Tatanan imajiner: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 3:
== Tatanan imajiner ==
Pada perkembangan tatanan imajiner terjadi tiga hal penting. Pertama, ketika bayi masih belum mempunyai konsep tentang "diri", namun sudah menyadari keterpisahannya dengan sang ibu. Hal ini terjadi ketika kebutuhannya tidak langsung atau otomatis terpenuhi seperti fase pra [[oedipal]], namun sang bayi sudah menyadari bahwa ternyata dirinya tidak menyatu dengan objek pemuas kebutuhannya; yaitu sang ibu. Lalu sang bayi pun merasa kehilangan, kekurangan, dan ingin menyatu dengan ibunya kembali; dan sang bayi mulai menyadari bahwa ternyata ada "[[Liyan (filsafat)|Liyan]]" (ibu dan orang lain) yang utuh.<ref name=":0">Polimpung, Hizkia Yosie. (2014). "Asal-usul Kedaulatan: Telusur Psikogenealogis Atas Hasrat Mikrofasis Bernegara". Depok: Penerbit Kepik.</ref> Hal ini membawa sang bayi pada hal penting berikutnya, yaitu berubahnya kebutuhan menjadi permintaan. Karena kebutuhannya tak lagi terpenuhi, maka sang bayi harus memintanya. Namun pada tahap ini, bayi belum bisa mengartikulasikan permintaanya dengan tepat; ia hanya bisa menangis dalam mengungkapkan segala permintaannya; dengan kata lain ia belum bisa berbahasa. Alhasil, sang ibu atau siapa pun tidak akan dengan tepat memenuhi permintaan sang bayi.<ref name=":0" /> Ketiga, adalah [[tahap cermin]], yaitu tahap terjadinya proses identifikasi pada bayi. Identifikasi, menurut Lacan, adalah suatu transformasi yang terjadi pada benak [[Subjek (filsafat)|Subjek]] saat membayangkan suatu [[citra]]; atau suatu transformasi yang terjadi pada
== Subjek yang terbelah ==
Dalam proses [[tahap cermin]], seorang anak tidak mengenali dirinya secara utuh dan baru mendapatkan gambaran dirinya secara utuh dalam cermin. Proses ini berlanjut dan seseorang baru mulai mencari gambaran dirinya dan mengidentifikasikan dirinya dalam gambaran lain yang dilihatnya. Proses ini dikenal dengan istilah '<nowiki/>''Spaltung'<nowiki/>'' (atau '<nowiki/>''spliting of the self'<nowiki/>''); yaitu keterbelahan diri
Tatanan ini mendahului [[bahasa]] dan pemahaman tentang [[seksualitas]]. Dalam tatanan ini ada tatapan ({{lang-en|gaze}}) yang menurut Lacan adalah medium bagi [[Filsafat hasrat|hasrat]]. Tatapan inilah yang memisahkan [[Filsafat hasrat|hasrat]] dengan objeknya, sehingga menciptakan sebuah jurang lebar, atau sebuah lubang dalam diri sang [[Subjek (filsafat)|Subjek]] dan antara [[Subjek (filsafat)|Subjek]] dengan dunia luar.<ref name=":1">Lukman, Lisa. (2011). "Proses Pembentukan Subjek: Antropologi Jacques Lacan". Jakarta: Penerbit Kanisius.</ref> Pada tatanan ini terjadi alienasi pada diri sang anak, di mana sang anak diasingkan dari dirinya sendiri dan diidentifikasikan dengan "liyan", yang bukan dirinya. Hal ini akan terjadi di sepanjang hidup sang anak, dia akan selalu mengidentifikasikan diirinya dengan "liyan", sebagai pantulan dalam cermin yang mengandung diri ilusif maupun mencari gambaran dirinya dalam diri orang lain. Tatanan imajiner ini dipenuhi dengan gambaran dan imajinasi, dan juga kekeliruan.<ref name=":0"/>
|