Kejang demam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Evan Saap (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
Kejang demam biasanya dianggap sebagai kondisi yang tidak membahayakan. Kejang yang terjadi biasanya bersifat lokal pada awalnya dan hanya akan menjadi kejang umum jika terdapat peningkatan suhu tubuh pasien yang melewati ambang batas. Kejang akibat demam jarang sekali berlangsung lebih dari beberapa menit, selain itu umunya tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan EEG saat kejang terjadi dan pasien memiliki kemungkinan untuk sembuh sempurna.<ref name="8th">{{en}} {{cite book|author= Allan H.Ropper, M.D. and Robert H. Brown, D.Phil., M.D.|title=Neurology 8th edition|publisher= Mc graw hill companies inc|year=2005|DOI: 10.1036/0071469710}}</ref>
 
Kejang demam biasanya timbul pada anak dengan suhu tubuh diatas 38&nbsp;°C (100.4&nbsp;°F). Selain itu

{{Infobox Disease|ICD 10=R56.0}}

infeksi virus atau bakteri dan bahkan imunisasi yang menyebabkan demam tinggi seperti herpes virus dapat menjadi faktor penyebab dari kejang demam. Hingga saat ini masih belum ditemukan obat profilaksis antiepilepsi untuk mencegah terjadinya kejang demam.
<ref name="8th" />
 
Perbedaan mendasar antara kejang demam dan penyakit serupa yang lebih serius seperi demam ensephalitis akut atau ensephalopathic adalah terdapatnya kejang fokal ataupun kejang yang berkepanjangan. Selain itu, jika dilihat pemeriksaan EEGnya akan ditemukan kelainan serta ditemukannya kondisi complicated febrile seizures atau kejang demam berulang tiap ada kenaikan suhu tubuh pasien. Pasien seperti inilah yang memiliki prosentase tinggi untuk mengalami komplikasi seperti kejang ''atypical, petit mal, atonic'', dan ''astatic spells'' yang diikuti kejang ''tonic, mental retardation, dan ''partial complex epilepsy''.<ref name="8th"/>