Manusia Balangoda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 58:
Sejalan dengan penemuan di beberapa situs lain di Afrika, mikrolit geometris yang berkaitan dengan jenis sebelumnya ditemukan memiliki penanggalan pada kurun tahun 27.000 BP (~29.000 SM), mikrolit jenis ini ditemukan juga dari gua-gua di wilayah [[Belilena]][[Kitulgala|, Kitulgala]], dan [[Batadombalena]], dan juga dari dua situs arkeologi di pantai Bundala yang memiliki penanggalan mikrolit geometris tertua di dunia.  Penanggalan paling awal yang ditemukan terkait dengan penggunaan mikrolit di India adalah pada kurun waktu 24,500 BP (~26.500 SM), di situs arkeologi Patne, [[Maharashtra]], India; sedikit lebih lambat dari yang ditemukan di Sri Lanka. Bukti-bukti awal seperti industri pembuatan mikrolit yang ditemukan di berbagai situs arkeologi di Asia Selatan, mendukung pandangan bahwa, industri pembuatan mikrolit ini muncul secara regional, hal ini mungkin saja disebabkan oleh tantangan iklim dan kondisi sosial-demografis,  yang membuat pembuatan mikrolit lebih efektif daripada harus membawanya dari tempat lain.<ref name="clarkson:09">{{cite journal|author=Clarkson, Chris|author2=Petraglia, Michael|author3=Korisettar, Ravi|author4=Haslam, Michael|author5=Boivin, Nicole|author6=Crowther, Alison|author7=Ditchfeld, Peter|author8=Fuller, Dorian|author9=Miracle, Preston|last-author-amp=yes|year=2009|title=The oldest and longest enduring microlithic sequence in India: 35,000 years of modern human occupation and change at the [[Jwalapuram]] Locality 9 rockshelter|journal=Antiquity|volume=83|issue=320|pages=326–348|author10=Harris, Clair|author11=Connell, Kate|author12=James, Hannah|author13=Koshy, Jinu}}</ref> Di Eropa, penanggalan paling awal dari mikrolit yang ditemukan yaitu dari sekitar periode 12.000 BP (~14.000 SM), meskipun demikian, sejak periode 20.000 BP (~22.000 SM),  terdapat kecenderungan produksi perkakas batu yang mengarah pada pembuatan pisau mikrolit.
 
Situs arkeologi era [[mesolitikum]] di Provinsi [[Sabaragamuva]] dan [[Uva]][[Sri Lanka]], menegaskan lebih lanjut bahwa teknologi pembuatan mikrolit berkembang di pulau ini, meskipun dengan frekuensi yang lebih rendah, hingga timbulnya periode sejarah, pada abad ke-6 [[Anno Domini|SM]]. Pengurutan kebudayaan zaman batu menunjukkan bahwa, mickrolit secara bertahap digantikan oleh perkakas batu jenis lain seperti penggilingan batu, alu, lumpang, dan martil batu, saat periode akhir dari zaman pleistosen; 13,000-14,000 BP (~14.000-16.000 SM).
 
Situs arkeologi lainnya yang mengungkap keberadaan sisa-sisa dari kerangka manusia kuno berada di gua Belilena dan Bellanbandi Palassa, distrik [[Ratnaputra]], Sri Lanka. Sampel karbon terkait penemuan tersebut memiliki penanggalan masing-masing pada periode 12.000 BP (~14.000 SM) untuk situs Belilena, dan 6.500 BP (~8.500 SM) untuk situs Bellanbandi Palassa. Ini menunjukkan bahwa, manusia pada periode ini menempati Sri Lanka secara berkelanjutan.
 
=== Ciri-ciri fisik dan praktik-praktik kebudayaan ===
Dari beberapa sampel tertentu, diperkirakan tinggi badan Manusia Balangoda sekitar 174&#x20;cm untuk laki-laki dan 166&#x20;cm untuk wanita,<ref name="der:92">{{cite book|title=The prehistory of Sri Lanka: an ecological perspective|author=Deraniyagala, S. U.|publisher=Department of Archaeological Survey, Government of Sri Lanka|year=1992}}</ref> dan lebih tinggi secara signifikan jika dibandingkan dengan tinggi badan rata-rata dari populasi Sri Lanka saat ini. Manusia Banlagonda juga memiliki tulang tengkorak yang tebal, [[Tulang dahi|dahi yang menonjol]], hidung yang kecil atau pesek, rahang yang tegas, leher yang pendek, serta gigi besar yang mencolok.
 
