Sumpah Pemuda Keturunan Arab: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 4:
Pemerintah Kolonial Belanda membagi 3 strata masyarakat di [[Nusantara]]. Kelas paling atas adalah warga kulit putih (Eropa, [[Amerika]], [[Jepang]] dll), kelas dua warga Timur Asing ([[Bangsa Arab|Arab]], [[India]], [[Tionghoa]] dll) dan kelas tiga adalah pribumi Indonesia. Orang-orang Arab yang hijrah ke Indonesia mayoritas berasal dari Hadramauth, Yaman Selatan. Orang-orang arab yang datang ke Nusantara itu seluruhnya laki-laki dan karena kendala jarak serta karena tradisi arab (wanita tidak ikut bepergian) maka mereka datang tanpa membawa istri atau saudara wanita. Orang-orang arab itu menikah dengan wanita pribumi. Jika orang Eropa menyebut pribumi dengan istilah ''[[inlander]]'' (artinya 'orang pedalaman'),<ref>[https://www.merriam-webster.com/dictionary/inlander inlander]: ''one who lives inland'', © 2017 Merriam-Webster, Incorporated.</ref><ref>[http://kbbi.web.id/inlander inlander]: ''sebutan ejekan bagi penduduk asli di Indonesia oleh orang Belanda pada masa penjajahan Belanda; pribumi'', KBBI Online © 2012-2016 versi 1.9.</ref> keturunan Arab menyebut pribumi dengan istilah ''ahwal'' (artinya 'saudara ibu'),<ref>Shahab, Alwi (2004), [https://books.google.co.id/books?id=HeIoTLPRNbcC&pg=PA24&dq=ahwal+saudara+ibu&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=ahwal%20saudara%20ibu&f=false ''Saudagar Baghdad dari Betawi''], Penerbit Republika, ISBN 9793210303, 9789793210308. Hlm. 24.</ref> sebab memang banyak keturunan Arab yang ibunya pribumi.
 
Pada 1 Agustus 1934, Harian Matahari Semarang memuat tulisan [[AR Baswedan]] tentang orang-orang Arab. [[AR Baswedan]] adalah peranakan Arab asal Ampel [[Surabaya]]. Dalam artikel itu terpampang foto [[AR Baswedan]] mengenakan blangkon. Dia mengajak keturunan Arab, seperti dirinya sendiri, menganut asas kewarganegaraan ius soli: di mana saya lahir, di situlah tanah airku. Artikel yang berjudul “Peranakan Arab dan Totoknya” berisi anjuran tentang pengakuan Indonesia sebagai tanah air. Artikel itu juga memuat penjelasan Baswedan tentang bagaimana sikap nasionalisme yang dianjurkan pada kaumnya. Pokok-pokok pikiran itu antara lainblain Tanah air Arab peranakan adalah Indonesia; Kulturkultur Arab peranakan adalah kultur Indonesia – Islam; Arab peranakan wajib bekerja untuk tanah air dan masyarakat Indonesia; Perlu didirikan organisasi politik khusus untuk Arab peranakan; Hindari hal-hal yang dapat menimbulkan perselisihan dalam masyarakat Arab; Jauhi kehidupan menyendiri dan sesuaikan dengan keadaan zaman dan masyarakat Indonesia. Artikel [[AR Baswedan]] ini dipilih oleh [[Majalah Tempo]] edisi khusus Seabad kebangkitan Nasional (Mei 2008) sebagai salah satu dari 100 tulisan paling berpengaruh dalam sejarah bangsa [[Indonesia]].
 
Artikel yang menggemparkan itu ditulis [[AR Baswedan]] saat dia baru berusia 26 tahun. Karena artikel itu, warga keturunan Arab sempat berang padanya karena memunculkan gagasan merendahkan diri di mata orang-orang Arab pada masa itu. Bukan hanya itu, melalui harian Matahari [[AR Baswedan]] secara rutin melontarkan pemikiran-pemikiran tentang pentingnya integrasi, persatuan orang Arab di Indonesia, untuk bersama-sama bangsa Indonesia yang lain memperjuangkan kemerdekaan bagi Indonesia. Timbulnya ide mendirikan Partai Arab Indonesia berkaitan erat dengan pengajuan prinsip tanah air Indonesia bagi kaum peranakan Arab. Ide mendirikan Partai Arab Indonesia dengan pengakuannya tentang tanah air bagi peranakan Arab dicetuskan dan dikembangkan serta juga diperjuangkan. [[AR Baswedan]] juga aktif menyerukan pada orang-orang keturunan Arab agar bersatu membantu perjuangan Indonesia. Untuk itu, [[AR Baswedan]] berkeliling ke berbagai kota untuk berpidato dan menyebarkan pandangannya pada kalangan keturunan Arab.
 
