Keraton Kasepuhan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yoshinors (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Yoshinors (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 17:
[https://septarius.files.wordpress.com/2010/12/denah_kasepuhan_kompas.jpg Unduh peta tata letak keraton Kasepuhan]
 
Keraton Kasepuhan merupakan salah satu dari bangunan peninggalan [[kesultanan Cirebon]] yang masih terawat dengan baik, seperti halnya keraton-keraton yang ada di wilayah Cirebon, bangunan keraton Kasepuhan menghadap ke arah utara. [[Keraton]] ini sebagai bekas keraton Cirebon dahulu erat kaitannya dengan [[kesultanan Demak]]. Maka tak heran gaya arsitekturnya banyak terpengaruh model keraton Demak sebagai penerus kerajaan [[Majapahit]]. Sebagamana dalam sambutannya dalam acara Gelar Cipta Seni Keraton Nusantara yang diselenggarakan di keraton Kasepuhan pada 30 November 2013 Sultan Sepuh ke-XIV PRA Arief Natadiningrat menjelaskan, "keraton Kasepuhan dibangun pada abad ke-15 seluruh bangunannya berarsitektur Majapahit yang dapat dilihat dari desain bata merahnya," ungkapnya. Dahulu cikal bakal bangunan keraton ini adalah keraton Pakungwati, yang kini bekasnya terdapat di dalam komplek keraton Kasepuhan. Banyak orang-orang dari Demak didatangkan oleh Sunan Gunung Jati ketika membangun/memperluas keraton Pakungwati. Sunan Gunung Jati menugaskan rekannya, [[Sunan Kalijaga]] sebagai kepala proyeknya bersama seorang dari Majapahit bernama Raden Sepat sebagai arsiteknya.
Hasil dari perluasan keraton Pakungwati lalu disebut keraton Cirebon lalu berubah menjadi keraton Kasepuhan dengan rupa atau bentuk seperti saat ini di mana gaya bangunannya banyak mendapat sentuhan bergaya Majapahit, seperti bentuk benteng bata merah. Selain keraton Kasepuhan, bangunan lain yang dibangun pada masa ini adalah [[masjid Agung Sang Cipta Rasa]] yang juga kental dengan gaya arsitektur [[Jawa]].