[[Berkas:Mirror baby.jpg|al=Seorang anak di depan cermin|jmpl|246x246px|Seorang anak di depan cermin]]
'''Tahap cermin''' ({{lang-en|mirror stage}}) merupakan konsep [[psikoanalisis]] dari seorang psikoanalis terkenal asal [[Perancis]] yaitu [[Jacques Lacan]]. Artikel pertamanya mengenai ''mirror stage'' dikenal pada tahun 1936 di Kongres Psikoanalisa Internasional ke-14 di [[Marienbad]]. Pada tahun 1950, [[Jacques Lacan]] membahas artikel ini dalam seminar-seminarnya sebagai suatu konsep dasar bagi pemikirannya mengenai [[Subjek_(filsafat)|Subjek]].<ref name=":0">Lukman,{{cite Lisa. (2011). "book|title=Proses Pembentukan Subjek: Antropologi Jacques Lacan"|last=Lukman|first=Lisa. Yogyakarta: |date=2011|publisher=Penerbit KanisiusKanisisus|isbn=9789792130317|edition=Cet. 1|location=Yogyakarta}}</ref> Menurutnya, seorang [[bayi]] pada usia 6 - 18 bulan belum memiliki tubuhnya sendiri, bahkan belum memiliki konsep tentang tubuhnya sendiri secara keseluruhan. Seorang [[bayi]] baru mengenali dirinya sebatas bagian tubuh yang dilihatnya seperti [[tangan]] dan [[kaki]], namun ketika bagian tubuh tersebut tidak dilihatnya lagi, sang [[bayi]] pun kehilangan konsep tubuhnya.<ref name=":0" /> Pengenalan akan tubuhnya secara keseluruhan didapat sang [[bayi]] ketika melihat orang lain. Dalam proses ini seorang [[bayi]] mulai membayangkan akan dirinya yang utuh, namun yang dikenalnya bukan tubuhnya sendiri, melainkan hanya [[imajinasi]] akan tubuhnya yang utuh. Ketika orang tuanya menggendong dan menghadapkannya ke [[cermin]], barulah sang [[bayi]] dapat melihat dan mengenali tubuhnya secara utuh melalui [[cermin]]. Seorang [[bayi]] pun akan menyadari bahwa orang tuanya dapat direfleksikan oleh [[cermin]] dan memiliki [[bayangan]], sama halnya dengan dirinya. Inilah yang disebut dengan tahap [[cermin]] di mana seorang [[bayi]] mulai mengenal "Aku" dan mendapatkan gambaran tentang dirinya secara utuh.<ref name=":0" /> Pengenalan diri sang anak pada tahap [[cermin]] ini adalah pengenalan yang keliru, karena sang anak beranggapan bahwa dirinya yang berada di [[cermin]] adalah dirinya, padahal bayangan tersebut hanyalah [[Bayang-bayang|bayangan]] dirinya, bukan dirinya sendiri. [[Bayangan]] pada [[cermin]]{{efn|Perlu ditekankan bahwa citraan cermin imajiner [[Jacques Lacan|Lacanian]] yang dimaksud di sini bukan hanya mengenai benda yang biasa digunakan untuk berkaca. Secara hakiki, cermin [[Jacques Lacan|Lacanian]] adalah segala medium yang melaluinya citraan-citraan yang berhubungan dengan gagasan tentang ke-dirian-an yang ideal, keutuhan, dan integralitas dihantarkan. Citraan ini tidak selamanya visual namun juga verbal; tidak selalu aktual, namun bisa fantasi, misalnya citra keibuan, kebapakan, kepemimpinan, dll.<ref name=":1">Polimpung, Hizkia{{Cite Yosie. (2014). "book|title=Asal-usul Kedaulatan: Telusur Psikogenealogis Atas Hasrat Mikrofasis Bernegara". Depok:|last1=Polimpung|first1=Hizkia Yosie.|year=2014|publisher=Penerbit Kepik.|location=Depok|isbn=9786021426128|ref=harv}}</ref>}} yang dikenali secara keliru oleh sang anak ini disebut "[[Ego ideal|Ego Ideal]]". Menurut [[Jacques Lacan|Lacan]], konsep diri yang keliru inilah yang dapat membentuk pemahaman seorang anak yang terus mencari keutuhan dirinya menjadi sang [[Subjek_(filsafat)|Subjek]]. Padahal menurutnya, gambaran tentang keutuhan diri seseorang hanyalah melulu sebuah [[fantasi]]. Tahap [[cermin]] berfungsi untuk membangun hubungan antara dunia dalam seseorang dengan kenyataan di luar dirinya atau ''[[umwelt]]''. Tahap [[cermin]] ini diakhiri dengan masuknya sang anak dalam [[tatanan simbolik]] ketika [[identifikasi]] imajiner yang membentuk [[ego]] membuka jalan bagi [[identifikasi]] simbolik.