Pengejaran SMS Goeben dan SMS Breslau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 30:
Kedua kapal yang sebelumnya dipesan kepada Inggris dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting untuk melawan provokasi Yunani serta meredam aktivitas separatisme yang sedang berlangsung di berbagai wilayah Kekaisaran Ottoman.{{sfn|Strachan|p=652-655}} Kekaisaran Ottoman ditaksir telah mengeluarkan dana senilai $30.000.000 pada saat itu untuk membeli kedua kapal tersebut, yang mana dana tersebut dihimpun dari sektor publik.{{sfn|Tuchman|p=164}} Inggris yang menyadari dirinya berada diambang perang besar, lebih mementingkan kedua kapal ini untuk dipergunakan sendiri ketimbang diserahkan kepada Kekaisaran Ottoman.{{sfn|Tuchman|p=164}}{{sfn|the Malta garrison}} Sir [[Edward Grey]] yang saat itu menjabat sebagai menteri luar negeri Inggris meyakini bahwasannya, dengan mengganti jumlah uang yang telah dikeluarkan untuk pembelian kapal, Kekaisaran Ottoman akan menerima dan memaklumi keputusan terkait pembatalan penyerahan kapal ini. Telegram pemberitahuan tersebut dikirimkan Inggris pada 3 Agustus 1914, tepat pada tanggal dimana Kekaisaran Ottoman menandatangani kesepakatan aliansi untuk bergabung bersama Kekaisaran Jerman di Blok Sentral.{{sfn|Tuchman|p=164}}
 
Meskipun telah menandatangani kesepakatan aliansi, Kekaisaran Ottoman pada saat ini masih tetap mempertahankan netralitasnya di mata publik internasional untuk tidak aktif terlibat dalam konfrontasi bersenjata. Kekaisaran Ottoman juga belum mau menyatakan perang terhadap Rusia ataupun melakukan blokade di Laut Hitam sesuai harapan Jerman. Hingga kemudian, dipicu berlabuhnya SMS Goeben dan Breslau di Konstantinopel pada 10 Agustus 1914, dan setelah berbulan-bulan melalui serangkaian diplomasi ataupun aksi militer yang rumit, pada 2 November 1914, Rusia, Perancis, dan Inggris mendeklarasikan perang terhadap kekaisaran Ottoman.
 
==Armada Sekutu di Laut Tengah yang terkait pengejaran==
Baris 37:
Perancis pada saat itu memiliki armada kapal terbesar di Laut Tengah{{efn|name= Perancis}}
 
==Kontak pertamaawal dengan blok sekutuSekutu==
Angkatan laut Inggris dan Perancis sebenarnya telah mewaspadai pergerakan SMS Goeben dan Breslau di Laut Tengah yang diyakini akan mengganggu kapal-kapal transportasi Perancis. Perkiraan ini sesuai dengan perintah Kaisar Wilhelm II yang telah mengintruksikan SMS Goeben dan Breslau untuk melakukan serangan di bagian barat Laut Tengah, sebagai antisipasi kembalinya pasukan Perancis dari koloninya di Aljazair ke Eropa, ataupun kemudian meloloskan diri ke Samudra Atlantik untuk kembali ke perairan Jerman. Namun, Jerman telah bersiap lebih awal akan hal ini — sebelum dideklarasikannya perang. Pada tanggal 3 Agustus 1914, Souchon telah mengarahkan kedua kapalnya ke Aljazair, dan dalam perjalanan, Souchon menerima kabar bahwa, Kekaisaran Jerman telah mendeklarasikan perang terhadap Perancis. Pada 4 Agustus 1914, setibanya di wilayah Aljazair, SMS Goeben kemudian membombardir kota Philippevile. Berselang 10 menit kemudian, SMS Breslau memborbardir kota Bône sesuai perintah Kaisar. Meskipun serangan ini mengakibatkan kerusakan yang relatif minor, serangan ini berhasil menunda pengiriman tentara Perancis ke Eropa. Setelah melakukan serangan tersebut, Wilhelm Souchon menerima telegram perintah lain dari atasannya— Alfred von Tirpitz dan Hugo von Pohl — untuk secara diam-diam berlayar ke Konstantinopel. Perintah ini berlawanan dan bahkan dilakukan tanpa sepengetahuan Kaisar Wilhelm II.
Angkatan laut Inggris dan Perancis sebenarnya telah mewaspadai pergerakan SMS Goeben dan Breslau di Laut Tengah yang diyakini akan mengganggu kapal-kapal transportasi Perancis atau meloloskan diri ke Samudra Atlantik untuk membantu armada laut Austria-Hongaria yang tengah bertempur.
 
