Sejarah kimia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-karir, +karier)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-Teoritis, +Teoretis; -teoritis, +teoretis)
Baris 278:
Setelah Dalton menerbitkan teori atomnya pada tahun 1808, beberapa gagasan utamanya segera diadopsi oleh sebagian kimiawan. Namun, ketidakpastian bertahan selama setengah abad tentang bagaimana teori atom dikonfigurasi dan diterapkan pada situasi nyata; kimiawan di berbagai negara mengembangkan beberapa sistem atomistik yang tidak kompatibel. Sebuah makalah yang menyarankan jalan keluar dari situasi sulit ini diterbitkan pada awal tahun 1811 oleh fisikawan Italia [[Amedeo Avogadro]] (1776-1856), yang menghipotesiskan bahwa volume gas yang sama pada [[suhu]] dan [[tekanan]] yang sama mengandung jumlah molekul yang sama, kemudian diikuti bahwa [[berat molekul]] relatif dari dua gas adalah sama dengan perbandingan densitas kedua gas tersebut di bawah kondisi suhu dan tekanan yang sama. Avogadro juga beralasan bahwa gas sederhana tidak terbentuk dari atom tunggal tapi merupakan molekul senyawa dari dua atau lebih atom. Dengan demikian Avogadro mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi Dalton dan lainnya saat Gay-Lussac melaporkan bahwa di atas 100 °C volume uap air dua kali volume oksigen yang digunakan untuk membentuknya. Menurut Avogadro, molekul oksigen telah terbagi menjadi dua atom dalam proses pembentukan uap air.
 
Hipotesis Avogadro tidak diakui selama setengah abad setelah pertama kali dipublikasikan. Banyak alasan pengabaian ini telah dikutip, termasuk beberapa masalah teoretis, seperti "dualisme" versi Jöns Jakob Berzelius, yang menegaskan bahwa senyawa disatukan oleh daya tarik muatan listrik positif dan negatif, sehingga tidak terbayangkan bahwa bisa ada sebuah molekul yang terdiri dari dua atom dengan muatan listrik yang sama—seperti oksigen. Kendala tambahan untuk mengakuinya adalah kenyataan bahwa banyak kimiawan enggan mengadopsi metode fisika (seperti penentuan densitas uap) untuk memecahkan masalah mereka. Pada pertengahan abad, beberapa tokoh terkemuka mulai memandang eskalasi kekacauan persaingan sistem berat atom dan rumus molekul sebagai tak dapat ditoleransi lagi. Selain itu, bukti kimia murni mulai terkuak yang mengarah pada kemungkinan bahwa pendekatan Avogadro adalah benar. Selama tahun 1850an, kimiawan yang lebih muda, seperti [[Alexander William Williamson|Alexander Williamson]] di Inggris, [[Charles Frédéric Gerhardt|Charles Gerhardt]] dan [[Charles-Adolphe Wurtz]] di Perancis, serta [[August Kekulé]] di Jerman, mulai menganjurkan reformasi kimia teoritisteoretis agar konsisten dengan teori Avogadro
 
=== Wöhler dan debat vitalisme ===
Baris 328:
Karya fisikawan matematika Amerika [[Josiah Willard Gibbs|J. Willard Gibbs]] pada aplikasi [[termodinamika]] sangat berperan dalam mengubah [[kimia fisik]] menjadi sains deduktif yang ketat. Selama tahun 1876 sampai 1878, Gibbs meneliti prinsip-prinsip termodinamika, menerapkannya pada proses kompleks yang terlibat dalam reaksi kimia. Ia menemukan konsep [[potensial kimia]], atau "bahan bakar" yang membuat reaksi kimia bekerja. Pada tahun 1876 ia menerbitkan kontribusinya yang paling terkenal, "[[On the Equilibrium of Heterogeneous Substances|''On the Equilibrium of Heterogeneous Substances'']]", sebuah kompilasi karyanya tentang termodinamika dan kimia fisik yang mengemukakan konsep [[energi bebas termodinamika|energi bebas]] untuk menjelaskan dasar fisika kesetimbangan kimia.<ref>{{cite web | last = O'Connor | first = J. J. | last2 = Robertson | first2 = E.F. | title = Josiah Willard Gibbs | work = MacTutor | publisher = School of Mathematics and Statistics University of St Andrews, Scotland | year = 1997 | url = http://www-groups.dcs.st-and.ac.uk/~history/Biographies/Gibbs.html | accessdate = 2007-03-24}}</ref> Kandungan esai ini adalah awal dari teori Gibbs mengenai fase materi: dia menganggap setiap keadaan materi merupakan fase, dan setiap zat adalah komponen. Gibbs mengambil semua variabel yang terlibat dalam reaksi kimia - suhu, tekanan, energi, volume, dan entropi - dan memasukkannya ke dalam satu persamaan sederhana yang dikenal sebagai [[kaidah fase Gibbs]].
 