== Konferensi Pemuda Keturunan Arab ==
Pada 4-5 Oktober 1934 para pemuda keturunan Arab dari berbagai kota di Nusantara berkumpul di Semarang. Pada waktu itu masyarakat Arab seluruh Indonesia gempar karena adanya Konferensikonferensi Peranakanperanakan Arab di Semarang ini. Dalam konferensi PAI di Semarang [[AR Baswedan]] pertama-tama mengajukan pertanyaan di mana tanah airnya. Para pemuda yang menghadiri kongres itu mempunyai cita-cita bahwa bangsa Arab Indonesia harus disatukan untuk kemudian berintegrasi penuh ke dalam bangsa Indonesia. Dalam konferensi itu para pemuda Indonesia keturunan Arab membuat sumpah: "Tanah Air kami satu, Indonesia. Dan keturunan Arab harus meninggalkan kehidupan yang menyendiri (isolasi)”. Sumpah ini dikenal dengan Sumpah [Pemuda] Indonesia Keturunan Arab.
 
Menurut [[AR Baswedan]] persatuan adalah modal utama bagi Arab peranakan untuk kemudian bersama-sama kaum pergerakan nasional bersatu melawan penjajah. Sebelum diadakan kongres keturunan Arab tidak ada yang mengakui Indonesia sebagai tanah airnya. Mereka lebih suka dengan idetintas kearaban dan berpendapat bahwa tanah airnya adalah di negeri Arab bukan Indonesia. [[AR Baswedan]] menjadi pelopor bangkitnya nasionalisme kaum Arab yang awalnya enggan mengakui Indonesia sebagai tanah airnya
Sebelum kongres itu keturunan Arab umumnya enggan mengakui Indonesia sebagai tanah airnya sekalipun mereka lahir di Indonesia.
Warga keturunan Arab lebih bangga dengan identitas kearabannya dan sulit merubah semangat kearaban mereka menjadi semangat keindonesiaan. Mereka berpendapat bahwa tanah airnya adalah di negeri Arab bukan Indonesia.
Meskipun pada awalnya gagasan nasionalisme ini banyak ditentang namun secara perlahan seruan Kongres ini menggema.
[[AR Baswedan]] menjadi pelopor bangkitnya rasa nasionalisme warga keturunan Arab yang awalnya tidak mengakui Indonesia sebagai tanah air mereka.
 
Gagasan untuk menanggalkan semangat kearaban menjadi semangat keindonesiaan banyak ditentang oleh warga Indonesia keturunan Arab namun secara perlahan gema semangat keindonesiaan mulai diterima.
== Teks Sumpah Pemuda Keturunan Arab tahun 1934 ==
 
Sumpah Pemuda Keturunan Arab, yang berisikan:
# Tanah Air Peranakan Arab adalah Indonesia.
# Karenanya Mereka harus meninggalkan kehidupan sendiri (isolasi)
 
Dengan sumpah ini, yang ditepati pula sejak itu dalam perjuangan nasional Indonesia menentang penjajahan sambil ikut dalam organisasi GAPI dan kemudian lagi ikut dalam peperangan kemerdekaan Indonesia dengan laskarnya dengan memberikan kurban yang tidak sedikit, ternyata bahwa pemuda Indonesia keturunan Arab, benar - benar berjuang untuk kemerdekaan bangsa dan tanah airnya yang baru.
 
Sebab itu tidak benar apabila warga negara keturunan Arab disejajarkan dengan WN turunan Cina. Dalam praktik hidup kita alami juga banyak sekali WNI keturunan Cina yang pergi dan memihak kepada bangsa aslinya RRC, WN Indonesia keturunan Arab boleh dikatakan tidak ada yang semacam itu. Indonesia sudah benar - benar menjadi tanah airnya.
 
Sebab itulah, salah benar apabila kedua macam WNI itu disejajarkan dalam istilah "non-pribumi"
 
Jakarta, 24 November 1975
 
 
Mohammad Hatta
 
* Catatan asli surat tersebut ada pada A.R. Baswedan, Yogyakarta, Bapak Hari Kesadaran Bangsa Indonesia keturunan Arab dan Perintis Kemerdekaan Bangsa dan Negara Indonesia.
 
== Tokoh-tokoh ==