Liyan (filsafat): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adeninasn (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Adeninasn (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 9:
Beauvoir membuat kritik tajam terhadap konsep psikologi [[Freud]] mengenai ''penis envy''. Menurut [[Beuvoir]], pandangan [[Freud]] tentang penis envy pada dasarnya menceritakan hal yang sama tentang perempuan, bahwa perempuan adalah makluk yang harus mengatasi kecenderungan nafsu seksualnya dan kecenderungan feminimnya, yang pertama diekspresikan melalui erotisme klitoral, yang kedua melalui erotisme vaginal. Untuk menjadi normal perempuan harus mengatasi kecenderungan nafsu seksualnya dan memindahkan hasratnya dari perempuan ke laki laki. Lebih rincinya, Beauvoir melihat penjelasan Freud atas keliyanan perempuan adalah tidak lengkap. Ia menyalahkan para pemikir [[Freudian]] karena mengajarkan bahwa status sosial perempuan yang rendah dibandingkan dengan laki laki adalah semata mata karena perempuan tidak memiliki penis. [[Beauvoir]] menolak pendapat yang mengatakan adalah [[anatomi]] perempuan yang menempatkan perempuan sebagai manusia kelas dua. Perempuan “mencemburui” mereka yang memiliki penis, bukan karena mereka ingin penis itu sebagai penis, tetapi karena mereka menginginkan keuntungan material dan psikologis yang dihadiahkan kepada pemilik penis. Status sosial laki laki tidak dapat ditelusuri dari karakteristik tertentu dari anatomi laki laki; tetapi, prestis penis harus dijelaskan melalui kekuasaan sang ayah. Perempuan adalah liyan bukan karena mereka tidak memiliki penis, melainkan karena mereka tidak memiliki kekuasaan.Dengan demikian jelaslah pandangan Beauvoir tentang ''penis envy'' yang sesungguhnya hanyalah sebuah konsep dengan ranah psikologis yang sebetulnya makin memperlemah eksistensi perempuan. Bahkan dikatakan bahwa perempuan menjadi semakin lemah karena ia tidak memiliki penis.{{sfn|Sumiarni|2004|pp=264–265}}
== Jenis kelamin dan gender ==
Pengertian jenis kelamin merupakan pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya, manusia jenis kelamin laki-laki adalah manusia yang memiliki penis, jakun, dan memproduksi sperma, sedangkan manusia jenis kelamin perempuan adalah manusia yang memiliki rahim, mempunyai payudara, mempunyai vagina, mempunyai indung telur. Alat alat tersebut secara biologis melekat pada manusia laki laki dan perempuan secara permanent dan tidak dapat dipertukarkan karena merupakan ketentuan biologis atau sering dikatakan kodrat.{{sfn|Tri Marheni|20042008|p=3}} Sedangkan, [[gender]] adalah suatu bentuk kebudayaan dari ciri-ciri kelompok yang dibentuk berdasarkan kebutuhan dan tingkah laku yang diberikan pada perempuan atau laki laki.{{sfn|Humm|1955|pp=106-107}} Kaum perempuan melakukan seperangkat peran perempuan dan anak laki laki pun menyadari peran laki laki yang mesti dilakukan batasan batasan.{{sfn|Tong|19972010|pp=299-300}} Anak anak mulai merasakan batasan batasan sebagai perempuan dan laki laki, dengan sanksi dari orangtua dan lingkungannya jika keluar dari peran tersebut. Perlakuan ini terus berlanjut hingga dewasa, turun temurun, terstruktur dan rapi.{{sfn|Sumiarni|20082004|p=1-4}} Dari uraian tersebut jelas dikemukakan bahwa sesungguhnya gender merupakan suatu konstruksi sosial yang dibangun dari usia dini. Sebagai contoh, saat anak laki laki menangis, maka orangtuanya akan berkata “laki laki gak boleh cengeng, gitu aja nangis” ataupun anak permpuan yang menangis, dan orangtuanya berkata “aduh kamu jangan nangis, kenapa kamu nangis?”. Dari hal seperti itu sudah menunjukkan bagaimana seseorang dibentuk menjadi laki laki dan perempuan sedari kecil. Mereka diarahkan bahwa laki laki tidak boleh menangis dan perempuan harus selalu diberi perhatian yang lebih lembut, dan mendalam daripada laki laki. Maka sebenarnya: perbedaan perbedaan gender bisa diubah lantaran yang menjadi akarnya adalah faktor faktor sosial dan sejarah. Kedua faktor itu membentuk dan menentukan perbedaan perbedaan gender yang diberlakukan di suatu masyarakat pada waktu tertentu. Sudut pandang (perspektif) gender dan kesadaran gender dilandasi oleh prinsip kesetaraan gender sebagai tujuan yang hendak dicapai.{{sfn|Sumiarni|2004|p=5}}
 
== Catatan ==