Musa (disambiguasi): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 32:
|box_width =
}}
'''Nabi Musa''' adalah seorang [[rasul]] dan [[nabi]] pilihan Allah yang diutus menghadap kepada kaum Fir'aun, serta diutus membebaskan [[Bani Israil|Bani Israel]] menghadapi penindasan bangsa Mesir.<ref>Surah Al-Baqarah : 53, Al-Isra : 2, Al-Mu'minun : 49, Al-Furqan : 35, As-Saffat : 117-118, Al-Mu'min : 53-54, Al-Qashash : 5</ref>nabi Musa dikenal sebagai perantara dalam hal pengajaran agama dan pengampunan dosa untuk Bani Israel.<ref>Surah Al-A'raf : 155-156</ref> Musa bergelar '''''Kalimullah''''' (seseorang yang berbicara dengan Allah).<ref>Surah An-Nisa' : 164, Al-A'raf : 144</ref>nabi Musa merupakan figur yang paling sering disebut di kitab [[Al-Quran]], yakni [[Daftar makhluk dan benda yang disebut namanya dalam Al-Qur'an|sebanyak 136 kali]] serta termasuk golongan Rasul [[Ulul Azmi]].
Musa dilahirkan di negeri Mesir sewaktu Bani Israel tinggal sebagai bangsa pendatang sejak zaman [[Nabi Yusuf]]. [[Amram|Imran]] dan [[Yokhebed|Yukhabad]] merupakan kedua orang tua Musa yang berasal dari Suku Lawy.nabi Musa merupakan adik kandung [[Nabi Harun]] dan [[Miryam]].
== Kelahiran Nabi Musa ==
Sebelum nabi Musa lahir, seluruh anggota keluarga nabi Ya'qub tinggal sebagai masyarakat pendatang di negeri Mesir. Selama masa kekuasaan nabi Yusuf, Bani Israel dilimpahi banyak kemudahan hidup. Akan tetapi keadaan mulai berubah sepeninggal nabi Yusuf, oleh sebab raja yang menggantikan Yusuf tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman hidup dengan bangsa Bani Israel. Bangsa ini diperbudak oleh Mesir lantaran raja Fir'aun pada zaman itu merupakan raja yang zalim serta memecah belah rakyatnya melalui tindakan menindas kalangan yang dipandang lemah.<ref>Surah Al-Qashash : 4</ref>
Tatkala raja Fir'aun mendapati sebuah mimpi yang mengguncangkan; seorang ahli tafsir mimpi memahami makna mimpi tersebut sebagai pertanda buruk bagi kekuasaan raja Fir'aun bahwa akan ada seorang anak laki-laki dari Bani Israel yang menjadi seorang laki-laki gagah perkasa yang kelak memimpin golongan pengikutnya melawan kekuasaan Mesir serta membawa berbagai kehancuran hebat di negeri Mesir; juga para pengikut orang tersebut akan mengangkut harta kekayaan yang berlimpah disertai bantuan kekuatan milik musuh Mesir lalu menumpas seluruh kaum pemuka di bangsa Mesir pula. raja Fir'aun beserta seluruh pemuka kaumnya merasa ketakutan bahwa penafsiran mimpi itu bermakna bahwa Bani Israel kelak bersekutu dengan musuh Mesir untuk menghancurkan negeri Mesir.<ref>Surah Al-Qashash : 6</ref> Pada saat bersamaan, jumlah lelaki di Bani Israel bertambah pesat sehingga kaum raja Fir'aun tidak bisa memperkirakan siapakah anak yang diramalkan itu. Maka diadakan sebuah perintah keji di Mesir bahwa seluruh anak laki-laki yang baru lahir harus dibunuh, sedangkan seluruh anak perempuan yang baru lahir boleh dibiarkan hidup.<ref>Surah Al-A'raf : 141</ref>
Namun terdapat seorang bangsawan di istana raja Fir'aun yang menyarankan supaya tidak berupaya melawan ketetapan tersebut melainkan tunduk menjadi pengikut orang Bani Israel tersebut, agar seisi istana raja Fir'aun tidak turut dilenyapkan. Walaupun demikian,raja Fir'aun justru berlaku sombong seraya sewenang-wenang mendakwakan diri sebagai dewa atas bangsa Mesir: "Haruskah dewa sehebat diriku tunduk berpasrah terhadap seorang manusia dari kalangan yang diperbudak oleh kaum kita sendiri?" kemudian raja Fir'aun membujuk para pengikutnya melaksanakan perintah keji ini.<ref>Surah Yunus : 75, Al-Mu'minun : 46, Ad-Dukhan : 31</ref>
