Kota Malang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan konten. |
Penambahan konten. |
||
Baris 50:
| blank_emblem_link =
| nickname = Kota Bunga<br>Parijs van Oost-Java<br>Zwitserland van Java
| motto =
| anthem = Mars Kota Malang
<!-- maps and coordinates ------>
Baris 218:
| utc_offset2_DST =
<!-- postal codes, area code --->
| postal_code_type = [[Kode pos]]
| postal_code = 65111—65149
| postal2_code_type = <!-- enter ZIP code, Postcode, Post code, Postal code... -->
Baris 273:
=== Asal-usul nama Malang ===
Nama
Pihak yang lain menduga bahwa letak sesungguhnya dari bangunan suci itu terdapat di daerah [[Tumpang]],
Dari kedua hipotesa tersebut di atas masih juga belum dapat dipastikan manakah kiranya yang terdahulu dikenal dengan nama Malang yang berasal dari nama bangunan suci [[Malangkuçeçwara]] itu. Apakah daerah di sekitar Malang sekarang, ataukah kedua gunung yang bernama Malang di sekitar daerah itu.
Baris 293:
=== Masa penjajahan ===
==== Belanda ====
[[Berkas:Jalan Besar Ijen Belanda.jpg|jmpl|300x300px|Jalan Besar Ijen pada [[Hindia Belanda|zaman Belanda]] yang digunakan untuk dinikmati oleh keluarga Belanda<ref>{{Cite news|url=http://sahabatwisataindonesia.com/sejarah-malang/|title=Sejarah Malang|date=2014-01-03|newspaper=Sahabat Wisata Indonesia|language=id-ID|access-date=2017-10-21}}</ref>]]Seperti halnya kebanyakan kota-kota lain di Indonesia pada umumnya, Kota Malang modern tumbuh dan berkembang setelah hadirnya administrasi kolonial [[Hindia Belanda]]. Fasilitas umum direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, misalnya [[Jalan Besar Ijen]] dan kawasan sekitarnya. Pada mulanya hanya dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan Bangsa Eropa lainnya, sementara penduduk pribumi harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu sekarang menjadi monumen hidup dan seringkali dikunjungi oleh keturunan keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim di sana.<ref>{{Cite news|url=http://sahabatrakyatindonesia.blogspot.co.id/2016/06/awal-mula-tumbuh-dan-berkembangnya-kota.html|title=Awal Mula Tumbuh dan Berkembangnya Kota Malang Jawa Timur|newspaper=Sahabat Rakyat Indonesia|access-date=2017-10-21}}</ref>[[Berkas:Coat of arms of Malang (-1950).jpg|thumb|115x115px|Lambang Kota Malang pada masa [[Hindia Belanda]]|kiri]]Pada masa penjajahan kolonial [[Hindia Belanda]], daerah Malang dijadikan wilayah [[Gemeente|''gemente'']] ([[kota]]).<ref>{{Cite news|url=https://ri4a.wordpress.com/malang/sejarah-kota-malang/|title=SEJARAH KOTA MALANG|date=2011-04-14|newspaper=ri4a|language=en-US|access-date=2017-10-21}}</ref>
Kota Malang mulai tumbuh dan berkembang pesat terutama ketika mulai dioperasikannya [[Jalur kereta api Malang Kotalama-Dampit|jalur kereta api]] pada tahun [[1879]]. Berbagai kebutuhan masyarakat pun semakin meningkat terutama kebutuhan ruang gerak untuk melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya, terjadilah perubahan [[tata guna tanah]] yang ditandai dengan daerah terbangun yang bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari tanah berfungsi [[pertanian]] menjadi tanah berfungsi [[perumahan]] dan [[industri]].<ref>{{Cite web|url=http://propertyandthecity.com/main-report/index.php?option=com_content&view=article&id=136&catid=122&Itemid=230|title=Kota Malang CEPAT TUMBUH BERKEMBANG (bag1)|website=propertyandthecity.com|language=en-gb|access-date=2017-10-21}}</ref>
==== Jepang ====
Pada [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|masa kependudukan Jepang]] di Indonesia, Kota Malang yang merupakan bagian dari Indonesia pun ikut serta diduduki oleh Jepang. [[Angkatan Darat Kekaisaran Jepang|Bala Tentara Dai Nippon]] mulai menduduki Kota Malang pada [[7 Maret|7]] [[Maret]] [[1942]].<ref>{{Cite web|url=http://taniajuniar.blogspot.co.id/2013/12/kota-malang-di-jaman-penjajahan-jepang.html|title=Kota Malang di Jaman Penjajahan Jepang|website=taniajuniar.blogspot.co.id|access-date=2017-10-22}}</ref> Malang yang saat itu dipimpin oleh Raden Adipati Ario Sam (R.A.A. Sam) menyerah pada Jepang yang saat itu berkuasa di Kota Malang.<ref name=":9">{{Cite news|url=http://www.jurnalmalang.com/2013/10/sejarah-malang-pra-kemerdekaan-bagian-5.html|title=Sejarah Malang Pra Kemerdekaan dan Kemerdekaan (Bagian 5)|newspaper=JURNALMALANG.COM|access-date=2017-10-22}}</ref> Pengambilan alih Pemerintah pada prinsipnya meneruskan [[Gemeente|sistem lama]], hanya sebutan-sebutan dalam jabatan diganti dengan [[bahasa Jepang]].<ref name=":9" />
Pada masa kependudukan Jepangp pun terjadilah peralihan fungsi bangunan. Rumah-rumah tempat tinggal [[Bangsa Belanda|orang Belanda]] diallihkan fungsinya. Bangunan [[Belanda]] di Jalan Semeru No. 42 yang dulunya digunakan sebagai [[kantor]] ataupun markas [[Koninklijk Nederlands-Indische Leger|pasukan Belanda]] dialihfungsikan menjadi gedung ''Kentapetai''. <ref name=":10">{{Cite web|url=http://www.geschool.net/cysers/blog/jejak-masa-kolonial-dan-pendudukan-jepang-di-kota-malang|title=JEJAK MASA KOLONIAL DAN PENDUDUKAN JEPANG DI KOTA MALANG|website=www.geschool.net|access-date=2017-10-22}}</ref>Gedung ''Kentapetai'' merupakan salah satu gedung bersejarah di Malang yang kini menjadi gedung [[Sekolah menengah kejuruan|SMK]] [[swasta]] dan menjadi saksi bisu terjadinya pelucutan senjata Jepang oleh [[Badan Keamanan Rakyat|Badan Keamanan Rakyat (BKR)]] guna untuk memperkuat pertahanan Kota Malang.<ref name=":10" />
=== Pemerintahan ===
|