Klangenan, Cirebon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Kelurahan/desa: perbaikan isi templat |
Saya menambahkan Asal usul desa klangenan, tentunya akan membantu untuk memberikan suatu informasi kepada penduduk di desa klangenan yang saat ini masih banyak yang belum mengetahuinya. |
||
Baris 10:
|provinsi=Jawa Barat
}}
'''Klangenan''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Cirebon]], [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Delapan desa yang berada di sebelah timur wilayah Kecamatan Klangenan dimekarkan dan membentuk Kecamatan baru yang dinamakan Kecamatan [[Jamblang, Cirebon|Jamblang]]. '''''Asal Usul Desa Klangenan''''' - Kisah ini berawal ketika Kerajaan Mataram yang dipimpin oleh seorang Raja, Raja tersebut sangat tertarik dan simpati terhadap ajaran agama [[Islam]], ia mengutus kedua putranya yakni Raden Parta Kesumaatmaja dan Raden Kesumaatmaja untuk menuntut ilmu agama Islam di [[Kota Cirebon|Cirebon]].
Pada masa itu perkembangan agama Islam di Cirebon sangat pesat dipimpin oleh Syarif Hidayatullah yang bergelar sebagai Sunan Gunung Jati. Kemudian setelah mendapat restu, Raden Parta Kesumaatmaja dan Raden Kesumaatmaja berangkat menuju Kesultanan Cirebon dan langsung disambut hangat oleh Sinuhun Cirebon.
Keduanya menjadi murid yang taat dan patuh pada ajaran agama Islam sebagaimana yang diajarkan oleh gurunya. Setelah cukup lama tinggal berguru di Cirebon, Raden Parta Kesumaatmaja memohon izin untuk pergi ke daerah Majalengka lalu tinggal di sekitar aliran sungai Cimanuk yang mengalir sampai ke Indramayu. Sedangkan adiknya Raden Kesumaatmaja menetap di Cirebon sesuai dengan perintah ayahanda dan gurunya.
Ketika datang tantangan perang Kerajaan Rajagaluh yang tidak senang terhadap perkembangan agama Islam di wilayahnya, Sunan Gunung Jati menugaskan para sepupuh [http://www.infolokerarea.com/p/loker-cirebon-lowongan-kerja-cirebon.html Cirebon] termasuk Raden Kesumaatmaja untuk menghadapi tantangan perang tersebut. Raden Kesumaatmaja dibantu Ki Ragapati, Ki Dugal, Ki Torek, dan Nyi Sebrod dengan tulus ikhlas menerima tugas untuk menghadapi perang di daerah perbatasan (sekitar Desa Pegagan). Dalam peperangan tersebut , Raden Kesumaatmaja mendapat kemenangan gilang-gemilang.
Setelah keadaan aman dan perang selesai, Raden Kesumaatmaja beserta para pembantunya diizinkan untuk mendirikan pedukuhan di hutan yang di dalamnya terdapat sebuah bukit. Pedukuhan tersebut diberi nama Wanagiri. “Wana” artinya hutan, sedangkan “Giri” artinya gunung. Sedangkan Raden Kesumaatmaja dijuluki Buyut Nampabaya, oleh karena “keikhlasannya menerima bahaya perang”.
Pada suatu saat Buyut Nampabaya beserta pengikutnya mengadakan pertemuan di bawah sebatang pohon besar yang rindang (berada di lokasi balai desa sekarang). Dalam pertemuan tersebut ia merasa “Nglangen” atau senang sekali dapat menikmati keindahan alam, terutama pemandangan ke arah selatan yang mengagumkan serta hijau dan birunya [[Gunung Ceremai|Gunung Ciremai]]. Selanjutnya tempat tersebut sering digunakan tempat bermusyawarah untuk membicarakan berbagai kepentingan masyarakat .
Ki Buyut Nampabaya beserta pengikutnya bersepakat memberi nama tempat pertemuan itu Klangenan. Nama tersebut diabadikan hingga sekarang untuk nama Desa Klangenan, juga nama Kecamatan Klangenan.
== Kelurahan/desa ==
|