Filsafat linguistik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 112.215.172.133 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot
k restrukturisasi kalimat agar dapat lebih mudah untuk dimengerti
Baris 2:
'''Filsafat Bahasa''' adalah ilmu gabungan antara [[linguistik]] dan [[filsafat]]. Ilmu ini menyelidiki kodrat dan kedudukan [[bahasa]] sebagai kegiatan manusia serta dasar-dasar konseptual dan teoretis linguistik. Filsafat bahasa dibagi menjadi [[filsafat bahasa ideal]] dan [[filsafat bahasa sehari-hari]].
 
Filsafat bahasa ialah teori tentang bahasa yang berhasil dikemukakan oleh para filsuf, sementara mereka itu dalam perjalanan memahami pengetahuan konseptual. Filsafat bahasa ialah usaha para filsuf memahami ''conceptualkeilmuan knowledge''yang bersifat konseptual melalui pemahaman terhadap bahasa.
 
Dalam rangkaupaya mencari pemahaman ini, para filsuf telah juga mencoba mendalami hal-hal lain, misalnya fisika, matematika, seni, sejarah, dan lain-lain. Cara bagaimana pengetahuan itu diekspresikan dan dikomunikasikan di dalam bahasa, di dalam fisika, matematika dan lain-lain itu diyakini oleh para filsuf berhubungan erat dengan hakikat pengetahuan atau dengan pengetahuan konseptual itu sendiri. Jadi, dengan meneliti berbagai cabang ilmu itu, termasuk bahasa, para filsuf berharap dapat membuat filsafat tentang pengetahuan manusia pada umumnya.
 
Letak perbedaan antara filsafat bahasa dengan linguistik adalah bahwa linguistik bertujuan mendapatkan kejelasan tentang bahasa. Linguistik mencari hakikat bahasa. Jadi, para sarjana bahasa menganggap bahwa kejelasan tentang hakikat bahasa itulah tujuan akhir kegiatannya,. sedangkanSedangkan filsafat bahasa mencari hakikat ilmu pengetahuan atau hakikat pengetahuan konseptual. Dalam usahanyausaha mencari hakikat pengetahuan konseptualpencarian itutersebut, para filsuf mempelajari bahasa bukan sebagai tujuan akhir, melainkan sebagai objek sementarapengantar agaryang pada akhirnya dapat diperolehdidapatlah kejelasan tentang hakikat pengetahuan konseptual itu.
 
== Perhatian Para Filsuf terhadap bahasa ==
Masalah kebahasaan yang sering dibahas oleh para filsuf biasanya berkisar pada hubungan antara simbol dan arti. Pembahasan merekatersebut agaksedikit sukarsulit untuk disistematikakandipetakan. SecaraNamun secara garis besar, pemikiran itutersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
 
=== Metafisika ===
Baris 18:
Pada akhir abad 19, seorang Filsuf Jerman, Meinong, berkata bahwa setiap tutur yang bermakna di dalam kalimat tentulah mempunyai ''referent'' (acuan). Kalau tidak, maka tutur itu tidak akan bermakna, sehingga tentulah istilah itu ada benda acuannya. Kalau benda acuan itu tidak dapat dilihat di sekitar kita, maka tentulah benda itu ada dengan cara keberadaan yang lain.
 
Pada abad dua puluh ini, ada aliran filsafat yang disebut ''logica atomism''. Tokoh-tokohnya yang terkenal antara lain ialah Bertrand Russel dan Ludwig Wittgenstein. Berkenaan dengan hal ini, Russel berkata antara lain : ”...di dalam simbolisme yang benar dan logis, antara fakta dan simbol yang melambangi fakta itu tentulah terdapat struktur yang beridentitas jelas. Kekompleksitasan simbol tentu menyerupai kekompleksitasan fakta yang dilambanginyadilambangkannya.”
 
Dalam hal ini, Russel mengisyaratkan bagaimana sebaiknya bahasa itu. Bahasa yang benar dan logis seharusnya dapat melambangi secara jelasmerepresentasikan apa saja yang ada di dalam alam sekitar kita secara jelas.
 
=== Logika ===