Terlepas dari penemuan mikrolit, kapak genggam yang terbuat dari tulang kaki gajah dan berasal dari periode meso-neolitikum ditemukan di Bellanbandi Palassa. Selain itu, ditemukan juga [[belati]] atau [[baji]] yang terbuat dari tanduk [[Rusa sambar|sambar]]. Dari periode yang sama, situs arkeologi ini dan juga situs lainnya telah menghasilkan bukti-bukti dari penggunaan luas dari oker atau [[boreh]], [[domestikasi]] anjing, pembedaan penggunaan ruang, penguburan, dan penggunaan api untuk keperluan sehari-hari.
[[Berkas:Srilankamountainforest.jpg|jmpl|Dataran Horton, yang diyakini sebagai salah satu pusat aktivitas awal manusia di Sri Lanka]]
Penemuan-penemuan lain yang berkaitan dengan kebudayaan manusia pada periode meso-neolitikum adalah  pernak pernik pribadi dan hewan yang digunakan sebagai makanan seperti : tulang ikan, [[manik-manik]] dan liontin dari kulit kerang dan tulang hiu, kerang laut, sisa-sisa hewan [[moluska]] , [[pisang]] liar yang telah menjadi [[arang]], kulit buah [[Sukun (pohon)|sukun]], dan [[perkakas tulang]] yang telah dipoles.<ref name="deri:63">{{cite journal|author=Deraniyagala, P. E. P.|year=1963|title=Prehistoric Archaeology in Ceylon|journal=Asian Perspectives|volume=7|pages=189–192}}</ref><ref name="prem:12">{{cite journal|author=Premathilake, Rathnasiri|first1=Rathnasiri|year=2012|title=Human used upper montane ecosystem in the Horton Plains, central Sri Lanka – a link to Lateglacial and early Holocene climate and environmental changes|journal=Quaternary Science Reviews|volume=50|pages=23–42|bibcode=2012QSRv...50...23P|doi=10.1016/j.quascirev.2012.07.002}}</ref>
 
Penemuan benda-benda yang terkait hewan laut di situs arkeologi yang berupa gua-gua menunjukan bahwa, penghuni gua kemungkinan besar telah melakukan kontak langsung dengan pantai yang berjarak sekitar 40&#x20;km; Penemuan di situs Belilena juga menunjukkan tanda-tanda bahwa terdapat garam yang dibawa dari pantai.
 
Kebudayaan dan tradisi manusia yang berkaitan dengan mikrolit terlihat memiliki  periode yang sama dengan mobilitas tinggi, penggunaan sumber daya hutan, dan adaptasi terhadap perubahan iklim dan lingkungan.  Penemuan mikrolit geometris di Horton Plains, yang terletak pada bagian tengah-selatan dataran tinggi Sri Lanka, menunjukkan bahwa, daerah tersebut telah dikunjungi oleh manusia prasejarah pada zaman Mesolitikum. Salah satu teori yang mungkin menyatakan bahwa, dalam suatu siklus tahunan untuk mencari makanan,[[ pemburu-pengumpul]] pada zaman prasejarah tinggal di gua-gua batu yang berada di dataran rendah rock-tempat penampungan dan secara berkala mengunjungi dataran Horton untuk berburu—dapat berupa sapi liar, sambur dan rusa—dan mengumpulkan makanan dari tumbuh-tumbuhan serealia liar. Dataran Horton kemungkinan hanya dipakai sebagai tempat tinggal sementara, dan tidak ditemukan lebih lanjut bukti yang menunjukan bahwa dataran Horton digunakan untuk tempat tinggal yang lebih permanen. Sejak akhir periode [[pleistosen]] dan [[holosen]], terdapat bukti-bukti terkait penggunaan tanaman-tanaman hutan hujan seperti [[Sukun (pohon)|sukun]], pisang liar, dan [[kacang-kacangan]] yang berasal dari tumbuh-tumbuhan [[canarium]].
 
Transisi kebiasaan manusia dari berburu-meramu menjadi bercocok tanam dengan menggunakan tanaman serealia dan tanaman lainnya yang telah di[[domestikasi]] diperkirakan telah dimulai di beberapa daerah tropis pada awal zaman [[holosen]]. Sampai saat ini, manusia mungkin telah menggunakan lahan basah, padang rumput, dan hutan hujan, yang terdapat di dataran Horton menggunakan teknik-teknik [[Peladangan|perladangaperladangan]] dan pembuatan sawah dengan terbatas.
 
