Kopi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Penjualan dan distribusi: Penjualan kopi di Indonesia
Tag: VisualEditor menghilangkan referensi [ * ]
Baris 93:
|[[Berkas:Kopi Tubruk Jakarta.jpg|thumb|right|110px| Kopi tubruk.]]||[[Berkas:IrishCoffee.jpg|thumb|right|100px| ''Irish coffee''.]]
|}
* [https://pojokkopikita.blogspot.co.id/ Kopi Arabika Sembalun], Merupakan varian terbaru yang dimilikin oleh Indonesia yang terdapat di lereng kaki gunung rinjani [19]
 
* [[Kopi hitam]], merupakan hasil ektraksi langsung dari perebusan biji kopi yang disajikan tanpa penambahan [[perisa]] apapun.<ref name=tipe1/>
* [[Espresso]], merupakan kopi yang dibuat dengan mengekstraksi biji kopi menggunakan uap panas pada tekanan tinggi.<ref name=book1/>
Baris 140 ⟶ 142:
 
Pada tahun 2013, ''[[The Seattle Times]]'' melaporkan bahwa harga kopi global turun lebih dari 50 persen dari tahun ke tahun.<ref>{{cite web|last=Allison |first=Melissa |url=http://seattletimes.com/html/businesstechnology/2020761064_starbuckspricesxml.html |title=Starbucks lowers prices on bagged coffee at grocers &#124; Business & Technology |publisher=The Seattle Times |date=April 12, 2013 |accessdate=May 3, 2013}}</ref> Di [[Thailand]], biji kopi gading hitam diberikan ke [[gajah]] untuk dimakan yang enzim pencernaannya mengurangi rasa pahit dari biji yang dikumpulkan dari kotoran.<ref name=hp/> Biji-biji kopi ini dijual sampai $1100 per kilogram, menjadi kopi termahal di dunia<ref name="hp">{{cite web |last=Topper |first=Rachel |date=October 15, 2012 |title=Elephant Dung Coffee: World's Most Expensive Brew Is Made With Pooped-Out Beans|publisher=The Huffington Post |url=http://www.huffingtonpost.com/2012/10/15/elephant-dung-coffee-black-ivory_n_1968096.html |accessdate=December 10, 2012}}</ref> sekitar tiga kali lebih mahal dari biji yang dipanen dari kotoran [[musang kelapa Asia]].<ref name="top10">{{cite news|url=http://www.therichest.com/luxury/most-expensive/top-10-most-expensive-coffee-in-the-world/ |title=Top 10 Most Expensive Coffee in the World |publisher=The Richest, Valnet Property |last=Said|first=Sammy|date=July 17, 2013 |accessdate=November 25, 2015}}</ref><ref name="econ">{{cite web|url=http://www.economist.com/blogs/prospero/2012/01/coffee-vietnam|title=Coffee in Vietnam: it's the shit|last=Thuot|first=Buon Me|publisher=The Economist|date=January 15, 2012|accessdate=November 25, 2015}}</ref>
 
Di Indonesia, menurut [[Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI)]] pada 2014 kebutuhan kopi di [[Indonesia]] diperkirakan mencapai 260.000 kilogram. Naik menjadi 280.000 kilogram pada 2015, dan pada tahun 2016 diperkirakan kebutuhan kopi dalam negeri mencapai 300.000 kilogram. Begitu pula konsumsi kopi per kapita. Pada 2014 angkanya adalah 1,03 kilogram per kapita per tahun, kemudian naik menjadi 1,09 kilogram pada 2015. Menurut lembaga riset pasar [[Euromonitor]], kedai kopi specialty dan kafe waralaba di Indonesia bertumbuh cepat sejak lima tahun terakhir. Kini jumlahnya di Indonesia sekitar 1.083 kedai. Sebagian besar ada di Jakarta. Lebih lanjut menurut [[Euromonitor]], pertumbuhan penjualan kopi untuk konsumsi pribadi mencapai pertumbuhan 7 persen setahun. Nilai perdagangannya diperkirakan bisa mencapai Rp11,9 triliun pada 2020. <ref>{{Cite web|url=https://tirto.id/kota-yang-hidup-dari-kopi-bmKx|title=Kota yang Hidup Dari Kopi|website=tirto.id|access-date=2017-09-21}}</ref>
 
=== Pasar komoditas ===