Hegemoni budaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Cultural hegemony" |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
[[Berkas:Gramsci.png|jmpl|Intelektual Marxis [[Antonio Gramsci]] (1891-1937) mengembangkan teori hegemoni budaya yang membantu terbentuknya pandangan dunia terhadap kelas pekerja.]]
Dalam filsafat Marxis, '''budaya hegemoni''' adalah dominasi dari masyarakat beragam budaya yang diatur oleh kelas penguasa yang membentuk (atau memanipulasi) budaya masyarakat tersebut — dari sisi [[Keyakinan dan kepercayaan|keyakinan]], [[persepsi]], [[Nilai|nilai-nilai]], dan [[Folkways|adat istiadat]]— sehingga pandangan mereka menjadi [[Norma (sosiologi)|norma]] budaya umum. Norma umum yang terbentuk ini kemudian menjadi ideologi dominan yang sah secara universal dan membenarkan status quo di bidang sosial, politik, dan ekonomi sebagai sesuatu yang alami, tak terelakkan, abadi, dan bermanfaat bagi semua orang, dan
Dalam [[filsafat]] dan [[sosiologi]], istilah ''hegemoni budaya'' memiliki denotasi dan konotasi yang berasal dari kata Yunani Kuno ''ἡγεμονία (hegemoni)'' yang berarti aturan dan kepemimpinan. Dalam politik, [[hegemoni]] adalah metode geopolitik [[Kekaisaran|imperial]] dominasi tidak-langsung dimana ''hegemon'' (pemimpin negara) mengatur serikat di bawahnya dengan intervensi bukan dengan kekuatan militer ([[invasi]], penjajahan, [[aneksasi]]).<ref>Ross Hassig, ''Mexico and the Spanish Conquest'' (1994), pp. 23–24.</ref>
|