Masyarakat adat Ngata Toro: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
hehe |
hehe |
||
Baris 12:
== Mitos ==
Bagi masyarakat adat Ngata Toro, mitos bukanlah cerita kosong tanpa makna. Mitos terbentuk melalui proses panjang yang dialami oleh masyarakat lokal mulai dari peristiwa nyata, realitas sosial, dan lingkungan fisik kelompok yang bersangkutan. Meskipun sulit ditemui di dunia nyata, mitos mampu menggambarkan “angan-angan sosial” yang ikut membentuk identitas pada kelompok dan makna pada sejarahnya.
Ada tiga mitos yang hidup di tengah masyarakat adat Ngata Toro dan mampu menjelaskan asal-usul dan identitas kolektif mereka. Mitos tersebut adalah:
'''1. Mitos tentang tempat'''
Dijelaskan bahwa desa mereka dahulu didiami oleh etnis Uma. Perkampungan mereka kemudian dilanda banjir besar dan tanah longsor yang menyebabkan penduduknya meninggalkan perkampungan. Perkampungan tersebut lalu berubah menjadi danau besar setelah terjadinya banjir deras saat itu. Bencana deras itu terjadi setelah adanya pertengkaran dua kakak beradik di perkampungan itu. Salah satu di antara keduanya kemudian memotong kaki kucing dan digunakan untuk menabuh tambur emas (karatu ''bulawa'') dengan keras. Padahal, kucing dipercaya sebagai binatang yang tidak boleh disakiti apalagi dibunuh. Setelah pertengkaran tersebut berlangsung, sore harinya terjadi hujan lebat selama tiga hari penuh yang disusul dengan tanah longsor. Perkampungan mereka kemudian hancur lebur.
'''2. Kisah tentang pelarian orang Malino'''
== Aturan Adat dan Sumber Daya Alam ==
|