Tibet (1912-1951): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
+lihat juga |
|||
Baris 64:
Tibet telah menjadi [[Tibet di bawah kekuasaan Qing|di bawah kekuasaan administratif]] [[Dinasti Qing]] sejak tahun 1720. Setelah [[Revolusi Xinhai]] tahun 1911-1912, milisi Tibet melancarkan suatu serangan mendadak terhadap garnisun Qing yang ditempatkan di Tibet setelah [[kerusuhan Xinhai Lhasa]]. Setelah jatuhnya Dinasti Qing pada tahun 1912, para pejabat Qing di [[Lhasa]] kemudian dipaksa untuk menandatangani "Perjanjian Tiga Poin" untuk penyerahan dan pengusiran pasukan Qing di Tibet bagian tengah. Pada awal tahun 1912, [[Pemerintah Republik Tiongkok]] menggantikan Dinasti Qing sebagai pemerintah Tiongkok dan republik baru tersebut menegaskan kedaulatannya atas keseluruhan wilayah dinasti sebelumnya, yang mencakup 22 [[provinsi]] Tiongkok, Tibet ,dan [[Mongolia]].
Setelah pembentukan Republik baru tersebut, Presiden sementara Tiongkok [[Yuan Shikai]] mengirim sebuah telegram kepada [[Dalai Lama ke-13]], memulihkan gelar-gelar dia sebelumnya. Dalai Lama menolak gelar-gelar ini, menanggapinya bahwa dia "bermaksud menjalankan peraturan temporal dan kebiaraan di Tibet".<ref>Goldstein 1997, p. 31</ref> Pada tahun 1913, Dalai Lama, yang telah melarikan diri ke [[India]] ketika Qing mengirim [[Ekspedisi Tiongkok ke Tibet (1910)|sebuah ekspedisi militer]] untuk mendirikan pemerintahan Tiongkok langsung atas Tibet pada tahun 1910,<ref name="goldstein1997-28">Goldstein 1997, p. 28</ref> kembali ke Lhasa dan mengeluarkan sebuah proklamasi yang menyatakan bahwa hubungan antara kaisar Tiongkok dan Tibet "telah menjadi hubungan [[
== Lihat juga ==
|