Mendengar kabar tentang perintah keji raja Fir'aun, Imran merasa sangat gelisah tentang keselamatan anak yang dikandung Yukhabad istrinya. Kedua anak Imran Harun dan Miryam memberi tanggapan tentang kejadian ini. Miryam sebagai seorang [[nabiah]], mendapati pertanda nubuat bahwa seorang anak laki-laki akan dilahirkan ibunya dan anak itu akan mengalami kejadian hebat dalam perairan, sehingga Miryam menyarankan supaya anak tersebut diletakkan ke sebuah perairan atau sungai oleh sebab Miryam meyakini akan ada keajaiban Allah yang akan menyelamatkan anak itu menghadapi air. Akan tetapi Imran merasa khawatir bahwa nubuat yang disampaikan oleh putrinya itu tidak terwujud.<ref name=Ginzberg>Ginzberg, Louis (1909). ''[https://ia800302.us.archive.org/8/items/legendsofjews01ginz/legendsofjews01ginz.pdf The Legends of the Jews]'' (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.</ref> Harun, yang juga merupakan seorang nabi, menyampaikan saran supaya sang ibu ditempatkan di tempat yang aman, supaya anak tersebut dapat dilahirkan dalam keadaan tenang sementara seluruh anggota keluarga yang lain berpuasa serta berdoa secara bersungguh-sungguh demi keselamatan anak tersebut kemudian berpasrah menyerahkan nasib anak tersebut kepada Allah, oleh sebab itu nabi Harun meyakini bahwa Allah sanggup menghadirkan sesosok malaikat yang selalu menyertai anak tersebut supaya kembali di tengah-tengah mereka dalam keadaan selamat. Imran merasa tentram ketika mendengar ucapan bijaksana Harun, sehingga Imran menempatkan Yukhabad bersama Miryam di sebuah gua supaya berlindung hingga hari bersalin.
Setelah Yukhabad melahirkan seorang anak laki-laki; tepat sebagaimana pertanda yang telah diperoleh Miryam, ia merasa sangat bahagia sekaligus tak tega apabila harus menyerahkan putranya kepada kaum Fir'aun. Miryam merasa bergembira bahwa pertanda nubuat yang diperoleh merupakan kebenaran lalu Miryam bersegera memberitahu ayahnya dan Harun, supaya berdoa demi keselamatan anak laki-laki ini. Sementara itu, Yukhabad berada dalam kegelisahan antara menyerahkan sang putra kepada pemuka kaum Fir'aun atau menuruti anjuran Miryam untuk menempatkan sang anak ke dalam wilayah perairan, Yukhabad berdoa seraya menangis untuk menentukan nasib anaknya. Maka Allah mewahyukan kepada Yukhabad,<ref>Surah Al-Qashash : 7, Ta Ha : 40</ref> supaya menenangkan diri lalu meletakkan anak tersebut ke dalam sebuah tabut kemudian menempatkan tabut itu menuju sebuah sungai seraya mempercayakan nasib anak tersebut kepada Yang Maha Melindungi. Yukhabad menempatkan sang anak dalam sebuah tabut yang ia temukan lalu melepas tabut itu sambil berdoa supaya Allah selalu menjaga keselamatan anak tersebut agar kembali kepada keluarganya, seraya supaya kelak diperkenan sebagai hamba yang berbakti kepada Allah.
Baris 52:
Setelah beberapa waktu, Musa dijadikan sebagai anak angkat oleh istri Fir'aun serta Musa bergelar seorang pangeran negeri Mesir. Ia belajar di istana Mesir untuk mewarisi Ilmu-Ilmu khusus beserta Hikmah-Hikmah berharga yang ditinggalkan [[Nabi Yusuf]], salah seorang putra [[Yaqub|Nabi Ya'qub]], yang sebelumnya menjadi penguasa di negeri Mesir. Musa secara mudah menyerap berbagai Ilmu yang dikhususkan bagi hamba-hamba pilihan Allah.<ref>Surah Al-Qashash : 14</ref> Musa tidak seperti para pemuka kaum Fir'aun yang tidak mengimani Allah sehingga kaum pemuka Fir'aun mengalami kesulitan untuk memahami peninggalan berharga ini. Mewarisi Hikmah-Hikmah Yusuf, sosok Musa yang masih muda memiliki kebijaksanaan mengungguli kaum tetua di Mesir.
