Tidur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Imam mahmudi (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
 
Tanda tanda kehidupan seperti kesadaran, puls, dan [[frekuensi]] pernapasan mengalami perubahan.
Dalam tidur normal biasanya fungsi [[saraf motorik]] juga [[saraf sensorik]] untuk kegiatan yang memerlukan koordinasi dengan sistem saraf pusat akan diblokade, sehingga pada saat tidur cenderung tidak bergerak dan daya tanggap pun berkurang.
 
Fase peralihan dari sadar ke tidur disebut sebagai ''pradormitium'' dan fase peralihan dari tidur kembali ke sadar disebut sebagai ''postdormitium''. Di dalam [[Kedokteran|ilmu kedokteran]] ilmu yang mempelajari gangguan tidur disebut sebagai [[somnologie]].
 
=== Siapa yang tidur ===
Baris 16:
[[Berkas:Wanita mengantuk.jpg|thumb|right|180px|Mengantuk merupakan tanda seseorang harus tidur.]]
[[Manusia]] menghabiskan sepertiga dari waktu hidupnya dengan tidur. Tidur bukan saja karena kelelahan tetapi juga karena kebiasaan dan pola hidup.{{fact}}
tidur juga merupakan suatu penyakit yang mampu menjadikan seseorang yang sangat ketergantungan pada tiidur. kekurangan tidur juga mampu menyebabkan seseoarang secara alami kehilangan energi bahkan mati.
Faktor keamanan harus dibangun untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kriminalitas ketika kita sedang tidur. Untuk itu selalu periksa keamanan rumah sebelum tidur.
 
== Kekurangan tidur ==
Baris 34:
* Risiko [[Diabetes]] Tipe 2 <ref name="DGottlieb">{{cite journal | first = | last = | title =Daniel J. Gottlieb, et al. ''Association of Sleep Time With Diabetes Mellitus and Impaired Glucose Tolerance.'' Arch Intern Med. Vol. 165 No. 8 2005; 165: 863-867 PMID 15851636 | year = }}</ref>
* Pertumbuhan melambat <ref name=Stevens/>
<ref name="BlockQuote">Sleep deprivation effects on the activity of the hypothalamic-pituitary-adrenal and growth axes: potential clinical implications. Alexandros N. Vgontzas, George Mastorakos, Edward O. Bixler, Anthony Kales, Philip W. Gold & George P. Chrousos, published in Clinical Endocrinology, Volume 51 Issue 2 Page 205, August 1999</ref>
 
* Risiko obesitas <ref name=Hasler>[http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?itool=abstractplus&db=pubmed&cmd=Retrieve&dopt=abstractplus&list_uids=15283000 The association between short sleep duration and obesity in young adults: a 13-year prospective study.], Sleep, [[Jun 15;27(4):661-6]] [[2004]]</ref>
<ref name=Gangwisch>[http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?db=pubmed&cmd=Retrieve&dopt=AbstractPlus&list_uids=16295214&query_hl=2&itool=pubmed_XML Inadequate sleep as a risk factor for obesity: analyses of the NHANES I], [[Oct 1;28(10):1289-96]] [[2005]]</ref>
 
* Penurunan suhu tubuh <ref name=Stevens>[http://emedicine.medscape.com/article/1188226-overview eMedicine Specialties > Neurology > Sleep-Related Diseases > Normal Sleep, Sleep Physiology, and Sleep Deprivation] Author: M Suzanne Stevens, MD. Updated: Oct 29, 2008</ref>
* Peningkatan tingkat variabilitas jantung <ref name=Stevens/>