Tari Gubang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wonxxi (bicara | kontrib)
tambahan tulisan
Wonxxi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 23:
Nyanyian "Didong" sering kali menjadi pengiring tari gubang. Biasanya lagu yang berisi mantra pemanggil angin ini dibawakan pada awal pertunjukan tarian gubang. Instrumen musik yang mengiringi nyanyian tersebut, yakni dua buah gendang yang ukurannya tidak sama, sebuah gong atau tawak-tawak, dan [[biola]]. Dalam pertunjukan, dapat dipergunakan lebih dari satu alat musik biola asalkan mempunyai nada yang serupa. Musik untuk mengiringi syair "Didong" ini bertempo tidak terlalu cepat.
 
Keberadaan tari gubang masih terus bertahandipertahankan. Tarian gubang juga dinobatkanditetapkan sebagai salah satu warisan budaya takbenda Indonesia (WBTB) 2017 dari Sumatra Utara selain [[holat]], toge panyabungan, genderang sisibah, dan babae. Tari gubang tidak diketahui nama penciptanya atau anonim. Namun, ada dua orang maestro kesenian tari ini yang cukup terkenal, yaitu Nurhabib dan Asrial. Keduanya berasal dari Kabupaten Asahan.<ref>{{Cite news|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/2017/10/10/tari-gubang-warisan-budaya-tak-benda-2017-dari-sumatera-utara/|title=Tari Gubang, Warisan Budaya Tak Benda 2017 dari Sumatera Utara - Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|last=catherine_krige|date=2017-10-10|newspaper=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|language=en-US|access-date=2017-10-15}}</ref>
 
== Referensi ==