Seisi istana raja Fir'aun merasa heran terhadap Musa yang sanggup menyingkapkan berbagai perkara rumit sebagaimana kemampuan istimewa nabi Yusuf, sehingga kaum Fir'aun mulai menduga bahwa Musa merupakan anak laki-laki yang pernah diramalkan. Akan tetapi salah seorang pemuka dalam kaum Fir'aun menyatakan bahwa perlu ada pembuktian tentang kebenaran dugaan ini. Pemuka itu menyuruh Musa supaya memilih antara bara api yang panas atau batu permata. Tatkala Musa memilih bara api, kaum Fir'aun meyakini bahwa Musa bukanlah orang yang diramalkan. Setelah itu, Musa tidak lagi dihadirkan di tengah-tengah para pemuka kaum Fir'aun sebab mereka merasa malu apabila raja Fir'aun yang telah mengaku dewa kemudian dipimpin oleh Musa, berbeda dengan Raja Mesir terdahulu yang bersedia dipimpin oleh nabi Yusuf.
== Melarikan diri dari negeri Mesir ==
Baris 75:
Setelah menerima tugas pengutusan, Musa bersegera menyampaikan hal ini kepada keluarganya. Musa menjelaskan bahwa ia harus pergi ke Mesir untuk memenuhi sebuah perintah yang secara khusus Allah sampaikan kepada dirinya di Gunung Sinai. Mereka pun kembali ke rumah Yitro, dan berpamitan untuk berangkat ke Mesir. Musa mendapati Harun sewaktu sampai di wilayah negeri Mesir, Harun berbahagia sebab masih dapat berjumpa dengan Musa dalam keadaan selamat, sebab Harun mengkhawatirkan keadaan Musa sejak kepergian dari istana Mesir, Harun menyampaikan rasa kegelisahannya tentang kaum Fir'aun yang menindas Bani Israel. Walaupun demikian, Musa menentramkan kakaknya seraya menyampaikan kabar gembira bahwa Allah telah menyertai dirinya selama ia tinggal di negeri Madyan serta ia memperoleh dua putra darisana; terlebih lagi Allah telah memanggil ia untuk pengutusan menghadap kepada Fir'aun, Musa juga menyampaikan bahwa Allah telah mengabulkan permohonan agar Harun diperkenan sebagai rekan sewaktu menghadap kepada Fir'aun.<ref>Surah Al-Furqan : 35, Maryam : 53, Al-Qashash : 35</ref>
=== Nabi Musa dan Nabi Harun menghadap kepada raja Fir'aun ===
Ketika hendak menghadap kepada Fir'aun, Musa memohon perlindungan kepada Allah, Musa berdoa: "Wahai Tuhanku, lapangkan dadaku untuk diriku, dan mudahkan urusanku untuk diriku, dan lepaskan kekakuan lidahku supaya mereka mengerti ucapanku serta jadikan untuk diriku, seorang pengiring dari kalangan keluargaku yaitu Harun, saudaraku; teguhkan kekuatanku bersama dirinya dan teguhkan ia sebagai rekan dalam perjuanganku supaya kami banyak mengagungkan Engkau, dan banyak mengingat Engkau; sungguh Engkaulah Yang Maha Mengawasi kami."<ref>Surah Ta Ha : 25-35</ref> Allah berfirman: "Sungguh telah diperkenankan permintaanmu, wahai Musa."<ref>Surah Ta Ha : 36</ref> Allah berfirman kepada keduanya: "Janganlah kalian berdua khawatir, sesungguhnya Aku menyertai kalian, Akulah Yang Maha Mendengar dan Akulah Yang Maha Mengawasi. Berangkatlah kamu beserta saudaramu membawa berbagai mukjizatKu, dan janganlah kalian berdua melalaikan diri dalam mengingat Aku. Menghadaplah kalian berdua kepada Firaun, sungguh ia telah melampaui batas; lalu berbicaralah kepada Fir'aun melalui ucapan-ucapan yang lemah lembut, kiranya ia tersadar atau takut."<ref>Surah Ta Ha : 44</ref>
