Samyojana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks semi otomatis (-Obyek, +Objek; -obyek, +objek)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Indera, +Indra; -indera, +indra)
Baris 38:
 
=== Daftar sepuluh belunggu menurut Abhidhamma Pitaka ===
Kitab [[Dhamma Sangani]] dalam [[Abhidhamma Pitaka]] (Dhs. 1113-34) menyediakan daftar lain mengenai sepuluh belenggu, daftar ini juga ditemukan dalam Culla [[Niddesa]] kitab [[Khuddaka Nikaya]] (Nd2 656, 1463) dan pada [[atthakatha|komentar-komentar]] [[Kanon Pali]]. Penomorannya adalah:<ref>[http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.3:1:2509.pali Rhys Davids & Stede (1921-25), p. 656, "Saŋyojana" entry] merujuk Cula Niddesa 657, 1463, dan Dhamma Sangani 1113. Pada faktanya, keseluruhan bagian dari Dhamma Sangani ditujukan kepada belenggu-belenggu (buku III, ch. V, Dhs. 1113-34), lihat pula Rhys Davids (1900), hal. 297-303. (Rhys Davids, 1900 hal. 297, menyediakan terjemahan dalam bahasa Inggris mengenai istilah-istilah berbahasa Pali: "sensualitas, penolakan, kesombongan, pendapat spekulatif, kebingungan, penularan aturan dan ritual semata, gairah untuk eksistensi baru, iri hati, kekejaman, kebodohan.") (''""sensuality, repulsion, conceit, speculative opinion, perplexity, the contagion of mere rule and ritual, the passion for renewed existence, envy, meanness, ignorance."'') Pada naskah-naskah setelah masa kanon, daftar ini juga dapat ditemukan dalam komentar [[Buddhagosa]] (dalam ''Papañcasudani'') pada bagian [[Satipatthana Sutta]] mengenai enam [[ayatana|dasar inderaindra]] dan belenggu-belenggu.[http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/soma/wayof.html (Soma, 1998)].</ref>
# nafsu sensual (Pali: ''kāma-rāga'')
# kemarahan (''{{IAST|paṭigha}}'')
Baris 94:
<font=3>'''Meditasi<br />dengan&nbsp;belenggu-belenggu'''</font>
<tr><td style="text-align:left; color:DarkSlateBlue">
"Disini, O [[bhikkhu]], seorang bhikkhu mengerti mata dan bentuk materi dan belenggu yang timbul tergantung pada keduanya (mata dan bentuk); ia mengerti bagaimana belenggu yang tidak timbul menjadi timbul; ia mengerti bagaimana mengabaikan belenggu yang timbul tersebut; dan ia mengerti bagaimana hal yang tidak-timbul pada masa mendatang akan belenggu yang diabaikan terjadi. [Dan oleh karenanya] ia mengerti telinga dan suara .... inderaindra pembauan dan bau-bauan .... inderaindra pengecapan dan rasa .... inderaindra sentuhan dan objek yang dapat disentuh .... [dan] kesadaran dan objek-objek batin ..."
<tr><td style="text-align:right; color:SlateBlue">
– ''[[Satipatthana Sutta]]'' ([[Majjhima Nikaya|MN]] 10)<ref>[http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/soma/wayof.html#discourse Soma, 1998, bagian "The Six Internal and the Six External Sense-bases."] Perlu digaris bawahi bahwa hanya belenggu yang diabaikan, ''bukan'' [[ayatana|organ inderaindra]] atau objek inderaindra.</ref>
</table>
 
Pada [[Majjhima Nikaya|MN]] 64, "Khotbah Panjang kepada Mālunkyāputta," Buddha menyatakan bahwa jalan untuk mengabaikan lima belenggu rendah (yang adalah, lima dari "sepuluh belenggu" ''pertama'' sebagaimana disebutkan terdahulu) adalah melalui pencapaian [[jhana]] dan pengetahuan akan [[vipassana]] secara bersamaan.<ref>{{IAST|Ñāṇamoli}} & Bodhi (2001), pp. 537-41.</ref> Dalam [[Samyutta Nikaya|SN]] 35.54, "Mengabaikan Belenggu," Buddha menyatakan bahwa seseorang yang mengabaikan belenggu-belenggu "ketika ia mengetahui dan melihat ... sebagai [[anicca|ketidak kekalan]]" (<small>Pali</small>:''anicca'') duabelas [[ayatana|sumber inderaindra]] (''āyatana''), hal-hal yang sehubungan dengan enam inderaindra-kesadaran (''{{IAST|viññaṇa}}''), dan hasil reaksi [[Sparśa|sentuhan]] (''phassa'') dan [[Vedana|sensasi]] (''vedanā'').<ref>Bodhi (2000), p. 1148.</ref> Pada hal yang sama, dalam SN35.55, "Menumbangkan Belenggu," Buddha menyatakan bahwa ia yang menumbangkan belenggu "ketika ia mengetahui dan melihat ... sebagai [[Anatta|tanpa diri]]" (''anatta'') sumber inderaindra, inderaindra kesadaran, sentuhan dan sensasi.<ref>Bodhi (2000), p. 1148. Perhatikan bahwa Sutta-Sutta yang menjadi rujukan (MN 64, SN 35.54 and SN 35.55) dapat dilihat saling melengkapi dan konsisten jika, sebagai contoh, menyimpulkan bahwa seseorang perlu menggunakan pencapaian jhanik dan pengetahuan vipassana guna "mengetahui dan melihat" ketidak kekalan dan inti tanpa-diri dari sumber inderaindra, kesadaran, kontak dan sensasi. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai ketidak kekalan dan tanpa-diri, lihat [[Tiga Corak Umum]].</ref>
 
Kanon Pali secara tradisional menjelaskan pemangkasan belenggu-belenggu ini dalam [[Empat tingkat pencerahan|empat tingkatan]]: