Asura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 1 suntingan oleh 114.125.136.207 (bicara): Tanpa sumber rujukan.
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[File:Asura Dvarapala Borobudur.jpg|right|thumb|Relief asura [[dwarapala]] (penjaga gerbang) diapit oleh dua [[apsara]], terdapat di Candi [[Borobudur]].]]
'''Asura''' ([[bahasa Sanskerta]]: असुर) dalam ajaran [[agama Hindu]] adalah bangsa [[Detya|Daitya]] (atau Detya), kadangkala disamakan dengan [[rakshasa]] atau makhluk yang jahat. Mereka memiliki sifat negatif, yakni memusuhi para [[Dewa (Hindu)|Dewa]].
'''Asura''' {{Sanskerta|असुर|Aśura}} dalam [[mitologi]] [[agama Hindu]] dan [[Buddhisme|Buddha]] merupakan makhluk yang memiliki kesaktian dan menguasai ilmu gaib tertentu, mirip dengan [[dewa]] atau ''Sura''.<ref>Wash Edward Hale (1999), Ásura in Early Vedic Religion, Motilal Barnarsidass, {{ISBN|978-8120800618}}, pages 2-6</ref>
Asura merupakan salah satu aspek dalam mitologi India (Hindu-Buddha), sebagaimana dewa, [[yaksa]] (makhluk gaib), dan [[raksasa]].<ref>Don Handelman (2013), One God, Two Goddesses, Three Studies of South Indian Cosmology, Brill Academic, {{ISBN|978-9004256156}}, pages 23-29</ref><ref>Wendy Doniger (1988), Textual Sources for the Study of Hinduism, Manchester University Press, {{ISBN|978-0719018664}}, page 67</ref>
 
== Mitologi Hindu ==
Meskipun demikian, beberapa Asura merupakan Dewa, seperti [[Kubera]], golongan bangsa [[Yaksa]], adalah Dewa keuangan dan kekayaan. Para Asura mengatur fenomena sosial di muka bumi seperti [[Baruna]], Dewa air, yang juga mengatur hukum [[rta]]. Sedangkan Dewa, mengatur fenomena alam, seperti [[Indra]], Dewa hujan, Dewa petir dan cuaca.
Pada lembaran-lembaran awal kitab ''[[Weda]]'', [[Agni]], [[Indra]], dan para dewa lainnya juga disebut asura, dalam pengertian sebagai "penguasa" bagi ranah, pengetahuan, dan kemampuan masing-masing. Dalam [[susastra Hindu]] yang ditulis setelah penyusunan ''Weda'', para dewa yang baik disebut "Dewa" (atau Dewata), sedangkan asura yang jahat kerap diidentikkan sebagai musuh para dewa, atau raksasa.<ref>Wash Edward Hale (1999), Ásura in Early Vedic Religion, Motilal Barnarsidass, {{ISBN|978-8120800618}}, pages 5-11, 22, 99-102</ref>
 
Dalam [[mitologi Hindu]] yang terhimpun setelah [[Periode Weda]], terutama yang tercatat dalam kitab-kitab ''[[Purana]]'', asura sering dikisahkan memiliki sifat yang buruk, yakni memusuhi [[Dewa (Hindu)|Dewata]], meskipun sebagian di antaranya merupakan pemuja salah satu [[Trimurti]]. Kadangkala, para Asura disamakan dengan [[rakshasa|raksasa]] atau makhluk yang jahat, meskipun [[susastra Hindu]] juga mencatat bahwa mereka terbagi menjadi kelompok yang baik dan jahat. Kelompok Asura yang baik disebut ''[[Aditya]]'' (keturunan [[Aditi]]), dipimpin oleh [[Baruna]], sedangkan yang jahat disebut ''[[Danawa]]'' (keturunan Danu), dipimpin oleh [[Wretra]].<ref>Wash Edward Hale (1999), Ásura in Early Vedic Religion, Motilal Barnarsidass, {{ISBN|978-8120800618}}, page 4</ref>
Dalam beberapa kitab, para Dewa adalah golongan bangsa yang memiliki sifat mulia sedangkan Asura sebaliknya. Ada yang disebut ''daiwi sampad'', yakni sifat-sifat mulia (sifat para Dewa), dan sifat-sifat buruk, atau ''asuri sampad'' (sifat para Asura). Yang dimaksud sifat para Asura yakni: angkuh, membanggakan diri, marah, bodoh, bertindak kasar, keras kepala, gila harta, dan menganggap diri sendiri yang terpenting.
 
== Mitologi Buddha ==
Dalam ajaran [[Buddha]], [[Asura]] merupakan makhluk supernatural dalam kosmologi [[agama Buddha]].
[[Berkas:ASURA_Kohfukuji.jpg|thumb|right|Patung asura di kuil Buddhis [[Kōfuku-ji]], [[Jepang]].]]
Menurut [[agama Buddha]], asura adalah golongan makhluk gaib non-dewa, tapi bukan merupakan hantu. Mereka menjalani kehidupan sebagai penghuni salah satu alam kehidupan—sebagaimana halnya [[manusia]] dan dewa—karena masih menjalani [[samsara]] atau tumimbal kelahiran, akibat [[karma]] yang mereka lakukan pada kehidupan sebelumnya.<ref>{{cite book|author=Norman C. McClelland|title=Encyclopedia of Reincarnation and Karma|url=https://books.google.com/books?id=S_Leq4U5ihkC |year=2010|publisher=McFarland|isbn=978-0-7864-5675-8|pages=32–34, 136 }}</ref> Mereka dikatakan sebagai makhluk yang menghuni bagian bawah gunung [[Sumeru]], masih suka melekat pada kenikmatan duniawi, bersikap iri hati dan berseteru dengan makhluk yang disebut dewa.<ref name=buswell76/> Seiring dengan [[sejarah agama Buddha|persebaran agama Buddha]] ke [[Asia Timur]], maka konsep tentang asura dikembangkan, bahkan dipadupadankan dengan kepercayaan akan dewa-dewi lokal yang sudah ada sebelum kedatangan agama Buddha, dan dimasukkan sebagai bagian dari [[panteon]] Buddhis di daerah bersangkutan.<ref name=buswell76>{{cite book|author1=Robert E. Buswell Jr.|author2=Donald S. Lopez Jr.|title=The Princeton Dictionary of Buddhism|url=https://books.google.com/books?id=DXN2AAAAQBAJ&pg=PA76 |year=2013| publisher=Princeton University Press|isbn=978-1-4008-4805-8|page=76}}</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[Detya]]
* [[Danawa]]
* [[Rakshasa]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{hindu-mitos-stub}}