Pemilihan umum Jepang 2017: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Stv59 (bicara | kontrib)
Stv59 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 120:
}}
 
The {{Nihongo|'''Pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan ke-48'''|第48回衆議院議員総選挙|dai-yonjūhachikai Shūgiin giin sōsenkyo|lead=yes}} di [[Jepang]] diselenggarakan pada 22 Oktober 2017. Pemilu ini diadakan lebih awal 1 tahun dari jadwal. Pemungutan suara dilakukan di seluruh [[Daftar distrik Dewan Perwakilan Jepang|konstituensi-konstituensi perwakilan]] Jepang termasuk blok-blok proporsional untuk memilih [[Daftar anggota Parlemen Jepang|Anggota Parlemen]] periode baru di [[Dewan Perwakilan Jepang|Dewan Perwakilan]], sebuah [[majelis rendah]] di [[Parlemen Jepang]]. Koalisi [[Perdana Menteri Jepang|Perdana Menteri]] petahana [[Shinzō Abe]] yang terdiri dari [[Partai Demokratik Liberal]] dan [[Komeito]] berhasil mempertahankan supermayoritas (2/3 dari semua kursi) di Dewan Perwakilan sebagai akibat terpecah-pecahnya kubu oposisi Jepang. PM Abe diyakini akan menggunakan hasil pemilu ini sebagai mandat untuk mengamandemen Pasal 9 [[Konstitusi Jepang]] yang melarang Jepang untuk mengikuti peperangan.
 
Pemilu dadakan ini diadakan di saat tingkat ancaman misil-misil [[Korea Utara]] sedang meningkat dan terpecah belahnya partai oposisi terbesar di Jepang saat itu, [[Partai Demokrat Jepang|Partai Demokrat]]. Di hari yang sama dengan pengumuman pemilu dadakan ini, Gubernur Tokyo [[Yuriko Koike]] baru saja membentuk partai konservatif baru bernama [[Partai Harapan (Jepang)|Partai Harapan]] yang saat itu dianggap sebagai partai yang berpotensial mencegah PM Abe mempertahankan mayoritasnya di parlemen. Tidak lama kemudian, Partai Demokrat dibubarkan dan anggota-anggotanya yang lebihberhaluan konservatif berpindah ke Partai Harapan. Namun, Koike menolak anggota-anggota Demokrat yang lebih liberal untuk bergabung di Harapan. Anggota-anggota tersebut kemudian membentuk [[Partai Demokratik Konstitusional]] (PDK).
 
Koike melakukan beberapa blunder diselama masa kampanye. Setelah mengusir eks-anggota Partai Demokrat yang liberal, Koike juga batal berpartisipasi langsung di pemilu dan memilih bertahan sebagai Gubernur Tokyo. Dukungan terhadap Partai Harapan pun terus menurun selama masa kampanyakampanye. Partai Harapan gagal memenuhi ekspektasi dan hanya memperoleh 50 kursi. Sementara itu, PDK di bawah pimpinan bekasmantan [[Ketua Sekretariat Kabinet (Jepang)|Ketua Sekretariat Kabinet]] [[Yukio Edano]] memperoleh peningkatan dukungan yang cukup tinggi terutama di akhir masa kampanye. Oleh karena kampanye yang relatif sukses ini, PDK berhasil memperoleh 55 kursi dan menjadi partai oposisi terbesar di Jepang setelah pemilu.<ref>{{cite news|url=http://www.huffingtonpost.jp/2017/10/22/cdp_a_23251695/|title=立憲民主党、野党第1党が確実(衆院選2017)|date=2017-10-22|work=Huffington Post}}</ref>
 
Tingkat partisipasi pemilih di pemilu ini mencapai 53.68%, terendah kedua sejak [[Perang Dunia II]] walau sedikit lebih tinggi dari [[Pemilihan umum Jepang2014Jepang 2014|2014]]. Walau pelaksanaan terganggu [[Topan Lan]], tingkat golput sedikit menurun dikarenakan banyakpeningkatan drastis jumlah pemilih yang [[Pemilihan awal|memilih sebelum pemilu]]. UsiaUntuk pertama kali, usia minimal untuk memilih juga diturunkan dari 20 ke 18 untuk pertama kalitahun. Abe menjadi PM pertama sejak 1953 yang memenangi tiga pemilihan umum secara berturut-turut dan berpotensialberpotensi menjadi PM terlama dalam sejarah Jepang jika mamputidak bertahanmundur diatau kursinyadiganti hinggasebelum akhir masa bakti parlemen ini.<ref>Rich, M. (2017, November 22). Japan Election Vindicates Shinzo Abe as His Party Wins Big. New York Times. Retrieved November 27, 2017, from https://www.nytimes.com/2017/10/22/world/asia/japan-election-shinzo-abe.html?_r=0</ref>
 
==Hasil==