Sewaktu Musa datang ke Istana Mesir, banyak bangsawan dari berbagai negeri hadir atas undangan Fir'aun. Ketika para penjaga istana melihat Musa, tangan dan kaki mereka tidak dapat bergerak sehingga Musa beserta Harun secara mudah menghadap kepada Fir'aun. Seisi istana Fir'aun merasa heran sewaktu ada tamu yang tidak bersujud kepada Fir'aun. Fir'aun berkata kepada keduanya: "Pada hari ini segala bangsawan di wilayahku hadir membawa banyak persembahan atas undanganku; supaya mereka bersujud menyembah dewa Mesir, yakni diriku, lalu siapakah kalian berdua yang berani menghadap kepada diriku tanpa merendah diri dan siapakah yang menyuruh kalian datang ke tempat ini dan apakah yang kalian bawa kepada diriku?" Musa berkata: "Wahai Fir'aun, Sesungguhnya kami berdua adalah Rasul Tuhanmu, merupakan kewajibanku untuk tidak mengatakan sesuatu tentang Allah, kecuali perkara yang benar; bahwasanya aku menghadap kepada dirimu dengan membawa berbagai bukti nyata dari Tuhanmu, maka serahkan hamba-hamba Allah bersama kami dan jangan menindas mereka; sungguh aku merupakan seorang Rasul yang terpercaya untuk dirimu, dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah, bahwasanya kami telah datang kepada dirimu dengan membawa berbagai Bukti dari Tuhanmu; maka kesejahteraan dilimpahkan untuk orang yang menuruti bimbingan; Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami berdua bahwa Malapetaka itu ditimpakan kepada orang-orang yang mendustakan dan yang berpaling."<ref>Surah Ta Ha : 47-48</ref> Akan tetapi Fir'aun mendustakan seraya menyombongkan diri, serta berpaling seraya berusaha menantang.
Kaum Fir'aun menjawab: "Bukankah kami pernah mengasuh dirimu di tengah-tengah kami sewaktu kamu masih kanak-kanak dan kamu pernah tinggal di tengah-tengah kami selama beberapa tahun dalam hidupmu dan kamu telah terlibat dalam suatu perkara yang telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas guna." Musa berkata: "Diriku telah melakukan tindakan itu, sewaktu aku termasuk orang-orang yang khilaf; namun Allah adalah Yang Maha Pengampun terhadap segala orang yang bertobat secara tulus maupun orang yang berbuat kebajikan;<ref>Surah An-Naml : 11</ref> lalu aku harus melarikan diri meninggalkan kalian ketika aku mencemaskan hukuman kalian, kemudian Tuhanku mengaruniakan Ilmu kepada diriku; serta Dialah yang menjadikan diriku termasuk golongan Rasul, bahwasanya hal ini adalah anugerah yang Allah berikan untuk diriku disebabkan kalian telah memperbudak Bani Israel,<ref>Surah Asy-Syu'ara : 18-22</ref> akan tetapi Allah menyelamatkan diriku dan Dialah yang melindungi diriku supaya aku menghadap kepada kalian. Ketahuilah bahwa Bani Israel adalah hamba-hamba Allah,<ref>Surah Al-A'raf : 105, Ad-Dukhan : 18, Ta Ha : 47, Asy-Syu'ara : 17</ref> oleh sebab itu bebaskan mereka, yakni orang-orang merdeka keturunan nabi Ibrahim,nabi Ishaq dan nabi Ya'qub yakni para hamba milik Allah, Tuhan kami berdua."
