Tradisi Wor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Afif (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Muhammad Afif (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
 
== Definisi ==
Menurut para ahli, Tradisi Wor dapat juga disebut sebagai agama. Wor memiliki dua definisi. Pertama, sebagai upacara adat. kedua, sebagai nyanyian adat. Secara simbolis, Wor mengandung makna yang di dalamnya terkandung nilai-nilai budaya dan berfungsi mengatur hubungan mereka dengan Sang Pencipta, antar sesama dan lingkungan alam tempat di mana mereka berada. Tradisi Wor merupakan bagian dari pemujaan terhadap penguasa tertinggi. Suku Biak percaya adanya penguasa tertinggi di dunia ini yakni:
# Nanggi, penguasa langit atau sorga.
# Mansren Manggundi, penguasa tunggal.
Baris 14:
 
==  Jenis-jenis Wor ==
Tradisi Wor merupakan tradisi siklus kehidupan.<ref>{{Cite news|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbpapua/2017/09/19/tradisi-wor-dalam-budaya-orang-biak/|title=TRADISI WOR DALAM BUDAYA ORANG BIAK - Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua|last=abdulrazak|date=2017-09-19|newspaper=Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua|language=en-US|access-date=2017-11-01}}</ref><ref>Kapisa, Sam. 1994. “Eksistensi Wor Biak dan Upaya Pelestariannya (makalah). Jayapura: Seminar Jurusan Antropologi FISIP Universitas Cendrawasih</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/927620567|title=Tradisi wor di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua|last=H.,|first=Rumansara, Enos|isbn=6029710230|edition=Cetakan pertama|location=Jayapura, Papua|oclc=927620567}}</ref> Ada beberapa upacara yang dilakukan terkait hal tersebut, yaitu:
# '''''Wor Fasfesmandwampur'''''. Berasal dari dua kata yaitu ''fasfes'' dan ''mandwam''. Fasfes berarti ikatan. ''Mandwam'' adalah nama kulit kayu yang ditumbuk hingga halus. Wor ini disebut juga ''fasfesepen'' atau ikatan untuk menahan. Dapat juga disebut sebagai ''babyos'' (membalaut). ''Wor Fasfesmandwampur'' adalah suatu ikatan untuk menahan bagian bawah perut seorang ibu yang sedang hamil. Tujuannya adalah untuk melindungi anak yang masih dalam kandungan agar terhindar dari segala gangguan roh halus.
# '''''Wor Fasasnai.''''' Fasasnai berarti memperlihatkan. Disebut juga ''anunbesop'' (membawa atau mengantar anak turun ke bawah) atau ''anun berurido'' (mengantar anak keluar dari kamar). Wor Fasasnai artinya memperlihatkan bayi kepada alam agar penguasa alam dan segala isinya mengenal bayi yang baru lahir. Pada prinsipnya, Wor Fasasnai adalah memperkenalkan bayi kepada kerabat, alam dan pemiliknya baik yang nyata maupun tidak nyata.
Baris 21:
# '''''Wor Papaf'''''. Papaf artinya penyapihan. Maksudnya adalah upacara melepaskan ASI seorang ibu dengan bayinya karena anak sudah dapat makan sendiri. Anak mulai belajar mengambil hidangan atau makanan sendiri yang disuguhkan ibunya.
# '''''Wor Kapanaknik'''''. Kapanaknik artinya mencukur rambut anak. Upacara ini dilaksanakan ketika anak berusia 6-8 tahun. Usia tersebut dianggap bahwa seorang anak sudah dapat berpikir. Di usia ini seorang anak mulai mendapatkan pendidikan. Mereka memasuki lembaga pendidikan yang disebut ''Rumsram.''
# '''''Wor Kabor'''''. Kabor berasal dari dua suku kata yaitu ''kuk'' atau ''kak'' yang berarti menusuk dan ''bori'' yang berarti di atas sesuatu. MkasudnyaMaksudnya adalah mengiris atau menusuk bagian atas penis alat kelamin laki-laki. Wor Kabor merupakan wor terakhir di masa kanak-kanak sebelum menginjak masa remaja. Dalam upacara ini terdapat Upacara Barapen, yiatu upacara berjalan di atas batu panas. Upacara ini dilaksanakan oleh para pemuda (''Kabor Insos'') sebagai peringatan ketika mereka mulai memasuki usia remaja.<ref>{{Cite web|url=http://biakkab.go.id/page/budaya|title=Website Resmi Kabupaten Biak Numfor|website=biakkab.go.id|access-date=2017-11-15}}</ref> Prosesi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dosa yang telah dilakukan oleh seorang pemuda. Jika kaki pemuda terluka akibat menginjak batu tajam yang sudah menjadi bara, maka dia sudah terlalu banyak melakukan dosa.
# '''''Wor Beba'''''. Nama lainnya adalah ''Munara Beba'' (upacara besar), atau ''Fararur Beba'' (pekerjaan besar). Dilaksanakan ketika seorang anak telah selesai mengikuti pendidikan tradisional di ''Rumsram''. ''Wor Beba'' dilaksanakan untuk menentukan status sosial seseorang dalam klan maupun komunitasnya.
# '''''Wor Farbakbuk,''''' adalah wor yang berkaitan dengan upacara perkawinan. Ada beberapa tahapan dalam prosesnya seperti '''''Wor Ramrem''''', '''''Woryakyer''''' dan '''''Wafwofer''''','''''Wor Anenfasus'''''.