Panti wreda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Anatolia.kr (bicara | kontrib) ←Membuat halaman berisi ''''Panti werdha''' adalah sebutan lain untuk panti jompo dalam bahasa Bali, menunjuk pada wisma dengan fasilitas penunjang yang diperuntukkan bagi orang lanj...' |
Anatolia.kr (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 15:
== Sisi negatif ==
Namun selain melihat pada sisi positif panti jompo, sisi negatif keberadaan lansia di panti jompo juga harus dipahami. Penelitian menunjukkan bahwa tinggal di panti jompo membuat para lansia mudah menyerah terhadap kehidupan. Hal tersebut dapat terjadi akibat kurangnya stimulasi mental pada lansia yang menyebabkan munculnya sikap [[apatis]] atau tidak peduli terhadap kehidupan sehari-harinya. Pada kasus tertentu, beberapa panti jompo tidak mengadakan kegiatan yang menarik yang dapat meningkatkan motivasi lansia untuk melanjutkan hidup. Umumnya terkendala dari segi dana untuk perawatan sehingga kegiatan yang dilakukan para lansia hanya duduk di dalam ruangan yang dilengkapi televisi tanpa melakukan kegiatan apapun lainnya. Sikap apatis diketahui dapat mempengaruhi fungsi otak. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 713 panti jompo diketahui adanya peningkatan risiko kematian hingga 62% dalam kurun waktu empat bulan akibat adanya sikap apatis. Meskipun belum diketahui apa penyebabnya, namun berdasarkan penelitian yang dilakukan ilmuwan dari [[Universitas Radbound]] [[Belanda]] tersebut dapat diketahui bahwa sikap apatis dapat menyebabkan kematian. Perhatian dan perawatan yang lebih harus diberikan kepada lansia yang menunjukkan ciri minor tersebut. Ilmuwan lain dari [[Inggris]] menambahkan, lansia yang hidup dengan [[depresi]] di panti jompo jumlahnya mencapai 40%. Langkah penyaringan terhadap para lansia sebaiknya dilakukan sebelum masuk panti jompo. Langkah penyaringan dilakukan untuk mengidentifikasi ada/tidaknya sikap apatis, depresi, atau [[gangguan kejiwaan]] lain, sehingga bantuan yang proporsional sesuai kebutuhan dapat terpenuhi untuk setiap lansia. Namun yang sering terjadi, pihak panti tidak mengetahui atau menyadari gejala yang berbeda-beda yang merupakan manifestasi sikap apatis atau depresi dari tiap-tiap individu.<ref>{{Cite
== Referensi ==
|