Kopi luwak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 114.124.137.57 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Indera, +Indra; -indera, +indra); perubahan kosmetika
Baris 1:
[[Berkas:Civetcoffee large.jpg|rightka|thumbjmpl|200px|Salah satu produk kopi luwak]]
'''Kopi Luwak''' adalah seduhan [[kopi]] menggunakan [[biji kopi]] yang diambil dari sisa [[feses|kotoran]] [[luwak]]/musang kelapa. Biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak. Kemasyhuran [[kopi]] ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi ''gourmet'' setelah publikasi pada tahun 1980-an. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia, mencapai [[Dolar Amerika|USD]]100 per 450 [[gram]].
 
Baris 5:
Asal mula kopi luwak terkait erat dengan sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di koloninya di [[Hindia Belanda]] terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Salah satunya adalah perkebunan kopi arabika dengan bibit yang didatangkan dari [[Yaman]]. Pada era "Tanam Paksa" atau ''[[Cultuurstelsel]]'' (1830—1870), Belanda melarang pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi, akan tetapi penduduk lokal ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu. Kemudian pekerja perkebunan akhirnya menemukan bahwa ada sejenis musang yang gemar memakan buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna. Biji kopi dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas, maka terciptalah kopi luwak.<ref>National Geographic Travellers Indonesia, November 2010, page 44</ref> Kabar mengenai kenikmatan kopi aromatik ini akhirnya tercium oleh warga Belanda pemilik perkebunan, maka kemudian kopi ini menjadi kegemaran orang kaya Belanda. Karena kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak lazim, kopi luwak pun adalah kopi yang mahal sejak zaman kolonial.
 
[[Berkas:Kopi luwak 090910-0075 lamb.JPG|thumbjmpl|200px|Kopi luwak tatkala baru dipungut. [[Lampung Barat]] ]]
Luwak, atau lengkapnya [[musang luwak]], senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik dan masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Dengan inderaindra penciumannya yang peka, luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul matang sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang masih dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak. Hal ini terjadi karena luwak memiliki sistem pencernaan yang sederhana, sehingga makanan yang keras seperti biji kopi tidak tercerna. Biji kopi luwak seperti ini, pada masa lalu hingga kini sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami di dalam sistem pencernaan luwak. Aroma dan rasa kopi luwak memang terasa spesial dan sempurna di kalangan para penggemar dan penikmat kopi di seluruh dunia.
 
Kopi luwak yang diberikan oleh Presiden Indonesia, [[Susilo Bambang Yudhoyono]] kepada PM [[Australia]], [[Kevin Rudd]], pada kunjungannya ke Australia di awal Maret 2010 menjadi perhatian pers Australia karena menurut Jawatan [[Karantina]] Australia tidak melalui pemeriksaan terlebih dahulu. Pers menjulukinya ''dung diplomacy''.<ref>Sean Nichholls, Jessica Mahar.[http://www.brisbanetimes.com.au/national/the-diary/so-youll-pass-on-the-coffee-20100311-q1ls.html So you'll pass on the coffee?]. Brisbane Times. 12 Maret 2010.</ref>
Baris 22:
 
== Kontroversi ==
[[Berkas:Luwak (civet cat) in cage.jpg|thumbjmpl|rightka|Luwak dalam sangkar]]
 
Suatu investigasi di [[Takengon]], [[Aceh]] oleh [[People for the Ethical Treatment of Animals|PETA]] yang bekerja sama dengan [[BBC]] mengungkapkan tentang sebuah penangkaran yang berisi luwak yang ditangkap dari alam, dimasukkan ke dalam kandang kecil, dan hanya diberi makan biji kopi setiap harinya hanya untuk diambil kotorannya yang kemudian diolah menjadi kopi luwak. Tak hanya itu, luwak-luwak itu juga menjadi berperilaku tidak normal seperti terus bergerak mondar-mandir, berputar-putar, dan menggigit kerangkeng.<ref>[http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/09/130915_majalahlain_kopi.shtml Kopi luwak sebagai kekejaman hewan - BBC Indonesia]</ref>