Walaupun Fir'aun sebenarnya mempercayai ucapan Musa, namun rasa kesombongan merintangi akal sehat sehingga Fir'aun mengeraskan kalbu serta enggan untuk benar-benar mempercayai ucapan Musa,<ref>Surah An-Naml : 14</ref> Firaun berkata: "Lalu siapakah Tuhan kalian berdua, wahai Musa?"nabi Musa berkata: "Tuhan kami berdua ialah Yang telah Menentukan rancangan pada tiap-tiap sesuatu,<ref>Surah Ta Ha : 49-50</ref> kemudian Dialah yang memberinya petunjuk" Firaun berkata: "Dan bagaimanakah keadaan umat-umat terdahulu?" Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu berada dalam sebuah Kitab pada sisi Tuhanku, Tuhan kami berdua takkan salah dan Dia takkan lupa,<ref>Surah Ta Ha : 51-52</ref> Tuhan kami berdua adalah Tuhannya semesta alam." Fir'aun bertanya: "Siapakah Tuhannya semesta alam itu?" Musa menjawab: "Tuhan yang Menciptakan langit beserta bumi maupun yang ada antara keduanya." Fir'aun berkata kepada orang-orang di sekelilingnya: "Apakah kalian tidak mendengarkan?" Musa berkata kepada seisi istana itu: "Tuhan kalian maupun Tuhannya para leluhur kalian yang terdahulu." Fir'aun berkata kepada seisi istana: "Sesungguhnya Rasul yang diutus kepada kalian benar-benar orang gila."nabi Musa berkata: "Tuhannya Timur maupun Barat beserta yang berada antara keduanya, jika kalian memang mempunyai akal" Fir'aun berkata: "Sungguh apabila kamu menyembah dewa selain aku, pasti akan aku menjadikan dirimu sebagai orang yang hina."<ref>Surah Asy-Syu'ara : 23-29</ref> Musa berkata: "Dan bagaimanakah jika aku tunjukkan Bukti yang nyata kepada dirimu?" Fir'aun berkata: "Buktikan hal yang nyata itu, jika kamu termasuk golongan yang benar." maka Musa melemparkan tongkatnya, yang tiba-tiba tongkat itu menjelma sebagai seekor ular yang nyata, kemudian Musa menampakkan tangannya maka seketika itu pula tangannya menjadi putih bercahaya bagi orang-orang yang memandang.<ref>Surah Asy-Syu'ara : 30-32, Al-A'raf : 107-108</ref> Namun Fir'aun justru berkata: "ia adalah seorang ahli sihir yang mahir."<ref>Surah Al-A'raf : 109</ref>
Melihat kedua mukjizat ini, Fir'aun serta para pemuka kaumnya justru meremehkan Musa; para pemuka kaum Fir'aun turut berlaku congkak dan mengingkari Musa walaupun di dalam hati mereka beriman kepada Musa;<ref>Surah An-Naml : 14</ref> para pemuka kaum Fir'aun menyatakan bahwa kedua tindakan Musa merupakan sihir yang dibuat-buat,<ref>Surah Al-Qashash : 36</ref> Musa pun membantah: "Apakah kalian mengatakan terhadap Bukti Kebenaran sewaktu ia datang kepada kalian: "Bukankah ini sihir?" padahal ahli-ahli sihir tidaklah mendapat kemenangan."<ref>Surah Yunus : 76-77</ref> Akan tetapi kaum Fir'aun tetap berdalih: "Apakah kalian berdua datang kepada kami untuk memalingkan kami dari segala yang kami dapati telah dikerjakan oleh kaum leluhur kami, bahkan kami belum pernah mendengar hal ini dari leluhur kami ataukah supaya kalian berdua mempunyai kedudukan di muka bumi? sungguh kami takkan mempercayai kalian berdua."<ref>Surah Yunus : 78</ref>nabi Harun menjawab: "Apakah kalian lebih mempercayai ucapan dari leluhur kalian yang telah mati dibanding Tuhan Yang Menghidupkan diri mereka maupun diri kalian? dan benarkah kalian merasa memiliki kedudukan di bumi?, Tidakkah kalian ingat bahwa tubuh kalian tidak ada sama sekali pada waktu langit dan bumi diciptakan? dan tidakkah tubuh kalian akan lenyap di muka bumi dalam keadaan serupa dengan tanah? maka bukankah Tuhan yang mengaruniakan kedudukan kepada orang yang Dia perkenan serta Dialah yang merenggut kedudukan itu dari orang yang Dia kehendaki."
Fir'aun dan para pemuka kaumnya tidak memperhatikan ucapan keduanya melainkan berlagak seraya meninggikan diri dan mereka congkak dengan hanya membandingkan kedudukan duniawi; kaum Fir'aun mengatakan: "Apakah kami percaya kepada dua orang manusia yang serupa diri kami juga, padahal kalangan mereka berdua merupakan orang-orang yang menghambakan diri terhadap kita?"<ref>Surah Al-Mu'minun : 46-47</ref> dengan demikian mereka berani menyombongkan diri terhadap perintah-perintah Allah yang disampaikan melalui kedua RasulNya,nabi Musa dan nabi Harun. Musa menjawab: "Tuhanku lebih Mengetahui tentang orang yang patut membawa Bimbingan dari sisiNya, dan kelak kalian akan mengerti siapa yang akan memperoleh pencapaian di negeri Akhirat; bahwa sebenarnya Bani Israel merupakan hamba-hamba Allah sebab Allah adalah Pemilik mereka. Bahwa Allah hendak mengadakan Perjanjian kepada mereka sebagai umat yang istimewa, dan ketahuilah bahwa orang-orang yang berlaku sewenang-wenang takkan memperoleh kemenangan dan sungguh aku berlindung pada Tuhanku maupun Tuhan kalian, terhadap keinginan kalian merajam diriku; dan sekiranya kalian tidak beriman pada diriku maka biarkanlah aku."
