Ki Wasyid: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 29:
| education =
| alma_mater =
| occupation = Ulama, pejuang, penasihat Mahkamah Agung (qadhi)
| years_active =
| era =
Baris 42:
| spouse = Atikah
| partner =
| children = Muhammad Yasin<br>Siti Hajar
| parents = Muhammad Abbas (ayah)<br>Johariah (ibu)
| relatives =
| family = [[Syam'un]] (cucu)
|influences = [[Nawawi al-Bantani]]<ref name=':NU Online'>{{citeweb|last=Ahmad|first=Hijrah|url=http://www.nu.or.id/post/read/50815/kiai-wasid|title=Kiai Wasid|date=2014-03-16|website=[[Nahdlatul Ulama|NU Online]]|language=id|access-date=2017-11-01}}</ref><br>[[Abdul Karim al-Bantani]]
}}
'''[[Kiai]] [[Haji (gelar)|Haji]] Wasyid bin Muhammad Abbas''' (lahir dengan nama '''Qosyid'''{{sfn|Adia, 2007|p=10}}) atau lebih dikenal dengan nama '''Ki Wasyid''' adalah seorang pemimpin [[Geger Cilegon 1888|Perang Cilegon]] yang terjadi pada tanggal [[9 Juli]] [[1888]] hingga gugurnya di medan perang pada tanggal [[30 Juli]] [[1888]] di [[Banten]].<ref>{{citewebsfn|last=Ahmad|first=Hijrah|url=http://www.nu.or.id/post/read/50815/kiai-wasid|title=KiaiDarmadi, Wasid2015|datep=2014-0377}} Pada praktiknya, gerakan Ki Wasyid dalam perang tersebut banyak dipengaruhi oleh pemikiran guru-16|publisher=gurunya: [[NahdlatulNawawi Ulama|al-Bantani]]<ref name=':NU Online' />, dan mursyid [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]]|access, [[Abdul Karim al-dateBantani]].{{sfn|van Bruinessen, 1994|p=2017-11-0113}}</ref>
 
== Biografi ==
=== Kehidupan awal ===
Ki Wasyid lahir pada tahun 1843 di kampung Delingseng, [[Ciwandan, Cilegon]], [[Banten]]. Ia terlahir sebagai anak tunggal dari pasangan [[Kiai]] Muhammad Abbas dan Nyai Johariah.{{sfn|Adia, 2007|p=9}} Dari garis ayah dan ibunya, ia merupakan keturunan seorang pejuang, yaitu [[Ki Mas Jong]]. Silsilah lengkapnya adalah Ki Wasyid bin Ki Abbas bin Ki Qoshdu bin Ki Jauhari bin Ki Mas Jong.{{sfn|Adia, 2007|p=10}} Ki Mas Jong merupakan tangan kanan Prabu Pucuk Umun, [[Silsilah raja-raja Sunda#Kerajaan Sunda Galuh|raja Pajajaran]]. Setelah kekalahan [[Kerajaan Sunda]] oleh [[Kesultanan Banten]], ia kemudian masuk [[Islam]] dan menjadi pengikut dan orang kepercayaan [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Maulana Hasanuddin]], [[Daftar Sultan Banten|sultan Banten]].{{sfn|Hamid, 1987|p=68}}
 
Wasyid kecil tumbuh di tempat pengasingan karena ayahnya sering mengajak keluarganya berpindah-pindah tempat untuk menghindar dari kejaran tentara [[Belanda]].{{sfn|Adia, 2007|p=10}}
 
=== Pendidikan ===
Ki Wasyid memperoleh pendidikan perdana seperti ilmu agama dasar dari ayahnya, Kiai Muhammad Abbas yang juga seorang pejuang dan guru agama. Ia juga pernah berguru kepada Ki Wakhia, teman ayahnya yang memimpin Perang Gudang Batu di [[Serang]]. Ia kemudian menempuh pendidikan ke pesantren-pesantren lokal di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.{{sfn|Adia, 2007|p=11}}
 
Setelah memperoleh pendidikan di pesantren lokal, Ki Wasyid kemudian memperdalam ilmu agamanya di [[Mekkah]] sambil menunaikan [[Haji|ibadah haji]]. Di tanah suci, ia berguru kepada [[Syekh]] [[Nawawi al-Bantani]].{{sfn|Hamid, 1987|p=72}} Sekembalinya dari Mekkah, Ki Wasyid banyak melakukan perjalanan dari kampung ke kampung memenuhi undangan penduduk untuk berdakwah.{{sfn|Adia, 2007|p=11}} Selain melakukan perjalanan dakwah, ia juga mengajar di pesantrennya di Kampung Beji, [[Cilegon]]. Tiga pokok ajaran yang disebarkan kepada muridnya adalah tentang [[Tauhid]], [[Fikih]], dan [[Tasawuf]]. Bersama kawan seperjuangannya: Haji Abdurahman, Haji Akib, Haji Haris, [[Arsyad Thail al-Bantani|Haji Arsad Thawil]], Haji Arsad Qashir, dan [[Tubagus Ismail|Haji Tubagus Ismail]], mereka menyebarkan pokok-pokok ajaran Islam itu kepada masyarakat.<ref name=':Merdeka'>{{citeweb|last=Pratomo|first=Angga Yudha|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/geger-cilegon-1888-perlawanan-rakyat-banten-terhadap-kezaliman/haji-wasid.html|title=Geger Cilegon 1888, perlawanan rakyat Banten terhadap kezaliman {{!}} Haji Wasid|date=2013-12-23|website=[[MERDEKA.com]]|language=id|access-date=2017-11-02}}</ref>
 
