Wanita muslim yang menjadi pemimpin di dunia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
Mayoritas pemimpin wanita tersebut menjadi kepala negara atau kepala pemerintahan di negara yang juga mayoritas penduduknya beragama [[Islam]]. Namun, ada beberapa pemimpin wanita [[muslim]] lainnya yang menjadi kepala negara di negara yang penduduknya mayoritas bukan [[Islam]]. Sebagai contoh adalah [[Halimah Yacob]] yang menjadi Presiden [[Singapura]] dimana penduduknya dominan memeluk agama [[Agama Buddha|Buddha]] dan [[Kristen]] dan [[Ameenah Gurib|Bibi Ameenah Firdaus Gurib-Fakim]] Presiden keenam [[Mauritius|Republik Mauritius]], di mana mayoritas penduduk [[Mauritius]] menganut agama [[Hindu]].
 
Dalam [[sejarah Islam]] terdapat banyak kisah kepemimpinan dan peranan wanita. Tokoh muslimah penting diawal peradaban [[Islam]] antara lain adalah [[Siti Khadijah]] istri pertama [[Nabi Muhammad]]. Di dalam [[hadis]] sahih dikisahkan bahawa Siti Khadijah adalah penasihat utama [[Nabi Muhammad]] dan sekaligus donatur utama dalam seluruh kerja [[dakwah]] sang suami.<ref name="Khadijah">https://wwwhaji.kompasianaokezone.com/rahmi.tri.cahyaniread/sistem2017/09/14/599/1775557/pendakian-terjal-dan-kesetiaan-siti-dakwahkhadijah-rasulullahyang-sawmelekat-padadi-fasegua-mekah_55282e8a6ea83498608b464bhira. Diakses tanggal 1618-11-2017</ref> Istri ketiga [[Nabi Muhammad]], [[Aisyah]] binti [[Abu Bakar Ash-Shiddiq]] berperan penting sebagai komandan saat terjadinya peristiwa [[Perang Jamal]] di padang [[Basra]], [[Irak]]. [[Lembaga Fatwa Mesir]] (bahasa [[Bahasa Arab|Arab]]: '''دار الإفتاء المصرية''' ''Dar al-Ifta al-Mishriyyah''‎), institusi keagamaan di [[Mesir]] yang didirikan untuk mewakili umat Islam dan pusat penelitian hukum Islam, mengeluarkan [[fatwa]] untuk membolehkan seorang perempuan untuk menjadi pemimpin dan atau pengadil.<ref name="fatwa">http://eng.dar-alifta.org/foreign/f.aspx?ID=882435. Diakses tanggal 16-11-2017</ref>
 
Meskipun banyak kisah sejarah mengenai keterlibatan perempuan muslim sebagai seorang pemimpin, generasi awal [[Islam]] banyak salah mengartikan tentang peranan wanita. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, kesempatan bagi wanita muslim mengenyam pendidikan tinggi semakin terbuka lebar. Meskipun begitu masih terdapat pandangan sebagian orang yang menganggap bahwa idealnya seorang wanita hanya berperan sebagai seorang Istri dan Ibu.<ref name="Encyclopedia" /> Namun, banyak juga aktivis perempuan muslim yang memperjuangkan hak-haknya.