=== Pertarungan melawan para ahli sihir raja Fir'aun ===
Seisi istana Mesir takjub terhadap dua mukjizat yang dihadirkan pada diri Musa, mereka pun merasa kesulitan untuk membantah bukti jelas di hadapan mata mereka sendiri. Pada akhirnya mereka menganggap bahwa nabi Musa dan nabi Harun adalah dua ahli sihir yang sedang mengadakan sihir supaya meruntuhkan kedudukan Fir'aun di negeri Mesir.<ref>Surah Ta Ha : 63-64, Asy-Syu'ara : 35</ref> Firaun berkata: "Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami mempergunakan sihirmu itu, wahai Musa? dan kami pun pasti akan mendatangkan pula sihir semacam itu di hadapanmu maka adakan suatu waktu pertandingan antara kami melawan kamu, yang tidak akan kami salahi dan tidak pula kamu dicurangi, pertandingan itu bertempat di pusat negeri." Musa berkata: "Waktu untuk pertandingan melawan kalian ialah di sebuah hari raya, dan hendaklah banyak orang dikumpulkan pada waktu matahari terbit." lalu Firaun berpaling serta merencanakan tipu daya, kemudian ia datang.<ref>Surah Ta Ha : 57-60</ref> Musa berkata kepada mereka: "Celakalah kalian, janganlah kalian mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, yang dapat menyebabkan Dia menumpas kalian melalui Malapetaka pedih. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kedustaan pasti ditimpa celaka." kaum Fir'aun berbantah-bantahan tentang urusan mereka dan mereka merahasiakan percakapan itu. Terdapat salah seorang tokoh bangsawan Mesir yang berusaha menyadarkan Fir'aun tentang azab Ilahi seraya mengingatkan tentang ajaran Yusuf semasa berkuasa di Mesir. Akan tetapi, Fir'aun justru meninggikan diri seraya menyatakan bahwa dirinya lebih benar dibanding Musa. Sewaktu mendapati penolakan dari Fir'aun, tokoh bangsawan tersebut berusaha menyadarkan kaum Fir'aun tentang kesia-siaan kehidupan duniawi serta menganjurkan mereka supaya beriman kepada Allah. Namun para pengikut Fir'aun justru mengajak supaya kafir terhadap Allah. Tatkala tokoh bangsawan tersebut berserah diri kepada Allah, Allah melindunginya terhadap berbagai azab yang melanda kaum Fir'aun.<ref>Surah Al-Mu'min : 28-45</ref>
Tatkala pertandingan itu dilaksanakan, banyak orang hadir termasuk kalangan Bani Israel dan para bangsawan yang diundang oleh Fir'aun. Fir'aun bekata: "Pada hari ini semua orang akan mengakui siapakah yang lebih kuat, Rasul yang dihadirkan oleh Tuhannya Bani Israel ataukah para utusan yang dihadirkan oleh dewa Mesir, yakni diriku. semoga kita mengikuti kubu yang menang; sebab betapa terhormat kubu yang menang pada hari ini!" Tatkala ahli sihir itu datang kepada Fir'aun, mereka mengatakan: "Benarkah kami akan mendapat upah apabila kami yang menang?" Fir'aun menjawab: "Tentu saja, kalian pasti akan dijadikan golongan terhormat yang didekatkan." Ketika Musa muncul menghadapi orang-orang itu, para ahli sihir berkata: "Wahai Musa, kamukah yang hendak melempar terlebih dahulu, ataukah kami yang hendak melemparkan?" Musa menjawab: "Lemparkanlah!" Tatkala mereka melempar, tali-tali dan tongkat-tongkat mereka tampak seolah merayap cepat lantaran tipu daya sihir, sehingga mengelabui penglihatan banyak orang dan menjadikan mereka ketakutan, serta para ahli sihir itu menampakkan sihir yang menakjubkan.<ref>Surah Al-A'raf : 115-116</ref> Setelah itu, Allah berfirman kepada Musa: "Jangan takut, sungguh kamulah yang paling unggul dan lemparkan yang berada ada di tangan kananmu, niscaya itu akan menelan apa yang mereka tipu dayakan sebab yang mereka perbuat itu merupakan tipu daya tukang sihir." Para ahli sihir berkata: "Demi kekuasaan Fir'aun, kami benar-benar akan menang." Allah berfirman: "Dan tidak akan menang tukang-tukang sihir itu, bagaimanapun mereka bertindak" Musa berkata: "Apa yang kalian lakukan, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah yang akan menampakkan kelemahannya; sungguh Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya tindakan orang-orang yang mengadakan kekacauan dan Allah akan mengokohkan Kebenaran melalui KetetapanNya walaupun orang-orang yang berdosa tidak menyukai hal ini."