=== Keluarga ===
Ki Wasyid menikah dengan Atikah, gadis asal Beji, Cilegon. Dari pernikahannya ia dikarunia dua anak: Yunus dan Siti Hajar. Siti Hajar menkah dengan Ki Alwi dan memiliki seorang anak bernama [[Syam'un]] yang merupakan tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, pendiri Al-Khairiyah Citangkil, dan [[Daftar Bupati Serang|Bupati Serang]] periode 1945-1949.
 
== Referensi ==
Baris 54 ⟶ 69:
 
=== Bibliografi ===
* {{cite book |last=Hamid |first=Abdul |date=1987 |title=Tragedi Berdarah di Banten 1888 |url=https://books.google.co.id/books?id=yZAsAAAAMAAJ&q=ki+wasyid&dq=ki+wasyid&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiu8KDEwJvXAhXIYo8KHTBzA50Q6AEIRzAH |location=Cilegon |publisher=Yayasan Kiyai Haji Wasyid |page= |isbn= |ref={{sfnRef|Hamid, 1987}} |author-link= }}
* {{cite book |last=Kartodirdjo |first=Sartono |date=1996 |title=The Peasants' Revolt of Banten in 1888 |url=http://booksandjournals.brillonline.com/content/books/9789004286788 |location=New York |publisher=Springer Publishing |page= |isbn=9789401763516 |ref={{sfnRef|Kartodirdjo, 1996}} |author-link=Sartono Kartodirdjo }}
* {{cite book |last1=Ambary |first1=Hasan Muarif |last2=Michrob |first2=Halwany |date=1998 |title=Geger Cilegon 1888: Peranan Pejuang Banten Melawan Penjajah Belanda |url=https://books.google.co.id/books?id=tn0eAAAAMAAJ&q=ki+wasyid&dq=ki+wasyid&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiu8KDEwJvXAhXIYo8KHTBzA50Q6AEIPTAF |location=Serang |publisher=Panitia Hari Jadi Ke-462, Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Serang |page= |oclc=OCM22759197 |ref={{sfnRef|Ambary & Michrob, 1998}} |author-link= }}
* {{cite book |last=Mansur |first=Khatib |date=2001 |title=Perjuangan Rakyat Banten Menuju Provinsi: Catatan Kesaksian Seorang Wartawan |url=https://books.google.co.id/books?id=4j2WAAAAMAAJ&q=ki+wasyid&dq=ki+wasyid&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiu8KDEwJvXAhXIYo8KHTBzA50Q6AEILzAC |location=Serang |publisher=Kadin Banten |page= |isbn=9789799258076 |ref={{sfnRef|Mansur, 2001}} |author-link= }}
* {{cite book |last=Lubis |first=Nina Herlina |date=2004 |title=Banten dalam Pergumulan Sejarah: Sultan, Ulama, Jawara |url=https://books.google.co.id/books/about/Banten_dalam_pergumulan_sejarah.html?id=WtBwAAAAMAAJ&redir_esc=y |location=Jakarta |publisher=LP3ES |page= |isbn=9799793330120 |ref={{sfnRef|Lubis, 2004}} |author-link= }}
* {{cite journal |last=Darmadi |first=Dadi |date=2015-06-01 |title=The Geger Banten of 1888: an Anthropological Perspective of 19th century Millenarianism in Indonesia |url=http://jurnallektur.kemenag.go.id/index.php/heritage/article/view/62/93 |journal=Heritage of Nusantara: International Journal of Religious Literature and Heritage |volume=4 |issue=1 |pages=65-84 |issn=2303243X |ref={{sfnRef|Darmadi, 2015}} |access-date= }}
* {{cite thesis |last=Adia |first=Sa'atu |date=2007 |title=Gerakan Haji Wasyid Serta Relevansinya Terhadap Konsep Jihad Dalam Islam |type= |chapter= |publisher=UIN Syarif Hidayatullah Jakarta |docket= |oclc= |url=http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7504/1/SA'ATU%20ADHIA-FUH.pdf |ref={{sfnRef|Adia, 2007}} |access-date=}}
* {{cite journal |last=van Bruinessen |first=Martin |date=1994 |title=The origins and development of Sufi orders (tarekat) in Southeast Asia |url=https://media.neliti.com/media/publications/182330-ID-the-origins-and-development-of-sufi-orde.pdf |journal=Studia Islamika - Indonesian Journal for Islamic Studies |volume=1 |issue=1 |pages=1-23 |issn=02150492 |access-date= |ref={{sfnRef|van Bruinessen, 1994}} |author-link=Martin van Bruinessen }}
 
{{indo-bio-stub}}