Dikarenakan Goeben dan Breslau tidak dapat sampai ke Konstantinopel tanpa mengisi ulang bahan bakar yang berupa batubara, kedua kapal ini kemudian berlayar kearah timur menuju Messina.
By anticipating the outbreak of war between the Second Reich and France and the United Kingdom in the coming days, Rear Admiral Souchon planned an operation aimed at disrupting the deployment of French troops to Europe. After discharging fuel in the afternoon of 3 August 1914, he sailed with his team from Messina to the African coast. In the sea received a telegram radio France to declare war, and the morning of August 4, both cruisers began bombing selected targets land "Goeben" port of Philippeville , "Breslau" in Bône [8] . As long as the material damage was minor, the psychological and propaganda effect achieved was considerable: the transports of French troops to Europe were temporarily suspended [14] .
 
On the way back to Messina, where the German units were to re-supply the coal, they encountered the Mediterranean cruiser liner's "Indomitable" and "Indefatigable" flows in the opposite direction. Because at that moment Britain was not yet in a state of war with Germany (the declaration of the war was late in the evening, after the deadline for the British ultimatum and the German invasion of Belgium ), British ships had begun tracking only the German squadron .. Due to trouble with the propulsion systems, the British cruisers were unable to maintain the speed achieved by the Germans; the sight was supported only by the light cruiser HMS "Dublin", however, and its observers lost German ships in the dusk and fog. The next morning, when the United Kingdom and Germany were already in a state of war, the German squadron undisturbed wrapped to Messina [8] .
 
==Pengejaran==
Pascameletusnya Perang Dunia I, Kaisar Wilhelm II telah memerintahkan SMS Goeben dan Breslau untuk melakukan serangan di bagian barat Laut Tengah, sebagai antisipasi kembalinya pasukan Perancis dari koloninya di Aljazair ke Eropa, at
 
Kaiser Wilhelm II had ordered that in the event of war, ''Goeben'' and ''Breslau'' should either conduct raids in the western Mediterranean to prevent the return of French troops from North Africa to Europe, or break out into the Atlantic and attempt to return to German waters, on the squadron commander's discretion. On 3 August 1914, the two ships were en route to Algeria when Souchon received word of the declaration of war against France. ''Goeben'' bombarded Philippeville (now Skikda, Algeria) for about 10 minutes early on 3 August while ''Breslau'' shelled Bône (now Annaba, on the site of the ancient city of Hippo) in accordance with the Kaiser's order. Admirals Alfred von Tirpitz and Hugo von Pohl then transmitted secret orders to Souchon instructing him to sail to Constantinople, in direct contravention of the Kaiser's instructions and without his knowledge.
 
Since ''Goeben'' could not reach Constantinople without coaling, Souchon headed for Messina. The Germans encountered the British battlecruisers HMS ''Indefatigable'' and ''Indomitable'', but Germany was not yet at war with Britain and neither side opened fire. The British turned to follow ''Goeben'' and ''Breslau'', but the German ships were able to outrun the British, and arrived in Messina by 5 August. Refueling in Messina was complicated by the declaration of Italian neutrality on 2 August. Under international law, combatant ships were permitted only 24 hours in a neutral port.Sympathetic Italian naval authorities in the port allowed ''Goeben'' and ''Breslau'' to remain in port for around 36 hours while the ships coaled from a German collier. Despite the additional time, ''Goeben''<nowiki/>'s fuel stocks were not sufficient to permit the voyage to Constantinople, so Souchon arranged to rendezvous with another collier in the Aegean Sea. The French fleet remained in the western Mediterranean, since the French naval commander in the Mediterranean, Admiral Lapeyrère, was convinced the Germans would either attempt to escape to the Atlantic or join the Austrians in Pola.
 
==Pengejaran==
 
Souchon's two ships departed Messina early on 6 August through the southern entrance to the strait and headed for the eastern Mediterranean. The two British battlecruisers were 100 miles away, while a third, ''Inflexible'', was coaling in Bizerta, Tunisia. The only British naval force in Souchon's way was the 1st Cruiser Squadron, which consisted of the four armored cruisers ''Defence'', ''Black Prince'', ''Duke of Edinburgh'' and ''Warrior'' under the command of Rear Admiral Ernest Troubridge. The Germans headed initially towards the Adriatic in a feint; the move misled Troubridge, who sailed to intercept them in the mouth of the Adriatic. After realizing his mistake, Troubridge reversed course and ordered the light cruiser ''Dublin'' and two destroyers to launch a torpedo attack on the Germans. ''Breslau''<nowiki/>'s lookouts spotted the ships, and in the darkness, she and ''Goeben'' evaded their pursuers undetected. Troubridge broke off the chase early on 7 August, convinced that any attack by his four older armored cruisers against ''Goeben''—armed with her larger 28 cm guns—would be suicidal. Souchon's journey to Constantinople was now clear.