Pembajakan amigdala: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Anatolia.kr (bicara | kontrib)
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Amygdala hijack"
Tag: tanpa kategori [ * ] [Konten]
 
Anatolia.kr (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:EQbrain_optical_stim_en.jpg|jmpl|300x300px|Pembajakan Amygdala—ketakutan yang disebabkan oleh stimulus optik]]
'''Pembajakan Amigdala''' adalah istilah yang diciptakan oleh [[Daniel Goleman]] dalam buku yang diterbitkannya pada tahun 1996, ''Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ ''(kecerdasan emosional: mengapa dapat lebih berarti daripada IQ).<ref name="nadler">{{cite web|url=http://www.busmanagement.com/article/What-Was-I-Thinking-Handling-the-Hijack/|title=What Was I Thinking? Handling the Hijack|last=Nadler|first=Relly|accessdate=2010-04-06}}</ref> Berdasaryang berdasar pada karya [[Joseph E. LeDoux,]]. Goleman menggunakan istilah tersebut untuk mendeskripsikan respon emosional dari orang-orang yang bereaksi secara seketika dan di luar ukuran kewajaran terhadap stimulus yang sebenarnya, karena hal tersebut lebih jauh, telah memicu ancaman emosional secara signifikan.<ref>{{cite web|url=http://www.sportnz.org.nz/assets/Uploads/attachments/managing-sport/officials-and-volunteers/Conflict-and-your-brain.pdf|title=Conflict and Your Brain aka The Amygdala Hijacking|accessdate=2010-04-06}}</ref>
 
== Definisi ==
Sebagian dari stimulus [[talamus]] langsung dikirim ke [[amigdala]], sementara stimulus di bagian lainlainnya dikirim ke [[neokorteks]] atau "bagian otak berpikir". Bila amigdala merasakan suatuadanya [[Stimulus (fisiologi)|stimulus]] yang cocok, misalnya, pengalaman yang terekam di dalam [[hipokampus]] memberitahu amigdala bahwa stimulus tersebut merupakan situasi yang memerlukan reaksi fisiologis pertahanan diri dari ancaman atau bahaya, maka amigdala memicu HPA (''hypothalmic-hipofisis-adrenal'') aksis dan membajak otak rasional. Aktivitas emosional otak ini memproses informasi beberapa milidetik lebih awal dibandingkan otak rasional, sehingga dalam kasus dimana terdapat kecocokan, amigdala bertindak sebelum mendapat arahan apapun dari neokorteks dapat diterima. Namun bilaapabila amigdala tidak menemukan kecocokan apapundi antara stimulus yang diterima dengan rekaman mengenai situasi yang mengancam, maka tindakan yang berlaku ialah yang berdasarkanberdasar pada arahan dari neokorteks. Saat amigdala merasakan ancaman, seseorang dapat melakukan hal yang tidak masuk akal/irasional serta dapat pula melakukan perusakan.<ref>{{cite web|url=http://www.inspirations-unlimited.net/images/Hijack.pdf|title=Hijacking of the Amygdala|last=Freedman|first=Joshua|archiveurl=https://web.archive.org/web/20091122194535/http://www.inspirations-unlimited.net/images/Hijack.pdf|archivedate=November 22, 2009|deadurl=yes|accessdate=2010-04-06}}</ref>
 
Goleman menyatakan bahwa emosi membuat manusia mencurahkan semua perhatiannya sebab hal tersebut bersifat mendesak, kemudian memberikan rencana tindakan yang akan dilakukan dengan seketika tanpa berpikir dua kali. Komponen emosi yang muncul paling awal yakni apakah hal tersebut memangsa sayadirinya atau sebaliknya, sayadirinya yang menjadi pemangsa hal tersebut. Respon emosional yang muncul yakni dapat mengambil alih seluruh kerja otak dalam ukuran milidetik bila seseorang merasa terancam.<ref name="horowitz">{{Cite web|url=http://www.umass.edu/fambiz/articles/values_culture/primal_leadership.html|title=Emotional Intelligence - Stop Amygdala Hijackings|last=Horowitz|first=Shell|access-date=2010-04-06}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.shareguide.com/Goleman.html|title=Interview with Daniel Goleman|last=Hughes|first=Dennis|access-date=2010-04-06}}</ref> Pembajakan amigdala menunjukkan tiga tanda: reaksi emosional yang kuat, muncul secara tiba-tiba, dan realisasi setelah berlakunya suatu tindakan, bila tindakan yang diambil tersebut dirasa tidak pantas.
 
Goleman kemudian menekankan bahwa pengendalian diri merupakan hal yang sangat penting... saat menghadapi seseorang yang berada dalam pergolakan pembajakan amigdala,<ref>Daniel Goleman, ''Working with Emotional Intelligence'' (1999) p. 87</ref> untuk menghindari pelengkap dari tindakan yang timbul akibat pembajakan amigdala, baik dalam situasi kerja, maupun dalam kehidupan pribadi. Sehingga, sebagai contoh, salah satu kompetensi kunci dalam pernikahan ialah untuk setiap pasangan belajar menenangkan diri sendiri dari perasaan tertekan... tidak ada hal yang akan terselesaikan secara positif bila suami atau istri berada di tengah-tengah pembajakan emosi.<ref>Goleman, ''Emotional Intelligence'' p. 144</ref> Bahaya yang paling besar yang dapat terjadi ialah ketika pasangan menjadi musuh, ketika seseorang berada dalam cengkeraman pembajakan amigdala, yaitu pada saat memori emosional yang bersarang di [[Sistem limbik|limbik]] pusat otak, memerintah reaksi dan tindakan yang diambil tanpa menggunakan logika atau alasan yang rasional... sehingga menyebabkan tubuh merespon dengan cara memerangi atau melarikan diri (''fight or flight response'').<ref>Rita DeMaria et al., ''Building Intimate Relationships'' (2003) p. 57</ref>
Baris 15:
 
== Pembelajaran kembali ==
LeDoux mempunyai pandangan positif tentang kemungkinan belajar untuk mengontrol faktor pemicu amigdala dalam ledakan emosi. Sekali sistem emosional mempelajari sesuatu, pelajaran tersebut tidak akan pernah hilang. Apa yang terjadi pada saat melakukan terapi ialah terapi tersebut mengajarkan bagaimana mengendalikan sistem emosional—mengajarkan neokorteks cara menghambat amigdala. Kecenderungan untuk segera bertindak itu ditekan, sementara emosi dasar tetap dalam keadaan tenang."<ref>Goleman, ''NYTimes'', ''[https://www.nytimes.com/1989/08/15/science/brain-s-design-emerges-as-a-key-to-emotions.html?pagewanted=all Brain's Design Emerges As a Key to Emotions]''
</ref>
 
Baris 24:
 
== Referensi ==
{{Reflist|colwidth=40em}}[[:Kategori:Psikologi]]