Kamus setebal 1634 halaman ini disusun oleh KH. [[Ahmad Warson Al-Munawwir]] (w. 2013 M), pengasuh pondok pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Kamus ini merupakan di antara peninggalan keilmuan KH Ahmad Warson yang juga murid dari KH Ali Maksum pengasuh awal Ponpes Krapyak setelah ditinggal pendirinya KH M Moenawir pada bulan Juli 1942. Sejak kecil KH Ahmad Warson dididik oleh KH Ali Maksum, dan di antara beberapa muridnya, KH Ahmad Warson memiliki kelebihan tentang perbendaharaan bahasa, sehingga dia didorong gurunya untuk mewujudkan kamus ini. Penyelesaian kamus ini juga mendapat bantuan dari Kyai Bisri Mustofa dari Rembang<ref>http://www.jurnas.com/halaman/14/2013-04-19/241999</ref>.
Di balik kemasyhuran Kamus Arab Indonesia Al-Munawwir, ada kerja keras sosok bersahaja K.H. Ahmad Warson Munawwir yang menyusunnya kurang lebih 15 tahun. Kamus arab indonesia Al-Munawwir ditulis semenjak K.H. Ahmad Warson Munawwir masih ''nyantri ''kepada K.H. Ali Ma’shum. Penyusunan kamus ini juga tak lepas dari bimbingan sang guru. Bisa dikatakan, Kamus arab indonesia Al-Munawwir adalah personifikasi keduanya. Ia adalah perwujudan kristalisasi ilmu bahasa Arab K.H. Ahmad Warson Munawwir yang didapat dari gemblengan seorang “Munjid Berjalan”, K.H. Ali Ma’shum. Sebelum Edisi Kedua yang sekarang beredar ini diterbitkan, kamus arab indonesia Al-Munawwir dicetak pertama kali pada 1976 masih dengan tulisan tangan dan baru sampai dengan huruf ''dzal.'' Dengan asumsi bahwa kamus arab indonesia Al-Munawwir selesai ditulis pada 1975, maka bisa diperkirakan penulisannya telah dimulai sejak 1960 ketika almarhum berusia 26 tahun atau bahkan jauh sebelumnya. Proses penulisan kamus arab indonesia Al-Munawwir yang disusun berdasarkan makna dasar itu, tidak lepas dari pemantauan K.H. Ali Ma’shum. Jika dalam kamus tertulis nama K.H. Ali Ma’shum sebagai salah satu pentashihnya, maka hal tersebut memang benar-benar beliau lakukan secara cermat. Proses pentashihan kamus arab indonesia Al-Munawwir dilakukan dengan metode setoran. Setiap kali K.H. Ahmad Warson Munawwir menyelesaikan beberapa halaman untuk kamus arab indonesianya, beliau membawa naskah tersebut kepada K.H. Ali Ma’shum yang lantas memeriksanya sambil dipijit oleh K.H. Ahmad Warson Munawwir. Begitu seterusnya hingga kamus rampung dikerjakan. Kontribusi K.H. Ali Ma’shum terhadap kamus arab indonesia karya K.H. Ahmad Warson Munawwir itu tak hanya sampai di situ. Masih menurut kesaksian H. Mushlih Ilyas, K.H. Ali Ma’shum jugalah yang pertama kali membiayai pencetakan kamus arab indonesia Al-Munawwir secara utuh pada 1984. <ref>http://www.sajadah.co/kamus-arab-indonesia-terlengkap-almunawwir-sejarah-dan-proses-kelahirannya/</ref>.
== Kamus lanjutan ==
Baris 38 ⟶ 36:
Melihat besarnya minat dari para pelajar, penyusun mengikutinya dengan menerbitkan edisi Indonesia-Arab. Kali ini dia dibantu Muhammad Fairuz dan ditashih KH. Zainal Abidin Munawwir. Seperti kamus pendahulunya masing-masing kata dalam kamus ini dimulai dari kata dasarnya kemudian diurai dengan beberapa contoh terjemahannya dalam bahasa Arab.
Dalam perkembangannya, kamus arab indonesia Al-Munawwir sebagai salah satu kamus terlengkap tidak saja menjadi rujukan bagi para pengguna melainkan juga menginspirasi lahirnya kamus-kamus arab indonesia lainnya. Setidaknya empat lima kamus yang disusun dari pengembangan kamus arab indonesia Al-Munawwir. Antara lain, Kamus Kontemporer karya K.H. Attabik Ali dan Zuhdi Mukhdlor, Kamus inggris arab indonesia karya K.H. Attabik Ali, Kamus arab indonesia Al-Bisri karya Chatib Bisri, Kamus Al Munawwir indonesia arab karya bersama K.H. Ahmad Warson Munawwir dan A. Fairuz Warson serta Kamus Tullab karya Gus A. Fairuz Warson dan Gus Kholid Rozzaq. Sedangkan, pengembangan Kamus Al-Munawwir lainnya yang sedang dijalankan oleh Gus Kholid Rozzaq dan Gus A. Fairuz Warson antara lain, Khazanah Kamus Al-Munawwir dalam bentuk kamus indonesia arab istilahi, Kamus Al-Munawwir Mini, Kamus Hadist Al-Munawwir serta Kamus arab indonesia Al-Munawwir versi luks dengan tambahan gambar- gambar dan warna penanda.<ref>http://www.sajadah.co/kamus-arab-indonesia-terlengkap-almunawwir-sejarah-dan-proses-kelahirannya/</ref>