Sepuluh Perintah Allah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 112.215.173.198 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot |
|||
Baris 11:
[[Berkas:4Q41 2.png|right|thumb|320px|alt=The second of two parchment sheets making up 4Q41, it contains Deuteronomy 5:1–6:1|Bagian dari ''[[4Q41|All Souls Deuteronomy]]'', berisi salah satu salinan tertua Dekalog.]]
Dalam [[bahasa Ibrani Biblika]], Sepuluh Perintah Allah disebut {{Hebrew|עשרת הדברים}} ([[Romanisasi bahasa Ibrani|ditransliterasikan]] {{lang|he-Latn|''aseret ha-d'varîm''}}) dan dalam [[bahasa Ibrani Mishnaik|bahasa Ibrani Rabinik]] {{Hebrew|עשרת הדברות}} (ditransliterasikan {{lang|he-Latn|''asereth ha-dibrot''}}), keduanya dapat diterjemahkan menjadi "kesepuluh kata", "kesepuluh firman" or "kesepuluh hal".
== Teks Sepuluh Perintah Allah ==
Baris 254:
{{main|Sepuluh Perintah Allah dalam teologi Katolik}}
Dalam pandangan [[Gereja Katolik]], Yesus membebaskan umat Kristen dari seluruh [[Halakha|hukum agama Yahudi]], tetapi tidak dari kewajiban mereka untuk memelihara Sepuluh Perintah Allah.<ref name="Kreeft">{{en}} [[Peter Kreeft]], ''Catholic Christianity: A Complete Catechism of Catholic Beliefs Based on the Catechism of the Catholic Church'', [https://books.google.com/books?id=VZ-xgfJkNNgC&lpg=PP1&pg=PA202#v=onepage&q&f=false ch. 5]. Ignatius Press (2001). ISBN 0-89870-798-6</ref> Dikatakan bahwa perintah-perintah ini diberikan untuk tatanan moral, sementara kisah penciptaan adalah untuk tatanan alam atau kodrati.<ref name=Kreeft />
Menurut ''[[Katekismus Gereja Katolik]]'', yang adalah pemaparan resmi keyakinan Kristiani Gereja Katolik, Sepuluh Perintah Allah dipandang penting untuk pertumbuhan dan kesehatan rohani yang baik,<ref name="Kreeft201">{{en}} {{cite book |title=Catholic Christianity |last=Kreeft |first=Peter |authorlink=Peter Kreeft|year=2001 |publisher=Ignatius Press |isbn=0-89870-798-6}} pp. 201–203 ([https://books.google.com/books?id=VZ-xgfJkNNgC&pg=PA201&hl=en#v=onepage&q&f=false Google preview p.201])</ref> serta berfungsi sebagai dasar bagi [[ajaran sosial Katolik|keadilan sosial]].<ref name="Carmody">{{en}} {{cite book |title=Reading the Bible |last=Carmody |first=Timothy R. |year=2004 |publisher=[[Paulist Press]]|isbn=978-0-8091-4189-0}} p. 82</ref> Ajaran Gereja mengenai Sepuluh Perintah Allah utamanya didasarkan pada Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, dan tulisan-tulisan dari para [[Bapa Gereja]] awal.<ref name="Cat">{{KGK|pp=2052|end=2074|long=yes}}</ref> Dalam Perjanjian Baru, Yesus [[Khotbah di Bukit|mengakui keabsahan perintah-perintah ini]] dan menginstruksikan [[Murid (Kekristenan)|murid-murid]]-Nya untuk melangkah lebih jauh, mensyaratkan suatu kebenaran yang melebihi daripada para [[Ahli Taurat|ahli kitab]] dan [[Farisi]].<ref name="Kreeft202">{{en}} {{cite book |title=Catholic Christianity |last=Kreeft |first=Peter |authorlink=Peter Kreeft|year=2001 |publisher=Ignatius Press |isbn=0-89870-798-6}} p. 202 ([https://books.google.com/books?id=VZ-xgfJkNNgC&pg=PA202&hl=en#v=onepage&q&f=false Google preview p.202])</ref> Perintah-perintah ini dirangkum oleh Yesus menjadi dua "[[Hukum Kasih|hukum kasih]]" yang mengajarkan untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama,<ref name="Schreck303">{{cite book |title=The Essential Catholic Catechism |last=Schreck |first=Alan|year=1999 |publisher=Servant Publications|isbn=1-56955-128-6}} p. 303</ref> menginstruksikan setiap individu untuk mempertahankan relasi yang baik dengan keduanya.
Baris 277:
{{See also|Hukum dan Injil}}
Kendati menolak teologi moral Katolik Roma, dengan memberi [[Hukum dan Injil|penekanan lebih pada hukum alkitabiah]] dan [[Kabar Baik|injil]], para teolog [[Protestan]] awal tetap mempertahankan Sepuluh Perintah Allah sebagai titik awal kehidupan moral Kristen.<ref name="Sedgwick">{{en}} [[Timothy Sedgwick]], ''The Christian Moral Life: Practices of Piety'', [https://books.google.com/books?id=HFVg2jBgL3IC&pg=PA9#v=onepage&q&f=false pp. 9–20]. Church Publishing (2008). ISBN 1-59627-100-0</ref> Masing-masing denominasi Kristen memiliki keragaman dalam hal bagaimana mereka menerjemahkan prinsip-prinsip dasar ini ke dalam hal-hal spesifik yang membentuk suatu [[etika Kristen]] yang sepenuhnya.<ref name=Sedgwick /> Sementara kalangan Katolik menekankan tindakan untuk melaksanakan Sepuluh Perintah Allah, kalangan Protestan menggunakan Sepuluh Perintah Allah dengan maksud menguraikan kehidupan Kristen kepada setiap orang, dan membuat setiap orang menyadari, melalui kegagalan mereka menjalani kehidupan tersebut, bahwa mereka tidak mampu melakukannya sendiri.<ref name=Sedgwick />
[[Berkas:Ten Commandments in India.jpg|right|thumb|Sebuah sekolah Kristen di India memajang Sepuluh Perintah Allah.]]
|