Reklamasi daratan di Singapura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Farras (bicara | kontrib)
Farras (bicara | kontrib)
Baris 50:
 
Singapura juga mengkritik Malaysia atas dua proyek reklamasi Malaysia di Selat Johor. Salah satu proyek akan menyatukan empat pulau di selat ini dan membangun metropolis baru bernama Forest City.<ref name="ftn78"/> Malaysia mengiklankan Forest City sebagai kebun besar dengan bangunan-bangunan hijau dan transportasi publik yang mapan. Proyek tersebut tertunda ketika Singapura melontarkan protes pada tahun 2014. Pemerintah Malaysia kabarnya menyetujui pengurangan luas proyek Forest City pada Januari 2015.<ref name="ftn78"/>
 
==Dampak lingkungan==
 
Industralisasi (khususnya pembangunan pesisir) dan reklamasi Singapura melenyapkan banyak habitat laut di sepanjang pesisirnya.<ref name="ftn81">Wong, ''Spatial Planning''. 170.</ref> Sebagian besar pesisir selatan dan timur laut Singapura diubah oleh reklamasi.<ref name="ftn81"/> Banyak pulau-pulau kecil yang berubah dengan mengisi perairan sekitarnya untuk memadatkan daratan yang baru.<ref name="ftn81"/>
 
Pembangunan seperti ini menghancurkan 95% [[bakau]] Singapura.<ref name="ftn100">Wong, ''Spatial Planning''. 171.</ref> Ketika Stamford Raffles tiba di Singapura tahun 1819, sebagian besar wilayahnya berupa rawa bakau. Kini, bakau menutupi kurang dari 0,5% total luas daratan Singapura.<ref name="ftn83">Matt K. Matsuda, ''Pacific Worlds: A History of Seas, Peoples, and Cultures''. 197-200.</ref><sup>,</sup><ref name="ftn90">Wong, ''Spatial Planning''. 172.</ref> Kehancuran ini sangat mengurangi manfaat bakau seperti perlindungan terhadap [[erosi]] dan berkurangnya [[polutan organik tetap|polusi organik]].<ref name="ftn86">Wong, ''Spatial Planning''. 176.</ref> Dua hal tersebut memperbaiki kualitas perairan pesisir.<ref name="ftn86"/>
 
[[File:Sungei Buloh Wetland Reserve.jpg|thumb|upright=1.5|[[Cagar Rawa Sungei Buloh]], wilayah konservasi penting di Singapura.]]
 
Singapura juga kehilangan banyak [[terumbu karang]] akibat pembangunan daratan dan pesisir besar-besaran.<ref name="ftn100"/> Sebelum era reklamasi, Singapura memiliki terumbu karang seluas kurang lebih 100 [[kilometer persegi]].<ref name="ftn90"/> Per 2002, angka tersebut turun menjadi 54 kilometer persegi.<ref name="ftn90"/> Perkiraan kehilangan relatif menunjukkan bahwa 60% habitat terumbu tidak berkelanjutan lagi.<ref name="ftn90"/> Karena pengawasan terumbu karang baru dilakukan pada akhir 1980-an, penurunan tutupan terumbu bisa terlihat seiring menurunnya kedalaman populasi terumbu karang.<ref name="ftn92">Wong, ''Spatial Planning''. 173.</ref> Meski spesies lokal mengalami [[kepunahan]] terbatas, keragaman terumbu karang secara keseluruhan tidak terganggu. Singapura hanya mengalami penurunan populasi setiap spesies yang setara secara umum.<ref name="ftn92"/> Terumbu karang bermanfaat untuk [[sekuestrasi karbon]] dan perlindungan pesisir, terutama meredam energi gelombang, serta perannya dalam produksi ikan, [[pariwisata lingkungan]], dan penelitian ilmiah.<ref name="ftn93">Wong, ''Spatial Planning''. 174.</ref>
 
Dampak negatif industrialisasi dihadapi oleh habitat pesisir dan laut Singapura seperti [[rumput laut]], dasar laut, dan pesisir laut. Semuanya mengalami kehilangan atau degradasi seperti bakau dan terumbu karang.<ref name="ftn100"/>
 
Meski ekosistem akuatik Singapura dirusak oleh proyek reklamasi daratan dan industrialisasi massal, pemerintah terus mengupayakan akomodasi dan restorasi lingkungan yang rusak.<ref name="ftn102">Wong, ''Spatial Planning''. 11.</ref> Sejak pertengahan 1990-an, [[analisis dampak lingkungan]] atau amdal (EIA/''Environmental Impact Assessments'') menjadi perhatian utama dengan tujuan mengidentifikasi potensi dampak lingkungan suatu proyek pembangunan dan solusi yang disarankan untuk mengurangi dampak lingkungan.<ref name="ftn100"/> Dalam proyek pembangunan [[Pulau Semakau#TPA Semakau|TPA Semakau]], EIA dilakukan secara menyeluruh setelah proyek diluncurkan tahun 1999.<ref name="ftn97">Wong, ''Spatial Planning''. 177-178.</ref> EIA menemukan bahwa terumbu karang dan bakau di dalam proyek seluas 350 hektar ini akan terdampak.<ref name="ftn99">Wong, ''Spatial Planning''. 178.</ref> Karena itu, pemerintah berusaha memindahkan bakau ke tempat lain dan pembatas sedimen dipasang untuk mencegah kebocoran endapan ke terumbu karang.<ref name="ftn99"/> Namun demikian, amdal tidak diwajibkan oleh lembaga legislatif sehingga proyek reklamasi daratan tidak perlu membuat EIA.<ref name="ftn100"/> Yet, beneficially, the government has been increasingly open to public feedback regarding increased sustainability in future projects for the city-state.<ref name="ftn102"/>
 
Dalam rangka restorasi, aktivis lingkungan dan pemerintah terus berusaha memperkuat komunitas biotik.<ref name="ftn102"/> Walaupun 25% [[flora]] dan [[fauna]] asli Singapura punah, Singapura memperkenalkan flora dan fauna asing ke ekosistemnya sehingga memperkaya [[keragaman hayati]] negara tersebut.<ref name="ftn103">Wikipedia contributors, "Wildlife of Singapore," ''Wikipedia, The Free Encyclopedia,'' [https://en.wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Wildlife_of_Singapore&oldid=729244465 https://en.wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Wildlife_of_Singapore&oldid=729244465] (accessed February 20, 2017).</ref> Upaya serupa dalam mengembangkan cagar alam telah melindungi hewan liar setempat; separuh di antaranya hanya hidup di cagar alam.<ref name="ftn104">Wikipedia contributors, "Wildlife of Singapore".</ref>
 
==Lihat pula==