authorlink = | coauthors = | title = New Guinea Crocodile | work = – The Crocodile Specialist Group | publisher = | date = | url = http://www.flmnh.ufl.edu/cnhc/csp_cnov.htm | format = | doi = | accessdate = 05 Peb 2008}}</ref>
 
Baris 34:
Buaya Sahul juga memiliki musim bertelur yang berbeda (di awal musim hujan), berat telur rata-rata yang lebih tinggi (104 gram), dan jumlah telur rata-rata yang lebih rendah (22 butir). Anak yang ditetaskan berukuran rata-rata lebih panjang, yakni antara 31–37 cm.<ref name="iskandar2000"/>
 
== Konservasi ==
Buaya Irian merupakan salah satu jenis buaya yang banyak dieksploitasi untuk dimanfaatkan kulitnya. Penangkapan dari alam di Papua Nugini saja tercatat lebih dari 20 ribu ekor pertahun di antara 1977-1980, yang kemudian menyusut menjadi antara 12 ribu – 20 ribu ekor pertahun (1981–1989) dan kini turun lagi menjadi antara 3.000–5.000 ekor pertahun. Sebaliknya, pengumpulan telur dan anakan untuk kepentingan penangkaran terus meningkat, sehingga kini berbagai penangkaran di negara itu bisa menghasilkan antara 2.500–10.000 ekor buaya pertahun.<ref name="act_cnova">[http://www.flmnh.ufl.edu/natsci/herpetology/act-plan/cnova.htm ''Crocodylus novaeguineae''] Species Account – The Crocodile Specialist Group</ref> Mempertimbangkan tingginya tekanan terhadap populasinya di alam, Pemerintah Indonesia telah memasukkan ''Crocodylus novaeguineae'' sebagai hewan yang dilindungi oleh undang-undang,<ref name="mumpuni">Mumpuni. 2001. Reptilia. ''dalam'' M. Noerdjito dan I. Maryanto (eds.). ''Jenis-jenis Hayati yang Dilindungi Perundang-undangan Indonesia''. Puslit Biologi LIPI – TNC – USAID, Bogor. hal. 112. ISBN 979-579-043-9</ref> yang membatasi pemanfaatannya. Perdagangan kulit dan produk-produknya diawasi oleh [[CITES]], yang memasukkan jenis ini ke dalam Apendiks II. Sementara [[IUCN]] memandangnya sebagai beresiko rendah (LR, ''lower risks'') alias cukup aman, mengingat populasinya yang relatif masih tinggi dengan habitat yang luas di alam. Populasi buaya Irian liar diperkirakan antara 50 ribu hingga 100 ribu ekor, di seluruh pulau Papua.<ref name="cnov"/>
 
== Rujukan ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
{{commons|Crocodylus novaeguineae}}
 
 
[[Kategori:Buaya]]