== Kaitan dengan masyarakat asli saat ini ==
[[Berkas:Ceylon_Native_Village.jpg|jmpl|Masyarakat asli Vedda di desa Wanniyala-Aetto, Sri Lanka (1910).]]
Seperti manusia prasejarah lainnya, sumber-sumber sejarah menggambarkan penduduk asli Sri Lanka— [[masyarakat Vedda]]—sebagai [[pemburu-pengumpul]]. Mereka juga digambarkan mendiami gua-gua alam dan memperdagangkan hasil [[Berburu|buruan]] dan madu yang mereka miliki dengan desa lainnya untuk mendapatkan anak panah dan ujung tombak dari logam. Penduduk desa ini sebagian besar berasal dari populasi manusia di Timur Tengah, Eropa dan daratan India, dimana untuk periode yang berbeda-beda melewati jembatan daratan atau tiba melalui India untuk sampai ke Sri Lanka.<ref name="Kshatriya:95">{{cite journal|author=Kshatriya|first1=GK|author2=Gautam Kumar|year=1995|title=Genetic Affinities of Sri Lankan Populations|journal=Human Biology|volume=67|issue=6|pages=843–866|pmid=8543296}}</ref> Selama bertahun-tahun, di saat beberapa populasi masyarakat Vedda masih menetap di gua-gua, terdapat populasi lainnya yang dapat berasimilasi dengan desa tetangga, atau bahkan bergabung dengan pasukan militer yang dipimpin oleh raja-raja pada masa [[Kerajaan Kandy]], di akhir abad ke-15 hingga awal abad ke-19. Istilah Vedda juga telah diberikan/diadopsi kepada/oleh beberapa populasi petani di Sri Lanka, dan masih belum jelas apakah mereka memiliki kaitan dengan masyarakat Vedda asli yang memiliki kegiatan khas berupa berburu dan meramu.
Seperti manusia prasejarah lainnya, sumber-sumber sejarah menggambarkan penduduk asli Sri Lanka— masyarakat Vedda—sebagai [[pemburu-pengumpul]]. Mereka juga digambarkan
 mendiami gua-gua alam dan memperdagangkan hasil buruan dan madu yang mereka miliki dengan desa lainnya untuk mendapatkan anak panah dan ujung tombak dari logam. Penduduk desa ini sebagian besar berasal dari populasi manusia di Timur Tengah, Eropa dan daratan India, dimana untuk periode yang berbeda-beda melewati jembatan daratan atau tiba melalui India untuk sampai ke Sri Lanka.<ref name="Kshatriya:95">{{cite journal|author=Kshatriya|first1=GK|author2=Gautam Kumar|year=1995|title=Genetic Affinities of Sri Lankan Populations|journal=Human Biology|volume=67|issue=6|pages=843–866|pmid=8543296}}</ref> Selama bertahun-tahun, di saat beberapa populasi masyarakat Vedda masih menetap di gua-gua, terdapat populasi lainnya yang dapat berasimilasi dengan desa tetangga, atau bahkan bergabung dengan pasukan militer yang dipimpin oleh raja-raja pada masa [[Kerajaan Kandy]], di akhir abad ke-15 hingga awal abad ke-19. Istilah Vedda juga telah diberikan/diadopsi kepada/oleh beberapa populasi petani di Sri Lanka, dan masih belum jelas apakah mereka memiliki kaitan dengan masyarakat Vedda asli yang memiliki kegiatan khas berupa berburu dan meramu.
 
Penelitian lebih lanjut terhadap keteraturan dan sifat morfometrik dari sisa-sia tulang yang digali dari gua-gua di Sri Lanka menunjukan kemiripan anatomi yang mengindikasikan terdapat keberlanjutan biologois antara pemburu-pengumpul pada zaman prasejarah dengan masyarakat Vedda, dan keterkaitan biologis ini terhitung sangat dekat untuk periode 16.000 tahun. Hal ini tidak mengherankan, mengingat pulau Sri Lanka relatif terisolasi secara geografis hingga abad kelima SM, sampai akhirnya pemukim baru tiba dari daratan India. Oleh karena itu, masyarakat Vedda merupakan subjek yang relevan untuk dijadikan sebagai subjek pertanyaan dan penelitian terkait tingkat isolasi relatif terhadap ''Homo sapiens ''kuno dan modern di Sri Lanka, dari populasi ''Homo sapiens ''lainnya di India bagian selatan.
Baris 87 ⟶ 86:
 
== Daftar situs-situs prasejarah di Sri Lanka ==
* [[Belilena]][[Kitulgala]]
* [[Wavula Pane]][[Ratnapura]]
* [[Batadombalena]][[Kuruwita]]
* [[Gua Fa Hien Cave]][[Kalutara]]
* [[Bellanbandi Palassa]][[Pansadara Chena]], [[Balagoda|Balangoda]]
* [[Dataran Horton]] Plains
* [[Dorawaka Lena]][[Kegalle]]
 
== References ==