<ref>Surah Yunus : 81-82</ref> dan Allah wahyukan kepada Musa: "Lemparkan tongkatmu!" kemudian seketika tongkat itu menelan benda-benda yang mereka sihirkan, sehingga Kebenaran yang berjaya, sedangkan segala yang para ahli sihir usahakan menjadi sia-sia.<ref>Surah Al-A'raf : 117</ref>
Baris 96:
=== Berdakwah kepada Bani Israel ===
Mendapati kubu kaum Fir'aun takluk dalam pertarungan melawan Musa, banyak penduduk Mesir menghormati kedudukan Musa serta mengakui Musa sebagai Rasul Allah. Walaupun semula kaum Fir'aun berniat untuk merendahkan Musa dan supaya menyamakannya sebagai tukang sihir, mereka justru mendapati banyak orang meyakini bahwa Musa bukan seorang manusia biasa bahkan penduduk Mesir itu sendiri ketakutan untuk bertindak sesuatu terhadap Musa.<ref>Surah Al-A'raf : 127</ref> Tatkala Bani Israel merasa yakin bahwa Allah telah mengutus Musa untuk mereka, maka banyak orang dari Bani Israel yang meminta perlindungan kepada Musa menghadapi penindasan kaum Fir'aun; Musa pun menyatakan bahwa ia bukanlah yang sanggup dimintai pertolongan melainkan ia memerintahkan Bani Israel supaya memohon perlindungan kepada Allah Yang Maha Melindungi; serta Musa mengingatkan bahwa Bani Israel adalah kaum keturunan pewaris nabi [[Ibrahim]],nabi [[Ishaq]] dan nabi [[Ya'qub]]; ketiga hamba yang dipilih Allah,<ref>Surah Shaad : 45-47, Al-Ankabut : 27, Maryam : 49-50, Al-Anbiya : 72-73</ref> oleh sebab itu Bani Israel juga harus meneladani sikap nabi Ibrahim yang setia dan bersedia mengorbankan banyak hal sekalipun nyawanya sendiri, demi membuktikan ketulusan pengabdiannya untuk Allah. Sehingga Bani Israel harus membuktikan diri sebagai orang-orang yang rela menyerahkan apapun untuk Allah serta supaya mereka teruji setia kepada Allah dalam segala keadaan. Sebagaimana Ibrahim memperoleh janji dari Allah bahwa seisi bumi diwariskan untuk kaum pewarisnya, yakni orang-orang yang bersedia
Sebagian besar Bani Israel yang telah diperbudak bangsa Mesir, merasa tidak berani menyatakan sikap keimanan kepada Allah sehingga tiada yang terang-terangan menyatakan beriman kepada Musa selain para pemuda dari kalangan suku Lawy yang berada dalam keadaan khawatir bahwa Fir'aun beserta para pemuka kaum Fir'aun hendak menindas mereka juga,<ref>Surah Yunus : 83</ref> sebab hanya suku ini yang tidak turut diperbudak di Mesir. Musa berkata: "Wahai kaumku, jika kalian beriman kepada Allah maka hendaklah kalian menaruh kepercayaan kepada Dia saja, apabila kalian memang berserah diri."<ref>Surah Yunus : 83</ref> lalu mereka berkata: "Kepada Allah, kami menaruh kepercayaan!", mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, jangan kiranya Engkau jadikan kami sasaran penindasan bagi golongan yang sewenang-wenang itu, dan selamatkan kami melalui anugerahMu menghadapi orang-orang kafir." Allah mewahyukan kepada Musa beserta Harun supaya mendirikan rumah-rumah di negeri Mesir sebagai tempat tinggal bagi kalangan mereka serta supaya menyediakan tempat-tempat shalat di rumah-rumah itu. Allah juga memerintahkan mereka mendirikan shalat serta menenangkan kegelisahan orang-orang beriman.<ref>Surah Yunus : 87</ref>
Baris 148:
