Hasanuddin HM: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 22:
Benar saja, pagi 10 Februari 1966, sudah ada ribuan mahasiswa baru dan senior berkumpul. Mereka mengenakan baju almamater kebesarannya. Ditandai dengan peci hitam (mirip [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut|TNI Angkatan Laut]]) dan logo [[Universitas Lambung Mangkurat|Unlam]], di sisi kanan peci. Barisan mahasiswa yang tergabung dalam KAMI ini, membaur bersama dalam lautan massa yang diperkirakan mencapai 15 ribu demonstran. Mereka tengah mengikuti apel siaga di Lapangan Merdeka (sekarang menjadi halaman Sabilal Muhtadin). Ada sekitar 16 organisasi kemahasiswaan, pelajar dan kemasyarakatan bergabung, terkecuali [[Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia|Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)]] dan lainnya.
 
Massa demonstran ini menuntut kepada [[Daftar Gubernur Kalimantan Selatan|Gubernur Kalimantan Selatan]], H Aberani Sulaiman, Rektor [[Universitas Lambung Mangkurat]] Milono serta disaksikan Kepala Staf Daerah Militer (Kasdam) X/Lambung Mangkurat, Kolonel Sutopo Yuwono. Begitu usai menyampaikan tuntutan, massa pun bergerak menuju ke Kantor Konsulat Republik Rakyat Tjina (RRT) yang kini menjadi kantor Ajenrem di Jalan [[Pierre Tendean]], Banjarmasin. Konsulat Tiongkok ini jadi sasaran demonstran karena diduga menjadi beking para tengkulak atau cukung sembako yang membuat harga melambung naik.
 
Saat menyampaikan aspirasi, petugas Konsulat Tiongkok ini menolak, hingga memicu kericuhan. Ini ditambah, aksi petugas keamanan yang menyemprotkan air dari mesin pemadam air untuk menghalau massa. Hujan suara tembakan dipadu terjangan air, mengguyur semua demonstran. Ada yang jatuh pingsan, dan sebagian besar menjadi korban pemukulan aparat yang represtif. Ditunjuk sebagai koordinator, Mas Abi Karsa pun menyampaikan surat pernyataan dari KAMI dan segenap massa pendemo. Akhirnya, massa pun membubarkan diri. Ada kesepakatan usai menyampaikan tuntutan ke Konsulat Tiongkok, massa pendemo dari kalangan pelajar disuruh pulang. Sedangkan, arus mahasiswa terbagi lagi dalam dua bagian massa. Sebagian mahasiswa justru bergerak pulang menuju kampus ULM. Sebagian lagi melakukan longmarch melewat Jembatan Dewi menuju kawasan Pasar Baru dan Pasar Sudimampir.
 
Begitu tiba pertigaan pasar, teriakan mahasiswa yang menuntut penurunan harga, pembubaran [[Partai Komunis Indonesia|PKI]] justru makin gencang. Mereka begitu garang menyuarakan tuntutan itu, tepat di depan pertigaan Toko Roti Minseng di Jalan Pangeran Samudera. Rupanya, kehadiran ribuan massa itu dianggap menganggu stabilitas keamanan hingga pasukan BKO dari Batalyon K [[Jawa Tengah]] yang berjaga-jaga menembakkan dari senapannya dari ketinggian bangunan. Di tengah situasi yang kian tegang, Hasanuddin HM tewas. Asan pun digotong ramai-ramai oleh rekannya menuju ke Klinik Kesehatan [[Muhammadiyah]]. Namun, lubang peluru yang bersarang di pinggang belakangnya, terus mengeluarkan darah hingga meninggal dunia<ref>{{Cite web|url=http://jejakrekam.com/2017/02/19/menggelorakan-kembali-semangat-juang-pahlawan-ampera-hasanuddin-hm/|title=Menggelorakan Kembali Semangat Juang Pahlawan Ampera Hasanuddin HM {{!}} jejakrekam.com|website=jejakrekam.com|language=en-US|access-date=2017-10-02}}</ref>.
 
Untuk memperingati perjuangan Hasanuddin HM, predikat pahlawan AMPERA pun disematkan. Selain itu, sebagai salah satu upaya untuk mengenang almarhumah telah dibangun sebuah masjid di kota [[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]] dengan nama Masjid Hasanuddin Madjedi yang dibangun pada tahun 1985 dan diresmikan tahun 1986<ref>{{Cite web|url=http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/111807/|title=Sistem Informasi Masjid Seluruh Indonesia {{!}} PROFIL MASJID/MUSHALLA|website=simas.kemenag.go.id|language=en|access-date=2017-10-02}}</ref> serta diresmikan lagi dari hasil renovasi tahun 2013 oleh Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila (YABMP). Masjid ini semula berada di kampus lama [[Universitas Lambung Mangkurat|Universitas Lambung Mangkurat (Unlam)]] di Jalan Lambung Mangkurat.