Isi makalah ini mungkin merupakan kontribusinya yang paling menonjol, pengenalan konsep energi bebas, yang sekarang secara universal disebut [[energi bebas Gibbs]] untuk menghormatinya. Energi bebas Gibbs menghubungkan kecenderungan sistem fisika atau kimia untuk secara bersamaan menurunkan energinya dan meningkatkan ketakteraturannya, atau [[entropi]], dalam proses alami spontan. Pendekatan Gibbs memungkinkan para peneliti untuk menghitung perubahan energi bebas dalam prosesnya, seperti dalam reaksi kimia, dan seberapa cepat hal itu akan terjadi. Karena hampir semua proses kimia dan banyak proses fisika melibatkan perubahan semacam itu, karyanya telah secara signifikan mempengaruhi aspek teoritisteoretis dan pengalaman dari sains ini. Pada tahun 1877, [[Ludwig Boltzmann]] menetapkan derivasi statistika dari banyak konsep penting fisika dan kimia, termasuk [[entropi]], dan distribusi kecepatan molekul dalam fase gas.<ref>{{cite web | last = Weisstein | first = Eric W. | title = Boltzmann, Ludwig (1844–1906) | work = Eric Weisstein's World of Scientific Biography | publisher = Wolfram Research Products | year = 1996 | url = http://scienceworld.wolfram.com/biography/Boltzmann.html | accessdate = 2007-03-24}}</ref> Bersama Boltzmann dan [[James Clerk Maxwell]], Gibbs menciptakan sebuah cabang baru dari teori fisika yang disebut [[mekanika statistika]] (istilah yang dia ciptakan), yang menjelaskan hukum termodinamika sebagai konsekuensi dari sifat statistik ensambel besar partikel. Gibbs juga meneliti penerapan persamaan Maxwell terhadap masalah optik fisik. Derivasi Gibbs dari hukum fenomenologis termodinamika dari sifat statistik sistem dengan banyak partikel disajikan dalam buku teks utamanya yang sangat berpengaruh ''[[Elementary Principles in Statistical Mechanics]]'', yang diterbitkan pada tahun 1902, setahun sebelum kematiannya. Dalam karyanya itu, Gibbs meninjau kembali hubungan antara hukum termodinamika dan teori statistika gerakan molekul. Melampaui fungsi asli dengan jumlah parsial [[deret Fourier]] pada titik diskontinuitas dikenal sebagai [[fenomena Gibbs]].
 
=== Akhir abad ke-19 ===
Baris 417:
| data2 = [[Persamaan Schrödinger]]
}}
Pada tahun 1926 di usia yang ke-39, fisikawan teoritisteoretis Austria [[Erwin Schrödinger]] menghasilkan makalah yang memberi dasar mekanika gelombang kuantum. Dalam makalah tersebut, dia menggambarkan persamaan diferensial parsialnya yang merupakan persamaan dasar mekanika kuantum yang memiliki hubungan dengan mekanika atom seperti hubungan antara [[Hukum gerak Newton|persamaan gerak Newton]] dengan astronomi planet. Dengan mengadopsi sebuah proposal yang dibuat oleh Louis de Broglie pada tahun 1924 yang menyatakan bahwa partikel materi memiliki sifat dualisme dan dalam beberapa situasi bertindak seperti gelombang, Schrödinger memperkenalkan sebuah teori yang menggambarkan perilaku sistem tersebut melalui persamaan gelombang yang sekarang dikenal sebagai [[persamaan Schrödinger]]. Pemecahan persamaan Schrödinger, tidak seperti pemecahan persamaan Newton, adalah fungsi gelombang yang hanya dapat dikaitkan dengan kemungkinan kejadian fisika. Urutan kejadian orbit planet yang mudah divisualisasikan, dalam mekanika kuantum, digantikan oleh gagasan [[probabilitas]] yang lebih abstrak. (Aspek teori kuantum ini membuat Schrödinger dan beberapa fisikawan lainnya sangat tidak bahagia, dan dia mengabdikan sebagian besar sisa hidupnya untuk merumuskan keberatan filosofis terhadap interpretasi teorinya yang telah diterima secara umum, dan bahwa dia telah melakukan banyak hal untuk menciptakan teori tersebut.)
 