Setelah Perjanjian ini; terdapat sebagian orang dalam Bani Israel yang memalingkan diri akibat orang-orang tersebut hanya memperhatikan petir maupun kilat yang menyambar pada waktu Perjanjian lalu mereka hendak melihat-lihat ke langit sehingga mengabaikan berbagai perintah Allah. Sementara itu, terdapat sebagian lain dari Bani Israel merasa sangat gentar seraya bersegera menemui Musa; mereka memohon Musa supaya Allah tidak lagi menyampaikan Suara Ilahi secara langsung sebab Suara Ilahi dapat mengguncangkan nyawa hingga meninggalkan tubuh orang tersebut.<ref name=Ginzberg /> Permohonan ini dikabulkan sehingga hanya Musa seorang yang dipanggil menemui Allah supaya Musa menerima Al-Kitab yang berisi segala perintah maupun segala ketetapan yang hendak Allah serahkan kepada Bani Israel.<ref>Surah Al-A'raf : 57, Al-Baqarah : 53, Al-Isra : 2</ref>
=== Nabi Musa menghadap kepada Allah ===
Sebelum pergi untuk menghadap kepada Allah,nabi Musa berpesan kepada nabi Harun, saudaranya : "Gantikan kedudukan diriku dalam kaumku, dan perbaikilah, serta jangan turuti perilaku orang-orang yang mengadakan kekacauan." Kemudian Musa harus melewati tingkat-tingkat langit hingga langit ketujuh sebelum menghadap kepada Allah. Setelah waktu tiga puluh malam, Allah penuhkan jumlah malam itu dengan sepuluh hari lain, hingga sempurnalah waktu yang telah ditentukan Allah yakni empat puluh malam.<ref>Surah Al-A'raf : 142</ref>
Tatkala nabi Musa telah hadir untuk menghadap pada waktu yang telah ditetapkan dan Allah berbicara secara langsung dengan dirinya, Musa berkata: "Wahai Tuhanku, nampakkan DiriMu kepada diriku supaya aku dapat melihat Engkau." Allah berfirman: "kamu takkan sanggup melihat Aku tetapi pandanglah ke arah bukit itu, sekiranya ia tetap berada di tempatnya niscaya kamu dapat melihat Aku." Tatkala Tuhannya menampakkan kepada gunung itu, Dia jadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa bangun tersadar, Musa berkata: "Dipermuliakanlah Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku merupakan orang yang bersegera beriman." Allah berfirman: "Wahai Musa, bahwa Akulah yang memilih dirimu dibanding seluruh manusia yang lain supaya kamu menerima risalahKu dan supaya kamu berbicara secara langsung dengan Aku, sebab itu berpedomanlah terhadap yang Aku serahkan kepada dirimu dan hendaklah kamu termasuk golongan yang bersyukur." dan telah Allah tuliskan untuk Musa pada loh-loh batu yang berisi tentang pelajaran serta penjelasan segala sesuatu.<ref>Surah Al-A'raf : 143-145, Al-An'am : 154</ref>
Allah berfirman: "Berpedomanlah kepada Kitab itu secara teguh dan suruhlah pula kaummu berpedoman sebaik mungkin kepada Kitab itu, kelak akan Aku antarkan dirimu menuju negeri-negeri kaum yang fasik. Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar terhadap berbagai Bukti KekuasaanKu. Apabila orang-orang itu mengetahui tiap-tiap ayatKu, orang-orang itu tidak beriman terhadapnya; dan sewaktu orang-orang itu mendapati jalan yang membawa kepada petunjuk; orang-orang itu tidak mau menempuhnya. Sebaliknya sewaktu mereka melihat jalan kesesatan, justru mereka terus menempuhnya, yang demikian disebabkan orang-orang itu mendustakan ayat-ayat Allah dan orang-orang itu selalu melalaikan diri terhadap hal tersebut. Maka ketahuilah bahwa orang-orang yang menolak ayat-ayat Allah serta mendustakan tentang menemui Akhirat, kelak takkan berguna segala perbuatan mereka, orang-orang itu tidak diberi balasan selain hal-hal yang telah mereka kerjakan."<ref>Surah Al-A'raf : 145-147</ref> maka Allah telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayatNya: "Bebaskan kaummu dari kegelapan menuju cahaya terang benderang dan ingatkan mereka tentang Hari-Hari Allah." bahwa dalam hal demikian terdapat berbagai Bukti bagi setiap orang yang bersabar dan yang banyak bersyukur.<ref>Surah Ibrahim : 5</ref>
|