Fisikawan teoretis Jerman [[Werner Heisenberg]] adalah salah satu pencipta kunci mekanika kuantum. Pada tahun 1925, Heisenberg menemukan cara untuk merumuskan mekanika kuantum dalam istilah matriks. Untuk penemuan itu, dia dianugerahi Hadiah Nobel bidang Fisika pada tahun 1932. Pada tahun 1927 dia menerbitkan [[prinsip ketidakpastian]]nya, di mana dia membangun filosofi yang mempopulerkan namanya. Heisenberg mampu menunjukkan bahwa jika Anda mempelajari sebuah elektron dalam sebuah atom Anda bisa menunjukkan letaknya (lokasi elektron) atau arah perginya (kecepatan elektron), tapi tidak mungkin untuk mengungkapkan keduanya pada saat bersamaan. Dia juga memberikan kontribusi penting pada teori [[hidrodinamika]] [[Turbulensi|aliran turbulen]], inti atom, [[feromagnetisme]], [[sinar kosmik]], dan [[partikel subatomik]], dan dia berperan dalam merencanakan [[reaktor nuklir]] Jerman Barat pertama di [[Karlsruhe]], bersama dengan sebuah reaktor riset di Munich , pada tahun 1957. Terdapat kontroversi yang cukup besar seputar karyanya tentang penelitian atom selama Perang Dunia II.
Baris 430:
{{quote|Hukum mendasar fisika yang diperlukan untuk teori matematika dari sebagian besar fisika dan keseluruhan kimia telah sepenuhnya diketahui, dan kesulitannya adalah bahwa penerapan sebenarnya dari hukum ini menyebabkan persamaan menjadi terlalu rumit untuk dapat dipecahkan. Oleh karena itu, menjadi sangat diharapkan bahwa aproksimasi metode praktis untuk menerapkan mekanika kuantum harus dikembangkan, yang dapat mengarah pada penjelasan tentang fitur utama sistem atom kompleks tanpa terlalu banyak komputasi.}}
 
Oleh karena itu, metode mekanika kuantum yang dikembangkan pada tahun 1930an dan 1940an sering disebut sebagai [[fisika molekular]] atau [[fisika atom]] teoritisteoretis untuk menggarisbawahi fakta bahwa teori tersebut lebih merupakan aplikasi mekanika kuantum pada kimia dan [[spektroskopi]] daripada jawaban atas pertanyaan yang relevan secara kimia. Pada tahun 1951, artikel yang merupakan tonggak dalam kimia kuantum adalah makalah seminal [[Clemens C. J. Roothaan]] tentang [[persamaan Roothaan]].<ref>[[Clemens C. J. Roothaan|C.C.J. Roothaan]], ''A Study of Two-Center Integrals Useful in Calculations on Molecular Structure'', J. Chem. Phys., 19, 1445 (1951).</ref> Ini membuka jalan menuju pemecahan [[Hartree-Fock|persamaan medan swakonsisten]] untuk molekul kecil seperti [[hidrogen]] atau [[nitrogen]]. Komputasi tersebut dilakukan dengan bantuan tabel integral yang dihitung menggunakan komputer tercanggih di masanya.
 
Pada tahun 1940-an banyak fisikawan beralih dari [[fisika molekuler]] atau [[fisika atom]] ke [[fisika nuklir]] (seperti [[J. Robert Oppenheimer]] atau [[Edward Teller]]). [[Glenn T. Seaborg]] adalah seorang ahli kimia nuklir Amerika yang terkenal karena karyanya tentang isolasi dan identifikasi [[Unsur transuranium|unsur-unsur transuranium]] (yang lebih berat daripada [[uranium]]). Dia berbagi Hadiah Nobel Kimia tahun 1951 dengan [[Edwin McMillan|Edwin Mattison McMillan]] atas penemuan unsur transuranium mereka yang mereka lakukan secara terpisah. [[Seaborgium]] dinamai untuk menghormatinya, menjadikannya satu-satunya tokoh, bersama [[Albert Einstein]], yang namanya diabadikan sebagai nama unsur ketika yang bersangkutan masih hidup.